Kita hanya dipertemukan,tidak untuk selamanya!

30 8 1
                                    

        Awan hitam mulai muncul dari persembunyiannya. Langit seolah ikut mengurungnya, suara hembusan angin begitu nyata. Rintik hujan yang mulai turun sedikit demi sedikit. Dingin itulah yang dirasakan dua insan yang berdiri mengamati sebuah batu nisan di depannya.Hanya terdengar suara isakan tangis yang tak henti-henti.

Tidak peduli seberapa derasnya hujan yang mengguyur mereka .Rasa sakit terlalu dalam, hingga sesak seperti mati rasa. Bagaimana jika orang yang selama ini selalu bersama,peduli dan sayang kepada kita,tiba-tiba hilang ataupun tiada. Penyesalanlah yang selalu datang paling akhir, disaat kita belum bisa membalas suatu kebikan darinya, dia terlalu cepat pergi menghilang. Apa boleh buat jika takdir berkata lain, kita tidak bisa melawan takdir yang sudah Tuhan rencanakan.

Terlihat wanita paruh baya juga gadis kecil menggunakan pakaian serba putih mengamati lekat sebuah tulisan yang tertulis pada benda didepannya itu. Gadis kecil sedang menggenggam erat ujung payung dengan tangan satu yang terulur memegang pundak wanita itu.

"Umi, Abi pelgi jauh ya?"

Wanita paruh baya itu duduk tergeletak sambil mengelus batu nisan tersebut. Dengan tatapan kosong menyiratkan kepedihan teramat dalam. Mendongkok sedikit keatas, melihat anak gadisnya menahan tangis dengan mata berkaca-kaca.

Tersenyum tipis . "Iya nak, Abi pergi , jauhh"

"Umi aku gak bisa ketemu sama abi lagi?"

"Ada waktunya kamu bisa ketemu sama abi"

Gadis kecil itu menangis sekeras-kersnya. Kemudian berjongkok, menjatuhkan payungnya dan memeluk wanita paruh baya itu dengan erat. Keduanya saling beradu tangis.

Rasanya seperti tidak mungkin, jika pagi tadi keluarga kecil itu sedang bercanda dan tertawa ria di ruang keluarga,kemudian salah satu mereka dikabarkan mengalami kecelakaan saat baru saja mengantarkan anak gadisnya kesekolah. Kebahagiaan singkat pagi itu seakan runtuh seketika. Seandainya waktu bisa diputar kembali, wanita itu tidak akan membiarkannya keluar. Sekali lagi, jika takdir itu bisa terjadi kapan pun dan dimana pun.

Keduanya melepaskan pelukan kemudian berdiri. Wanita paruh baya itu menatap sendu lalu memegang kedua bahu gadis kecilnya.

"Kita pulang yah, besok siang kita kesini lagi "

"Tapi, aku mau nemenin abi disini umi, kasian abi sendilian"

Wanita itu mengangkat wajahnya sedikit,menahan agar air matanya tidak jatuh lagi.

" Besok kita kesini lagi sayang, kamu basah kuyup nanti sakit abi bisa marah disana" ucapnya dengan senyum menyakitkan.

Sebelumnya, wanita itu menatap lagi kearah gundukan tanah tersebut .

" Saya berharap kamu bisa tenang dan bahagia disana. Saya berjanji akan membahagiakan gadis kecil kita " batinya. Menaburkan sisa bunga mawar dikeranjang,kemudian melangkah meninggalkan pemakaman tersebut.

APRILTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang