"Dek, bangun!"
Bina membuka selimut yang menutupi tubuhnya. Walau hari sudah hampir siang, tetapi Bina masih saja betah berlama-lama di bawah selimut bulu kesayangannya. Sebenarnya ini bukanlah kebiasaan. Hanya saja karena kejadian semalam saat bertemu dengan Doyoung, membuat kepalanya panas hingga berakhir pusing tujuh keliling.
"Dek, bangun!" Johnny kembali mengguncangkan tubuh Bina. Walau gadis itu sudah menyibakkan selimut dari wajahnya, ternyata Bina tidak kunjung bangun. Ia malah beralih memunggungi kakaknya itu. "Mau ikut nonton nggak nih?"
Bina membuka mata, tubuhnya langsung terbangun sesaat setelah mendengar ucapan Johnny. Bagaimana tidak, jika Johnny sudah menawari dan mengajaknya untuk nonton, sudah pasti Johnny pula yang akan mentlaktirnya. Bina tidak akan pernah menolak tawaran itu.
"Ikut!"
"Cepet mandi sono!" perintah Johnny sambil menarik lengan Bina supaya cepat bangkit.
Setelah berhasil bangkit, tak lupa Bina memeluk kilas kakaknya itu. "Tunggu, jangan ditinggal." Lalu ia bergegas menuju kamar mandi.
Tidak lama. Sekitar lima belas menit Bina sudah keluar dari kamar mandi. Tapi Bina berani taruhan, Bina mandi dengan bersih. Karena memang dirinya sudah terbiasa mandi secepat kilat saat alasannya pergi mandi adalah diajak keluar Johnny. Jika ia mandi terlalu lama, kakaknya itu akan membatalkan acara jalannya secara sepihak.
"Mas John, ayo!" Bina berteriak sambil menuruni tangga. Ia sudah siap dengan kaus tipis lengan panjang dan celana jeans hitamnya. Tidak lupa, ia juga mengalungi tas selempang kecil berwarna coklat tua yang hanya berisi ponsel dan kartu nama. Selama Bina pergi dengan Johnny, memang dirinya hampir tidak pernah membawa uang atau dompet. Katanya lebih baik begitu. Kakaknya itu sudah bekerja, jadi tidak ada alasan untuk Bina membawa uang jika pergi bersama Johnny.
Kata Mama, "kalau pergi sama Mas Johnny nggak usah bawa uang. Kamu nanti diapusi."
Mama pernah berkata seperti itu beberapa tahun lalu saat Bina masih SMA. Beberapa hari setelah lebaran. Saat itu THR Bina lebih banyak dari Johnny, dan dengan akal liciknya Johnny mengajak Bina jalan-jalan keliling kota. Saat mereka lapar, dengan santainya Johnny bilang, "pakai duit lo dulu, Dek. Gue nggak bawa cash." Dan sampai saat ini Johnny tidak mengganti. Johnny memang suka menggoda adiknya yang polos itu. Beberapa kali, sampai Bina tidak pernah sadar, kecuali jika Mama sudah turun tangan. Johnny akan habis oleh nasihat-nasihat Mama.
Mata Bina membulat sempurna sesampainya ia di ruang tamu. Dirinya bukan hanya melihat Johnny yang sudah rapi dan sedang sibuk memainkan ponselnya. Tetapi dirinya juga melihat Doyoung ada di sana, menyengir memperlihatkan deretan gigi.
"Mas, lo ngajak Doyoung?" tanya Bina yang moodnya sudah berubah sebal.
"Enggak," jawab Johnny santai, masih sibuk dengan ponselnya.
"Terus, ngapain Doyoung ada di sini?" Ia berucap menggebu, tidak terima jika Doyoung ikut.
"Johnny nggak ngajak gue. Tapi gue yang ngajak Johnny," singkat Doyoung.
Bina tergelak. Ia lalu memutar badan, "nggak jadi ikut!" Dirinya langsung pergi dari ruang tamu.
"Loh, kok nggak jadi ikut, Dek?" teriak Johnny. "Lo ada masalah sama Doyoung?"
Tidak ada jawaban. Sepertinya gadis itu sudah berlari dengan sebal menuju kamar.
Johnny mengalihkan pandangan pada Doyoung. Dibalas dengan gelengan. "Nggak ada masalah apa-apa gue sama adik lo."
"Tapi, Doy. Semalem kan lo yang nganterin adik gue pulang. Emangnya kalian dari mana?"
"Dari rumah gue."
KAMU SEDANG MEMBACA
Dosen Young | Doyoung✔
Fanfiction[SELESAI] [16+][CERITA KOMPLIT: DREAME] Bagaimana perasaan kamu jika hanya kamu satu-satunya mahasiswi yang tidak lulus salah satu mata kuliah dalam satu angkatan? Padahal kamu tidak pernah bolos, titip absen, dan melakukan hal yang dibenci dosen. S...