04. Sheina

82 17 1
                                    

Happy Reading...




Hari ini hari sabtu, dimana siswa siswi SMA Antariksa libur dari kegiatan belajar mengajarnya.

Pagi ini Ankaa masih terbaring nyenyak dikasurnya. Ia tak ada niatan untuk pergi kemana pun hari ini, jadi ia hanya ingin berdua dengan kasurnya saja.

"KAKAK IHHH BANGUNNN!!!," teriak Sheina membangunkan sang kaka, Ankaa

Sheina Izar Geminiara, gadis cantik imut nan lucu berumur 6 tahun tetapi sudah lancar berbahasa itu menaiki kasur sang kakak dan menepuk nepuk pipinya untuk membangunkan nya dari tidur nyenyak nya.

"Enghh"

"Kakak bangun ayo kita ke taman komplek kakk. Shei mau main," ucap Sheina dengan gemasnya membuat Ankaa mau tak mau bangun dari tidur nya.

Ankaa memangku Sheina, tersenyum menatap adiknya yang sangat menggemaskan itu. "Iyaa ayo kita ke taman. Tapi kakak mandi dulu ya, Shei tunggu disini jangan keluar kamar sendiri. Nanti Shei jatuh ditangga kakak marah, mengerti tuan putri?."

Sheina mengangguk patuh pada ucapan sang kakak, Ankaa pun bergegas menuju kamar mandi nya. Sedangkan Sheina memilih untuk menunggu sang kakak sambil memainkan game di posel Ankaa.

Disisi lain, Adara kini sedang berjalan santai disebuah taman komplek. Ia memutuskan untuk beristirahat sebentar dan duduk dibangku taman tersebut.

Adara tersenyum melihat banyak anak anak kecil yang berlarian kesana kemari. Tertawa lepas tanpa paksaan, bahagia bermain dengan teman sebayanya tanpa memikirkan pahitnya takdir yang harus ada dalam hidupnya.

Adara kadang iri pada anak anak itu, ingin rasanya ia kembali pada masa kecilnya. Ia ingin bermain, ingin tertawa, ingin segala kasih sayang dari kedua orangtuanya.

'Sulit untuk menjadi dewasa yang harus mengerti banyak hal. Sulit karena harus tau semua fakta pahit yang ditakdirkan dalam hidup ini. Takdir yang bahkan ga sama sekali diinginkan harus terjadi, menjadi dewasa tidak se menyenangkan anak anak itu bermain'

"Kakak cantik," sahut seorang anak kecil yang menghampiri Adara.

Adara tersentak kaget dari lamunan nya, namun ia cepat tersenyum saat melihat gadis kecil cantik itu, "Haii cantik"

Anak itu tersenyum manis, "Kakak.. Kakak mau ndak anterin Shei pulang kerumah?"

"Loh, emang kamu kesini sendirian?," tanya Adara bingung pada anak itu

Anak itu menggelengkan kepalanya. "Tadi Shei kesini sama kak Akaa, tapi tadi kak Akaa pamit mau beliin Shei eskrim kesana. Jadi Shei nunggu disini, terus tadi Shei diajak main sama temen Shei pas balik lagi kesini liat kak Akaa ngga ada. Shei takut pulang sendirian kakak cantik."

Adara tersenyum mendengarnya, "Lucu banget sih kamu," ujar Adara mencubit pipi gembul Sheina. "Yaudah kalo gitu, kakak anter kamu pulang tapi kamu tau kan jalan kerumah kamu? Kakak kan gatau."

"Tau ko kak, Ayo!!." Sheina menarik lengan Adara dan pergi menjauhi area taman itu.

Lain dengan Ankaa, yang kini tengah cemas saat tidak mendapati adiknya ditaman. Ia cemas pada Sheina karena ia tidak melihat Sheina ditaman itu usai ia pamit untuk membelikan Sheina es krim.

"Yaampun Sheii, kamu dimana sih dek." Ankaa mengacak rambutnya frustasi. "Pulang aja kali ya, siapa tau dia udah pulang duluan?," ujarnya sendiri lantas pergi untuk pulang kerumah.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 03, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

[01] ANKADARA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang