Hari ini adalah pagi yang sangat cerah dan karena hari ini weekend, jadi aku mau bertemu sahabatku Fiona. Aku memutuskan untuk menghubungi Fiona sekarang dan menyuruhnya untuk pergi ke taman pagi ini.
"Hallo, Assalamualikum" kataku untuk memulai percakapan di telepon.
"Waalaikumussalam Zah, tumben pagi-pagi gini nelpon" jawabnya.
"Kamu hari ni ada kegiatan gak Fi?"
"Kayaknya gak ada deh. Emangnya ada apa Zah?"
"Aku kangen sama kamu hihi, gak kok bercanda. Sebenernya aku mau ngajak kamu ketemu hari ini kalo kamu gak sibuk, ada yang mau aku ceritain nih"
"Oalah kirain ada apa, ya udah bisa kok. Mau ketemuan diman?" Tanya Fiona memastikan.
"Gimana kalo ketemuannya di Taman tempat biasa jam 9 nanti"
"Oke sip deh"
"Sip, ya udah ya Assalamualaikum" kataku mengakhiri percakapan kami.
"Waalaikumussalam" jawabnya.
***
Sekarang aku sudah berada di Taman. Yang biasanya aku dan Fiona selalu kesini hanya sekedar melihat pemandangannya yang asri dan sekalian curhat-curhatan gitu. Aku melihat sekelilingku dimana banyak sekali anak-anak kecil yang tertawa lepas karena tidak ada beban yang menghampiri mereka saat ini, mereka bermain dengan sangat senang. Tiba-tiba aku teringat dengan Fiona yang belum sampai dari tadi.
"Kok Fiona belum sampe juga ya" batinku.
Tak lama kemudian Fiona dateng dengan muka letihnya.
"Eh akhirnya ni orang udah sampai juga" kataku.
"Maaf ya Zah, tadi tu macet banget sumpah" jelasnya.
"Kamu naik apa kesini?"
"Mobil online" jawab Fiona
"Hmm pantesan macet. Ya udah sini duduk dulu"
Dan tiba-tiba ada orang yang jualan minuman menghampiri kami. Aku pun membeli minuman dingin untukku dan Fiona.
"Ini diminum dulu Fi"
"Iya makasih Za"
"Okey Sama-sama"
"Jadi kamu mau cerita apa nih sama aku" Fiona memastikan.
"Aku tu sebel Fi, kenapa sih semua orang itu mau ngirusin hidup orang lain. Apa-apa dikomentarin, harus ya?"
"Maksudnya ngurusin gimana Zah" tanya Fiona
Aku ceritakanlah semua kejadian yang aku alami dikampus kemarin, sama seperti yang aku ceritain ke Ibu semalem. Dan Fiona menyimak ceritaku dari awal hingga akhir tanpa memotong omnganku. Setelah aku selesai bicara tiba-tiba ada sepasang kupu-kupu terbang kearah kami.
"Eh cantik ya, kupu-kupu itu dulunya kepompong" Fiona berkata demikian.
"Iya metamorfosis Fi, anak SD juga tau kali" jawabku.
"Iya metamorfosis, kupu-kupu yang cantik itu dulunya bahkan dari ulet, yang dijauhin sama orang-orang, dia gak langsung jadi makhluk yang secantik itu, sama kayak kita yang butuh proses untuk jadi lebih baik. Metamorfosis ya proses belajar diri kita sendiri, Zahra sekarang harus belajar lebih baik lagi. Supaya nantinya jadi sosok yang luar biasa. Zahra harus berproses gak ada yang instan Za apa lagi dengan hati kita. Dan satu lagi kalo pake ukuran manusia gak ada yang bener makanya baik buat Allah aja itu lebih dari cukup" jelas Fiona kepada Zahra dengan sangat intens.
Zahra pun terdiam dengan ucapan yang Fiona lontarkan barusan. Zahra pun menangis tersedu-sedu karena ucapan Fiona yang luar biasa tersebut.
"Aku semakin yakin untuk bisa jadi orang yang lebih baik lagi Fi" kataku dengan isak tangisku.
"Gitu dong, ini baru sahabatku" jawab Fiona.
"Makasih banyak ya Fi, kamu emang sahabat yang luar biasa, aku kagum sama pemikiran kamu yang hebat itu"
"Iya Iya sama-sama"
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Menjadi Lebih Baik
Short Story"Saya tidak sebaik yang kalian pikirkan, namun juga tidak seburuk yang terlintas di hati kalian" -Ali bin Abi Thalib-