4. SOCRATES

348 52 7
                                    

Seperti yang diduga, Jaemin masuk ke list panitia untuk event sosial terbesar himpunan tahun ini.

Tapi, yang gak terduga adalah dia gak disuruh megang kamera lagi melainkan ikut turun langsung melayani warga, alias sebagai volunteer.

Jaemin reflek mencari nama Lia di divisinya, tapi gak ketemu. Ternyata, Lia diterimanya sebagai staff Pubdok. No problem, yang penting sama-sama panitia.

Jaemin kemudian menutup HP-nya dan lanjut makan lontong sayur, sambil nungguin Jeno dan lain-lain.

Gak lama Ecan dateng sambil nenteng helm, pasti gak kuliah ini.

"Oy," sapa Haechan, kemudian duduk sebelah Jaemin.

"Gak kuliah maneh?" tanya Jaemin.

Haechan menggeleng, "Horèam, ah. Abis tadi malem aing pulang, ini kesini aja perlu motivasi yang besar," ujarnya. (Horèam = ogah)

"Ckckck, kacau sia," ujar Jaemin, trus cuek lanjut makan lonsay.

Kira-kira gak ada 5 menit, sekarang Chenle yang dateng. Pas ngeliat ada Ecan disini langsung geleng-geleng kepala, sementara Ecannya cuma nyengir.

"CKCKCKCKCKCK," decak Chenle tapi dikencengin. Auk dah gimana tuh decak bibir tapi bisa berisik gitu.

"Aya tugas, teu?" tanya Ecan ke Chenle.

Chenle grasak-grusuk duduk dulu, baru berseru, "ADANYA KUIS!!"

"Ih, hayo siah, Can, mampus ga kuis," ledek Jaemin.

"Ah, kuis doang. Belom UAS," balas Ecan santai, dia udah mastiin ke ketua kelas soalnya dan hari ini emang gaada apa-apa.

"Pulang mulu belakangan ini kenapa, sih, Can?" ujar Jaemin.

"Biasa weh, si Umi kangen," balas Haechan. Jaemin asa ga yakin tapi yaudahlah.

"Eh, panitia SOCRATES udah keluar?" ujar Chenle, kemudian ngecek namanya. Socrates itu nama acara yang dimaksud tadi, btw.

"Liatin dong, gua apaan. Pasti logistik lagi nih, moned," ujar Haechan.

"AHAHAHAH, IYAK," tawa Chenle.

"Lu apa, Le? Fundraising lagi?" tanya Jaemin. Chenle mengangguk. Ya seorang Zhong Chenle emang udah paling pinter deh cari duit. Koneksi dimana-mana, cuy.

"Lo tumben ga pegang kamera, Jaem," celetuk Haechan, ikutan liat di HP Chenle.

"Iya siah, kaget juga aing. Tapi kemaren emang udah mohon-mohon gua ke Kak Sohye, 'plis kak terima gua plis'," ujar Jaemin.

Baru Jaemin ngomong gitu, Jeno muncul dari pintu kantin. Lusuh banget mukanya, maklum abis matkul killer, namun no worries, tetap tampan.

"HAHAHAH, MUKA LO KENAPA," ledek Chenle. Taulah ya ketawa ngeledeknya Chenle kayak apa, kalian pasti terngiang-ngiang.

"Pusing banget anjeng, ngantuk banget gua tadi tapi gak berani merem jadi ketahan gitu, anying, paham gak sih lu,"  gerutu Jeno, beneran puyeng anaknya.

Haechan ketawa, "Iya, Bos, iya, duduk dulu sini,"

"Socrates udah pengumuman, btw, Jen," ujar Jaemin.

"Oiya? Gua dapet apa, Jaem?" tanya Jeno.

"Eh, apaan yak, galiat punya lu," ujar Jaemin kemudian ngecek HP-nya lagi.

"Idih, tumbenan," celetuk Chenle.

Haechan kemudian iseng nanya, "Kalo Choi Lia, divisi apa, Jaem?"

Upin dan Ipin Inilah DiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang