9. Hidden Things

241 33 7
                                    

Setelah Yuna kegep sama Yeonjun, Yuna langsung panik-panik ajaib dan pulang bareng Jeno.

Beberapa hari setelahnya masih berjalan kayak biasa tapi gak biasa. Yuna jujur gak suka banget ada di situasi gak jelas tebak-tebakan gini, makanya akhirnya nanya langsung ke Jeno.

"Gapapa, kok..." jawab Jeno.

Yuna akhirnya lega, tapi gak sepenuhnya seneng.

Kok gapapa sih...

"Yang kemaren siapa, emang? Temen kamu?" tanya Jeno sambil nyedot es teh.

Yuna menggeleng, "Kating aku di UKM, anak Adbis," jelasnya.

"Oh... Akrab, ya," ujar Jeno. Yuna jadi ?????

Kedengerannya santai memang, tapi Yuna yang denger tuh kayak GIMANA SIH HSHSHSHSH.

"Jangan cemberut terus, dong," goda Jeno, nyolek dagu cewek itu.

Yunanya cuma mesem-mesem, tapi dalem hati masih bergejolak. Bingung harus gimana sama Jeno.

Tapi yaudahlah, mungkin emang beneran gapapa. Jenonya juga udah haha-hehe kayak biasa.

Tapi kok gitu doang sih HHHHHH.

______

"HAI MILEAAA," sapa Haechan saat memasuki kantin.

"Apa, Ehsan," balas Lia.

"JIAKH EHSAN, kalo gua Ehsan berarti Jaemin Mail, Li," ujar Haechan kemudian ikut nimbrung di meja tiga srikandi.

"Kok Mail?" tanya Lia.

"Yah, masa gak nyadar lu Si Jaemin kadang mirip Mail? Bukan jualannya, tapi telernya," ujar Haechan.

"Buset, semuanya aja jadi karakter Upin Ipin anjir," celetuk Yeji.

"Lah, iye, Can. Kan Jaemin udah jadi Ipin masa tiba-tiba jadi Mail?" ujar Ryujin.

Haechan keliatan kayak mikir sebentar, kemudian geleng-geleng kepala, "Halah, tau ah pusing gua. Lu jadi jarjit aja, Ryu," ujarnya.

"LAH?????" ujar Ryujin BINGUNG BANGET.

"Gajelas banget lu, Can. Sumpah," ujar Lia geli sekaligus aneh.

"Eh, tapi bener Li, Jaemin tuh kadang mirip Mail, kadang mirip Jarjit juga, bukan mukanya tapi karakternya, paham gak sik?!" ujar Haechan serius.

Ryujin tiba-tiba ketawa, "Trus kalo ketawa kadang mirip Luigi," ujarnya.

"HAHAHA, Iya, anjer," balas Haechan.

"Masa, sih? Kayaknya Jaemin ya Jaemin aja," ujar Lia.

"Ah.. dia mah jaim mulu kalo sama lu. Najis, heuh," ujar Haechan kemudian beranjak pergi beli jajan.

"Eh, Can, maneh gaada kelas?" tanya Ryujin setengah teriak.

"Ada, tapi geus telat daripada diomelin mending trobos wehlah, cabut," ujar Haechan santai, kemudian balik lagi ke meja bawa segelas minuman.

"Idih.. cabutan wae sekarang, ih. Yang bener apa, Can," ujar Ryujin, Haechan cuma ngangguk-ngangguk.

"Lagian kalo gaada temen cabut gek aing juga takut, da. Killer Si Bapa, mah, untung ada Jaemin cabut juga jadi kalo kena masalah aing ga sendirian," jelas Haechan.

Lia mengernyitkan dahinya, "Jaemin cabut? Kemana?" tanyanya.

Haechan balas mengangguk, "Iya, dia bilang ada urusan negara gitulah, auk apaan. He, pasti ga bilang, yah? Jaga imej dibilang," ujarnya.

Upin dan Ipin Inilah DiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang