03. Our Distance (1)

20 9 14
                                    

[Jarak. Terkadang jarak itu perlu. Untuk mengerti sendu juga merajut rindu.]

Tring tring tring

Alarm dari ponsel Woojin berbunyi.
Seperti biasa, dia bergegas siap-siap untuk kesekolah. Ketika membuka pintu ada wanita di depan pintu kamarnya.

Woojin terdiam. Terpaku. Tercegat.

"Apa aku mengganggumu?" Tanya wanita itu pada Woojin.

"Tidak. Tentu tidak."

"Aku dengar hari ini ada rapat orang tua murid untuk persiapan ujian kalian."

"Ya, begitulah."
"Kenapa kau tak bilang. Bukankah aku walimu sekarang? Atau kau tak butuh aku.?" Nada bicara wanita itu memelan, seperti sedikit kecewa.

"Maafkan aku. Tapi Anda tak perlu khawatir tentang itu. Bukankah orang tua yg hadir dalam rapat itu adalah orang tua yg berpengaruh untuk sekolah? Toh aku baru 4 bulan ini pindah." Woojin menjawab dengan tenang.

"Aku tak tau apa yang kau pikirkan. Lakukan apapun yang ingin kau lakukan." Wanita itu pergi meninggalkan Woojin.

Wanita itu adalah ibunya Jihoon. Rumah mewah dengan halaman yang sangat luas itu juga milik keluarga Jihoon.

Sejak beberapa bulan yang lalu wanita itu mencari Woojin lalu mengajaknya kerumah itu. Pada awalnya Woojin menolak, tapi dia mengatakan bahwa itu adalah salah satu keinginan ayahnya. Woojin tak bisa menolak wasiat orang yang sudah meninggal.

"Asal kau tahu. Setiap kali aku melihat wajahmu, aku teringat pengkhianatan suamiku. Kalau saja dia tidak memintaku untuk menjagamu jika wanita itu tiada. Aku tak pernah sudi." Gumam wanita itu dengan mata berbinar, seperti akan menangis.

.
.
.
.

Woojin tiba disekolah dengan hati yang sedikit tak nyaman.

Woojin berjalan melewati koridor sekolah. Dan hampir tiba didepan kelasnya. Tapi langkahnya memelan lantaran melihat Mina bersama temannya yang bernama Eunbin.

"Hei" sapa Mina dengan gembira dan senyum manisnya.

Woojin hanya melihat sangat sebentar, tanpa respon apapun, bahkan tak menjawab sapaan itu.

"Kau tak dengar aku?" Tanya Mina, tapi kali ini dia seperi mengikuti Woojin.

"Woojin-ssi!" Mina sedikit lebih kencang memanggil sambil memegang blezer Woojin.

Langkah Woojin terhenti.
"Ada apa.?" Ucap Woojin dingin sambil melihat kebelakang.

"Makasih untuk yang kemarin."
"Tidak apa." Woojin kembali berjalan ke mejanya.
"Mari berteman. Kau tertarik masuk klub karate nggak?" Mina masih mengikuti Woojin ke mejanya.
"Tidak tuh." Jawab Woojin seadanya.
"Ayoklah. Kan sayang, kau bisa membantu melatih para anggota yang lain." Bujuk Mina dengan memegang pergelangan tangan Woojin.

Sontak saja Woojin terkejut. Secara spontan dia menarik tangannya.

"Eh maaf."

Woojin yang terkejut tadi langsung berdiri dan berjalan keluar kelas.

"Kau ini Mina. Kenapa membuatnya kaget seperti itu. " Ucap Eunbin sedikit meringis sambil menepuk pelan bahu Mina.

"Ya aku refleks saja." Ucap Mina mengerutkan keningnya.

Tiba-tiba semua mata tertuju pada satu titik. Jihoon berjalan menuju mejanya.

"Wah. Jihoon selalu muncul dengan kerennya." Ucap Eunbin sembari melihat kearah Jihoon.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 11, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Distance Duo ParkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang