CHAPTER 1

23 6 2
                                    

Rambut kuning setengah jingga, mata biru dengan sedikit hijau keunguan. kulit putih tanpa cela. Seragam hitam putih dengan dasi bercorak merah hijau membuatnya semakin anggun.

"Anak-anak, perkenalkan dia adalah putri pengacara Janson. Seminggu yang lalu baru saja pulang dari Negara Swehug. Mohon anak-anak bisa berteman baik dengannya," kata Gissel. Wali kelas XI Glaider class.

Haih, sudah setahun sejak pertama kali aku menginjakkan kaki di planet ini. Bumi? Aku ingin kembali ke bintang!

"Halo semuanya, aku Vennetta Parreira. Panggil terserah saja, bisa Venn, Etta, atau margaku, terserah kalian, hehe. Senang bertemu kalian!"

▪¤▪

FLASHBACK

"Pengacara Janson, Pengacara Janson!"

"Bagaimana akhir kasus aktris Fesyel karena narkoba? Apa sudah dijatuhi hukuman? Atau masih penyelidikan lanjut?"

"Ya, Pengacara Janson mohon jawabannya."

Kedua telinga Etta tertarik mendengar beberapa perkataan asing di telinganya.

"Pengacara? Aktris? Narkoba? Apa itu?"

"Heheheh, sepertinya bahasa disini sama saja hanya beberapa kata yang tidak kuketahui. Syukurlah."

Vennetta masih diam di tempatnya. Memandangi kerusuhan tidak jauh dari tempatnya berada.

"Permisi, permisi, saya tidak bisa berkomentar banyak tentang masalah ini."

Terlihat Pengacara Janson terganggu dengan wartawan yang bertanya dan menghalangi jalannya.

"Hm? Apa orang itu tidak suka?"

Pengacara Janson mencoba kabur dari ramainya masa yang menuntut penjelasan. Namun bergerak beberapa langkah saja begitu sulit. Sebuah kaca seluas pintu rumah dari gedung bertingkat terlihat terjun bebas. Kedua mata Etta dapat menangkap jelas kaca tersebut akan jatuh tepat menimpa Pengacara Janson.

Vennetta dengan cepat terbang dan menarik kerah Janson dan terbang menjauh.

Brug!

Vennetta dan Janson terjatuh. Vennetta masih belum bisa menggunakan kekuatannya dengan baik. Baru beberapa saat yang lalu ia terlahir kembali dengan kemampuan aneh tentu saja ia masih perlu beradaptasi lebih. Tidak heran jika terbang pun ia tak dapat mendarat dengan sempurna.

Hal yang sepatutnya mengherankan adalah Vennetta terbang di depan Janson. Ini salah satu hal yang dapat membuat hidup Vennetta kedepannya berantakan.

"Si, siapa kamu?" Janson membentak keras. Vennetta terkejut melihat wajah ketakutan dan teriakan kencang Janson. Vennetta berdiri dengan tangan bersedekap.

"Heh, panggil aku leluhur! Bersujud di hadapan makhluk suci ini. Aku akan memberi ampun padamu," kata Vennetta angkuh.

Janson berdiri, mengambil kacamata dan tas kotak hitam miliknya. Ia menghembuskan nafas panjang.

"Hah, bagaimana bisa gadis cantik dan muda yang seharusnya punya masa depan cemerlang malah menjadi penggila film seperti ini, ckckck!"

I AM YOUR ANCESTORTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang