Dahulu aku pernah meminta sebuah waktu, waktu yang mungkin tidak pernah bisa tergantikan oleh apapun kecuali penyesalan. Begitu banyak hal yang ingin aku habiskan tapi semua itu kembali dengan waktu.Waktu begitu mengubah segalanya dengan cepat hingga tanpa sadar kita semua pernah kehilangan sebuah momentum.
Dahulu aku pernah berpikir "adakah waktu mereka untuk anak kecil ini." Ya, aku berpikir sedemikian dalam diumur yang masih sangat kecil, mungkin tidak hanya aku yang berpikiran sedemikian rupa.
Bahkan aku tidak ingat momentum apa yang pernah aku lakukan dengan mereka saking tidak pernahnya mungkin?
Menyedihkan sekali jika diingat, aku pernah meminta atau bahkan mengemis sebuah waktu.
Mereka itu dahulu sangat sibuk, sibuk mengejar sesuatu yang mungkin tidak terlalu penting dikejar.
Mereka mengira jika "materi" dapat menebus segala hal tapi mereka tersesat setelahnya.
Padahal jika dipikir ada hal yang bisa dikejar selain materi. Apa lah daya sebuah materi jika tidak waktu.
Semuanya berubah hingga sekarang mereka menginginkan waktu ku.
Aku selalu bertanya-tanya, apakah aku harus memberi waktu untuk mereka?
Mereka selalu menyalahkan ketika aku hanya berdiam diri dikamar sepanjang hari.
Tidak sadarkah mereka?
Jika mereka yang membuatku menjadi seperti sekarang.
Benarkan?
Waktu tidak bisa kembali dengan sangat indah.
Bolehkah aku bertanya?
Mengapa kalian dahulu tidak pernah ingin menghabiskan waktu dengan ku?
Mengapa kalian hanya ingat dengan materi, tidak ingatkah kalian dengan anak kecil ini?
Sekarang.
Apakah kalian menyesal?
Menyesal karena melewatkan begitu banyak momentum yang mungkin bisa jadi memori indah didalam otak ku?
Kenapa kalian baru sekarang bilangnya?
Tidak tahu kah kalian? Ketika aku masih menjadi anak kecil ada beberapa hal yang aku iri kan.
Mulai dari, aku iri melihat teman diminta pulang untuk tidur siang olehnya ibunya.
Kemudian, aku iri ketika mereka disuapi oleh ibunya ketika sedang bermain?
Kalian tahu posisiku? Aku hanya mampu melihat itu dengan penuh harapan.
Harapan jika suatu hari nanti kalian mampu membuatku diposisi saat itu.
Ah, tapi itu hanya sebuah harapan.
Harapan ku yang kalian patahkan saat itu.
"Bu, boleh minta suapin aku gak pas main gitu? Biar kaya yang lainya."
Tahu tidak? Jawaban apa yang aku dapatkan?
"Ibu capek pulang kerja, makan sendiri aja, jangan manja."
Jangan manja.
Jangan manja.
Jangan manja ya?
Selama ini aku manja ya?
Penolakan lagi, lagi, dan lagi aku dapatkan.
Oke, mungkin ibu benar. Ibu capek pulang kerja demi uang jajan ku saat itu.
Tapi ibu tahu gak?
Waktu kecil sebenarnya aku ga perlu uang jajan yang banyak.
Aku hanya perlu waktu kalian saja.
Tolong jangan pernah meminta aku untuk menjadi anak yang selalu meminta waktu dengan sia-sia.
Dahulu aku mungkin masih belum mengerti apapun.
Tapi sekarang aku paham, kalian hampa tanpa diriku.
Kalian menyesal telah membuang waktu yang sangat berharga itu kan?
Kalian ingin mengulang waktu yang mungkin terlewatkan bukan?
Pak, Bu, terimakasih telah memberiku banyak arti kehidupan.
Aku tidak pernah menyesal pernah meminta waktu dengan kalian.
Walaupun aku tidak bisa memberikan kalian waktu yang cukup banyak dengan kalian.
Tolong ingat selalu, aku tetap menyayangi kalian apapun itu kondisinya.
Terimakasih telah memberiku kesempatan untuk bisa menikmati indahnya dunia yang penuh kekejaman ini.
..........
Terimakasih telah membaca cerita sudut pandang ini.
Salam dari penulis
KAMU SEDANG MEMBACA
Sudut Pandang
General FictionCerita ini diketik atas sundut pandang penulis, maaf jika terdapat sebuah kalimat yang tidak sesuai dengan pendapatmu.