Ch.1(Devian brave aldrich)

38 1 0
                                    

   Mata hitam kelam anak kecil itu menatap kosong ke depan jika dilihat, dari perawakannya usianya mungkin sekitar 11 tahunan,kakinya yang ramping berayun ayun.Baju nya yang berwarna biru khas seorang bangsawan membuat pinggang nya yang ramping tercetak dengan jelas.
Kakinya yang dibalut celana berwarna hitam sebatas lutut dengan sepatu kecil pas di kakinya menambah kesan anggun.ditambah topi baret berwarna senada dengan bajunya,membuat siapapun yang melihatnya mungkin terpesona.
Saking terlarutnya dalam lamunan sampai tidak tersadar akan kehadiran seseorang yang berjalan dengan angkuh ke arahnya

"Hei,Apa yang kau lakukan disitu?"
  Suara dingin dan dalam yang menyapa indra pendengarannya, membuatnya tersadar.itu kakak laki lakinya,Devian brave.

"Hanya...berfikir"
   Jawab lelaki itu,suaranya terdengar pelan persis seperti gumam an,yang rupanya menimbulkan desisan tidak suka dari sang kakak yang menatapnya sinis

"Memangnya kau punya otak untuk berfikir"
   Perkataan pedas itu tidak membuat lelaki kecil itu takut,justru dia menatap sang kakak yang lebih tua 7 tahun itu tepat pada manik mata coklat sang kakak yang berkilat benci
Menatapnya

"Beraninya kau menatapku seperti itu!--"
   Baru saja tangan kanan nya terangkat untuk memukul wajah putih pucat milik sang adik,tapi tertahan ketika mendengar gumam an yang keluar dari bibir mungil sang adik yang ternyata sudah tidak menatapnya melainkan menunduk ke bawah

"Kau hanya tidak tahu,oh,mungkin belum tahu"
   Kemudian wajahnya terangkat lagi dengan sebuah seringai yang belum pernah dilihat oleh Devian,sepanjang dia mengenal sang adik,matanya terasa berbeda seakan menyiratkan tanda bahaya jika dia berani berlama lama menatap mata kelam itu,membuat Devian mengalihkan pandangannya asal jangan menatap mata itu
lelaki kecil itu terkekeh lalu bangkit dari duduknya kemudian mengebas ngebaskan bajunya yang agak kotor,sehingga debu² kecil berterbangan

"Kau..."
    Geraman Devian membuatnya lagi² seakan tersadar,dia mendongak menatap sang kakak dengan ketakutan yang kentara dilihat dari pancaran mata hitam besar miliknya
Terasa sangat berbeda dari sebelumnya

"A--ada apa m--my prince??"
   Tanya nya dengan suara gagap,sambil memilin ujung bajunya yang membuat baju itu agak kusut, wajahnya dia tundukkan ke bawah

"Tidak ada apa-apa!"
    Devian menjawab dengan dingin, seraya meninggalkan sang adik. Sendirian...

Lelaki mungil itu menatap bingung Devian,karna biasanya lelaki jangkung itu tidak akan pernah pergi sebelum membuat sebuah luka di tubuh mungil miliknya
'Huh??'
Dia memiringkan kepalanya dulu sebelum kemudian menggeleng ribut, menghilangkan segala spekulasi yang bertengger di kepalanya
  Tidak mungkin seorang Devian brave aldrich tidak lagi membenci dirinya

Lelaki mungil itu memilih berjalan menyusul kakaknya yang sudah tidak lagi terlihat oleh pandangannya
Tapi ini aneh,dia sedang berada di sebuah tempat kumuh,yang mana tidak mungkin ada seorang bangsawan yang mau datang kesini, tapi mengapa Devian bisa sampai disini? Apa dia mengikutinya?
  Lagi lagi lelaki mungil itu menggeleng dengan sebuah senyuman miris,mana mungkin.

Dia berjalan hingga tanpa sadar sampai di sebuah mansion besar, yang pintunya dijaga oleh dua orang pengawal berbadan tegap.
Ketika baru sampai didepan pintu dengan segera salah satu dari penjaga itu membuka pintunya
Tanpa berkata apa² lagi lelaki mungil itu melangkah masuk,bukannya mau sombong atau apalah itu... tapi setiap kali dirinya berbicara dengan kedua orang itu tidak pernah sekalipun mereka menjawab,membuatnya jengah sendiri
   Langkah nya pelan,dia berjalan menuju sebuah ruangan yang lumayan besar yang mungkin adalah kamarnya...ruangan itu luas dengan sebuah kasur ukuran king size,cermin besar dengan meja sebagai pelengkapnya,tidak lupa lemari baju yang berisikan pakaian bangsawannya,dinding ruangan itu dominan berwarna biru tua dengan hitam,yang ada sedikit retakan di ujungnya.

Dark LordTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang