•Chapter 2

24 7 1
                                    

Sejak saat itu, aku menjadi lebih dekat dengan Marchel. Meskipun aku sudah memiliki pacar. Kami juga sering berangkat bersama dan pulang bersama. Bahkan kami juga sering telfon hingga larut malam.

Lama kelamaan aku merasa lebih nyaman dibandingkan dengan Nevan. Nevan memang baik. Tapi Marchel jauh lebih baik.

Akhir akhir ini Nevan mengetahui kedekatan ku dengan Marchel. Dia menjadi sangat cuek padaku. Aku memakluminya, karena ini memang salahku.

Suatu saat aku pulang bersama Marchel, dia mengantarku sampai ke rumah. Tapi tanpa kusadari Nevan juga sudah berada di depan gerbang rumahku.

"Makasih Marchel" ucapku setelah turun dari motornya

"Sama sama" Jawab Marchel dengan senyum manisnya.

Bughkkk

Tiba tiba Nevan datang dan langsung meninju wajah Marchel. Membuat ia jatuh tersungkur dan motornya pun ikut jatuh menindih tubuhnya.

"Apa apaan lo deketin pacar gue!" Ucap Nevan marah sambil terus menyerang Marchel.

"Nevan stop!" Ucapku frustasi.

"Lo juga apa apaan hah? Udah tau punya pacar masih deketin cowo lain?! Kurang apa gue sama lo! Dasar murahan!"

Plaakk

Aku menampar pipi kanan Nevan dengan sangat keras hingga wajahnya berpaling.

"Jaga ucapan lo!" Ucapku sambil menangis.

Bughkkk

Marchel datang dan meninju rahang Nevan, membuat wajahnya memar.

"Jangan pernah sakitin cewe ya anjing!"

Aku bisa melihat raut kemarahan dari wajah Marchel. Dia sangat marah dengan ucapan Nevan tadi.

Aku tidak sanggup untuk berada disitu lagi untuk melihat perkelahian mereka. Akhirnya aku lari masuk ke dalam rumah.

"Dek lo kenapa" Tanya kak Antha

Aku tidak menjawab pertanyaannya.

"Dek bilang sama kakak siapa yang bikin lo nangis? Jawab!"

Aku sama sekali tidak menjawab pertanyaannya dan langsung berlari menuju kamarku.

Sampai dikamar aku langsung membantingkan diriku di kasur dan menangis disana.

Aku sangat tidak menyangka Nevan akan berbicara seperti itu padaku. Nevan ku yang sangat halus. Dia menjadi sangat kasar.

Mungkin aku salah, aku sudah memiliki Nevan tetapi aku menginginkan Marchel.
Tapi aku merasa aku tidak salah sepenuhnya. Memang apa salahnya memiliki rasa kepada orang lain?

Setelah puas menangis aku akhirnya mandi untuk menenangkan diriku.
Selesai mandi aku membuka HP. Aku tersenyum saat melihat notifikasi dari Marchel.

LINE

Marchel:*
|Al
|Al
|Kamu ngga apa-apa kan?
|Aku minta maaf ya
|gara-gara aku kamu
|jadi begini
16.40

Iya Chel|
Aku ngga apa-apa kok|
Harusnya aku yang|
Minta maaf sama kamu|
Kamu ngga apa-apa juga kan?|
16.45
read

Marchel:*
|iya aku baik-baik aja kok
|Udah ya jangan nangis
16.46

Iya iya|
16.47
read

Aku dan Marchel chat hingga malam. Kami membahas banyak hal. Baik yang penting ataupun tidak. Marchel sangat menghibur ku, hingga aku bisa melupakan semua ucapan Nevan tadi.

War of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang