A Secret

446 54 17
                                    

-- awas ada typo!!!--

Wajah khawatir dan cemas sangat terlihat sesaat ketika Jongin membuka pintu rumahnya. Disana terlihat Sehun dan juga sang ibu tengah duduk di ruang tengah sambil bercengkrama, entah apa yang mereka bicarakan. Dengan langkah pelan Jongin melangkah lebih dekat pada keduanya. Ibunya lebih dulu melihat keberadaan Jongin dan langsung menghampiri putera kesayangannya itu.

"Kau dari mana saja? Ibu dan yang lainnya khawatir dengan keadaan mu"

"Jongin baik, ibu" Jongin mengulas senyum tipis pada sang ibu, bermaksud untuk menghilangkan rasa khawatir ibunya.

"Jika kau ada masalah bicarakan baik-baik nak, jangan menghilang seperti ini. Ibu takut terjadi sesuatu yang tidak baik padamu"

"Nde, maafkan aku bu"

"Ya sudah, ibu akan masuk dulu. Sehun, kau menginap saja malam ini sudah terlalu larut jika kau pulang"

"Nde eommonim, selamat malam"

"Selamat malam"

Ibu berlalu pergi ke kamarnya dan menyisakan Jongin bersama Sehun dalam keadaan diam. Sehun tentu khawatir pada kekasihnya itu, tapi setelah melihat keadaan Jongin yang seperti ini membuat hatinya bingung. Jongin terlihat seperti sedang ada masalah dan enggan membaginya pada Sehun.

"Sudah lama?" Ucap jongin pada Sehun yang sedari tadi tidak membuka suaranya.

"Tidak, aku kesini karena kau tidak mengangkat telfon ku. Aku juga menelpon ibu dan ternyata ibu juga tidak tahu kau ada dimana".

"Ahh begitu ya" Ucap Jongin dengan wajah yang terlihat sedih.

"Aku takut kau kenapa-napa, ini sudah malam tidak biasanya kau pulang selarut ini. Dan kenapa tidak menjawab panggilan ku?" Sehun bertanya dengan kekhawatiran yang ia rasakan pada kekasihnya.

Ada rasa senang di hati Jongin ketika ia mendengar jika Sehun masih peduli kepadanya, tapi mengingat jika semua ini karena sikap Sehun yang mulai berubah hati Jongin seperti dihantam oleh batu besar. Jongin tidak boleh berharap lebih pada kekasihnya ini, karena semakin kesini Sehun semakin terlihat jika ia menyembunyikan sesuatu yang besar dari Jongin namun menutupi nya dengan berpura-pura khawatir pada keadaannya.

Membayangkan hal itu hati Jongin terasa teriris. Kekasihnya yang dulu hanya miliknya kini sudah mulai menjauh, tak ada lagi waktu Sehun untuk menemani Jongin bahkan hanya sebentar. Ia harus memohon lebih hanya untuk meminta agar Sehun menemaninya. Mungkin benar, kesadaran akan dirasakan setelah adanya kehilangan, batin Jongin.

"Jongin, kenapa diam?" Sehun sedari tadi memanggil Jongin karena tak kunjung menjawab pertanyaannya.

"Ah nde Maaf Sehun, aku hanya merasa lelah dan ingin istirahat. Kau bisa pulang sekarang, tak perlu khawatir karena aku baik baik saja. Kau hati hati dijalan, aku akan ke kamar. Selamat malam Sehun".

Sehun termangu melihat sikap Jongin yang dingin seperti ini. Sehun yakin jika ia bahkan tak melakukan salah apapun yang bisa saja membuat Jongin marah padanya. Tapi entahlah, Sehun tak ingin berpikir buruk tentang kekasihnya. Ia pun beranjak dan memilih untuk pulang seperti yang dikatakan Jongin tadi.

.
.
.
.

Beberapa hari berlalu, namun sikap Jongin semakin tak bisa ditebak. Ia menghindari Sehun seolah kekasihnya itu adalah seorang penjahat yang bisa saja melukainya. Sudah selama itu pula Jongin bahkan sangat jarang membalas pesan Sehun, dan selalu beralasan jika sedang sibuk dengan membernya. Sehun tak ingin ambil pusing, dan memilih untuk bertemu dengan orang itu juga temannya yang lain.

Sesampainya ditempat yang sudah mereka sepakati, Sehun masuk dan duduk dimeja yang sudah mereka pesan sebelumnya. Hingga pada akhirnya, orang itu datang dan duduk tepat di samping Sehun. Sehun tentu senang, bahkan ia menyambut dengan senang hati kedatangan wanita itu. Namun tanpa mereka semua tahu, Jongin disana. Menyaksikan sendiri bagaimana kedekatan kekasihnya bersama wanita itu, bahkan temannya yang lain pun terlihat sangat mendukung dengan hubungan keduanya.

Air mata yang tadinya ia tahan sudah tak mampu lagi untuk dibendung, hatinya serasa diremas dengan kuat. Kepercayaan yang ia berikan rusak bahkan hancur. Jongin berusaha menahan isak tangisnya. Salah nya juga karna terlalu jauh untuk mencari tahu hal ini. Padahal sudah jelas jika Sehun memang sedang dekat dengan orang itu. Tak seharusnya Jongin berlaku seperti ini. Sekuat apapun Jongin menahan, hatinya akan tetap hancur, orang yang selama ini menjadi alasannya untuk bertahan juga berbalik menghancurkannya. Lantas, apalagi alasan Jongin untuk bertahan dengan semua ini?

.
.
.
.

TBC

Weewww Udah karatan kayanya ya work ini.

Ga ada momen, Ilham juga ga Dateng buat ngasih ide 😪.

Jadilah work ini seperti tenggelam ke dasar samudra.

Yaudah lah, aku juga gatau apa yang aku tulis.

Semoga bisa dipahami ya hihi

Makasih udah mau baca work ini 🙏

See you ♥️

20220317

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 17, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

A Secret Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang