Rambut hitam tergerai, mata indah menatap, tanggan halus memerah, pipi basah menirus. Oh malangnya nasib mu.
Didalam ruangan 2 x 3m kamu manangis meringkuk memegang kedua kaki, hilang rasa dingin tak beralas, hilang rasa takut yang mencekam, hilang rasa lelah yang memuncak.
Tidak ada lagi senyuman, tidak ada lagi sapaan. Hanya diam dan menangis.
"sorry sir, time to visit is up" suara itu membuyarkan lamunanku yang sedang menatap lirih kearahmu.
Ini sudah berjalan 4 bulan dari kisah menyakitkan itu. Mata indah itu masih menatapku dikala ku bisikin kata pamit sambil tersenyum. Ku pengang lembut tanggan yang mulai memerah bekas ikatan ini sesekali ku tiup lembut sambil menahan tangis.
Tiar Camela ku wanita teguh, cantik dan angun ku berubah menjadi diam seperti tak bernyawa, sesekali tersenyum lalu mananggis lagi tanpa henti.
"Sorry bro untuk sementara kita belum bisa membuka ikatan ditanggannya untuk menghindari percobaan bunuh diri lagi". Kata pria berjas putih dihadapanku.
Tiar mengalami depresi berat yang berdampak buruk pada suasana hati, perasaan, stamina, selera makan, pola tidur, dan tingkat konsentrasinya. Orang yang terserang depresi biasanya akan merasa hilang semangat atau motivasi, terus-menerus merasa sedih dan gagal, dan mudah lelah atau yang lebih parahnya lagi ingin mengakhiri hidupnya. Iya, Tiar sudah beberapa kali melakukan percobaan bunuh diri, mulai dari gantung diri, minum banyak pil, sampai cutting. Ayah dan bunda sudah membawa Tiar ke Psikolog atau Psikiater terkenal dikotanya. Sampai pada akhirnya kita semua memutuskan Tiar untuk dirawat di Shalter khusus yang dibangun paman ku beberapa tahun lalu di Singapur.
"Are you ok bro ?" Kata dokter dihadapanku sambil menepuk pelan pundakku.
"Yaah, im ok" balasku dengan senyum getir.
"Percaya sama gua, Tiar pasti baik-baik aja" katanya sambil tersenyum menyakinkan. "Come on bro, mana nih sepupuh gua yang selalu yakin sama pilihannya".
Namanya Dimas sepupuh sekaligus dokter utama Tiar. Dimas sudah mengenal Tiar jauh sebelum kejadiin ini, dan dia selalu bilang Tiar akan bisa sembuh dan baik-baik aja. Tapi berkembangan Tiar sanggat lama bahkan untuk diajak bicarapun masih belum bisa.
Drrrttt drrrttt drrrttt getar dari handphone mengakhiri bercakapan ku dengan Dimas.
"Hallo bun?"kata ku sambil mengangkat telpon.
Keluarga Tiar masih tinggal di Indonesia ayahnya masih harus menunggu masa pensiunnya 3 tahun lagi, sayang kalo harus pindah merawat Tiar ke singapur. Lagi pula mereka 2 minggu sekali bergantian menjenguk Tiar kesini.
"Bunda gak usah khawatir ya Topic bakalan jagain Tiar kok" balasku untuk menutup sambungan telpon dari bunda.
Bunda selalu menelpon hanya untuk menanyai keadaan ku dan Tiar disini, setiap hari.
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Topic POV
"Kamu gak capek yaa ti ?"
"Capek apa ?" Jawab Tiar .
"Capek untuk pura pura gak cinta? ".
"Cinta ?" katanya sambil menatap kearahku tajam.
"Kamu tau gak alasan aku dulu gak suka kamu deket dengan Rian ?"
Hening. Tiar menundukkan kepalanya.
"Karena kamu cinta sama Rian ? Sepintar apa pun kamu menyembunyikan itu aku tau Ti. Dari semua yang kamu lakuin untuk Rian itu berbeda dengan apa yang kamu lakuin buat aku. Tatapan mata kamu, perhatian kamu, cara kamu memperlakukan Rian. Semuanya udah cukup buat kamu. dan aku rasa sekarang Rian juga harus tau tentang perasaan Kamu".
"Rian gak harus tau semuanya. Aku udah cukup bahagia ngeliat dia bisa bahagia dengan pilihannya".
"Bohong kamu Ti" Bantahku cepat.
"Makasih atas perhatian kamu sama aku. Tapi aku mohon jangan campurin urusan pribadi aku !!" Balas Tiar yang sudah berdiri dari kursinya.
"Tiar aku cinta sama kamu, kalian sudah cukup dewasa untuk menyelesaikan masalah perasaan kalian ?"
"Gak semudah itu !!! aku mohon berhentilah mencintai orang yang udah nyakitin kamu !! bahkan berkali kali !! Dan aku rasa kamu udah cukup dewasa untuk mengerti hal ini !". Balas Tiar yang langsung pergi meninggalkan ku.
Beberapa bulan setelah percakapan itu Tiar mengirimiku Undangan pernikahannya dengan menuliskan Note kecil berwarna pink "Terima kasih karena kamu sudah menjadi bagian ter indah dalam hidup ku, Terima kasih karena sudah menyadarkanku tentang perasaan ini, dan maaf atas kesalahan yang terjadi diantara kita. Aku selalu mendoakan yang terbaik untuk mu. Kita masih tetap bisa bersahabatkan ?" Ditambah emotion senyum diakhirnya.
Marah,bingung, kecawa secara bersamaan. Tidak tau apa yang harus ku lakukan seribu pikiran jahat terlintas dipikiranku, tapi apa daya kebahagiakan Tiar bukan dengan ku. Mencoba ihklas dengan mendatangi pernikahannya untuk sekedar memberikan ucapan selamat atas pernikahan mereka, tapi malah disambut dengan tanggisan orang orang dirumah kedua pengantin bahkan mobil ambulance masih terlihat didepan rumah. Tubuh gemetar mencari tumbuan, belum bisa mencerna apa yang sedang terjadi, Wanita itu wanita yang harusnya menjadi ratu hari ini malah terhuyung huyung lemah digotong oleh sang ayah. Habis semua kata yang ingin ku ucapkan. Hanya mampu menatap wanita ku menanggis merunta runta, memohon prustasi bahwa ini hanya mimpi, meminta keadilan atas takhirnya. Oh tuhan ini sangat menyakitkan.
⚠️ BACA CERITA INI SETELAH BACA VERSI JATUH DAN CINTA !!!
#Jangan Lupa Vote dan Follow ya kalo kalian suka sama ceritanya 💋
#Haii guyss 👋🏻👋🏻👋🏻❤️❤️💕💕 akhirnya aku coba untuk nulis lagi, gak sabar liat exacted kalian lagi, semoga cerita baru TENTANG TIAR ini bisa mengobati rasa kangen kalian ya...
#Buat Team TiarRian jangan sedih ya hidup kan harus terus berlanjut. Dan gak akan pernah tau ada kejuatan apa kedepanya.
![](https://img.wattpad.com/cover/212196309-288-k682231.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Cerita Baru Tentang Tiar
Teen FictionSiapa yang tidak mengenalku ? Orang - orang biasa menyebutku, si kasihan. Aku benci tatapan itu. Aku benci orang - orang itu. Aku benci hidup ku. Aku benci menjadi Tiar Camela.