Teman kecil kembali lagi

45 15 2
                                    

Sekarang telah pukul jam 6 pagi. Waktunya aku pergi ke warung untuk membuka warung. Setiap hari aku selalu membuka warung sekitar kurang lebih jam 7 pagi dan tutup pada jam 5 sore.

Sesampai di warung, aku mulai membersihkan warung dan membukanya. Belum beberapa menit, sudah banyak sekali pembeli yang berdatangan. Mungkin karena cuman warung ini satu satunya di desaku. Maklumlah, namanya juga desa, masih jarang sekali warung disini.

Aku sangat senang sekali, banyak pembeli yang berdatangan. Tapi disisi lain aku sedih, karena tidak bisa membawa ibu pergi ke rumah sakit. Kenapa sih rumah sakit itu mahal sekali? Apa orang desa kaya kami tidak boleh sakit? Benar benar teramat sulit hidup ini.

Aku sangat berharap sekali bisa menjadi orang yang kaya, bisa membawa ibu ke rumah sakit, dan ibu bisa cepat sembuh.

Lelah? Iyalah pasti. Siapa sih yang tidak lelah dengan keadaan seperti ini. Aku harus menjadi tulang punggung keluarga, dan aku juga harus merawat ibu yang sakit.

Tapi tidak apa apa. Mungkin ini sudah takdirku. Ya... mungkin Tuhan telah merencanakan yang baik untuk hidupku ke depannya. Aku harus bersabar atas semua ini.

Tiba-tiba dari kejauhan aku melihat sosok pria yang sedang berjalan membawa koper ke arah warungku. Mungkin dia dari kota. Tapi aku penasaran sekali, aku tidak pernah melihat dia sebelumnya. Apa dia orang baru? Ah ya sudahlah, ngapain juga aku ngurusin orang lain.

"Eva, beli mineral 1 ya" ujar pria itu. Loh kok dia tahu nama aku sih? Dia siapa? aku tidak mengenalnya. Apa sebelumnya dia pernah tinggal disini? Mungkin aku lupa.

"Kok tahu nama aku sih?" sambil memberikan mineral kepadanya. Aku penasaran sekali kenapa dia bisa tahu namaku.

"Kamu tidak kenal aku?... sama sekali tidak mengenal aku?" ujar pria itu dengan nada sedikit tinggi karena syok dengan aku yang tidak mengenalnya.

"Aduh Eva... Aku ini Lukas. Masa kamu ga kenal aku sama sekali sih? Aku kan teman kecil kamu Eva" ujar pria itu.

"Hah? Lukas?" sambil memikirkan apakah aku benar-benar mengenal dia.

"Oh... Ya ampun, aku lupa. Udah lama kita engga bertemu, makanya aku jadi sedikit lupa hehe. Maaf ya" ujar diriku.

"Kamu itu ya, masa sih bisa lupa sama cowok seganteng dan sekeren aku ini." ujar Lukas dengan kepedeannya.

Ya, Lukas itu memang ganteng dan keren. Dia teman aku waktu kecil. Kita sering bermain bersama sewaktu kecil. Lukas itu tetangga ku, makanya kita sangat dekat sekali waktu kecil. Walaupun umur dia jauh lebih tua 5 tahun dari diriku. Hingga pada akhirnya, dia pergi bersama orangtuanya meninggalkan desa ini sewaktu lulus SMP dan memilih untuk tinggal di kota.

Aku tidak mengenalinya karena gaya dia sudah sangat berubah, mungkin karena dia tinggal di kota dan pergaulannya agak berbeda.

"Aku lupa karena gaya kamu itu udah sangat berbeda Lukas, makanya aku tidak mengenali kamu" ucap diriku.

"Kamu itu ya belum tua aja udah lupa sama aku. Memangnya selama ini kamu ga pernah kangen sama aku?" ucap Lukas.

Dengan senyum terpaksa ku menjawab...

"Maaf ya Lukas aku jadi lupa sama kamu karena aku punya banyak masalah disini" ucapku dengan lemas.

"Masalah apa Eva?" jawab Lukas.

Ya benar, semenjak Lukas pergi aku sedih tidak mempunyai teman yang bisa sedekat aku dengan Lukas.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 03, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

OBSCURITYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang