PROLOG

38 4 0
                                    

"Saya atasan kamu, seharusnya, kamu jika bicara menghadap ke saya. Saya sudah sabar lo ya" Sakar Alan berusaha agar tidak memekik.

Jelas saja, mana mungkin ia berteriak kepada sekretarisnya dengan pekikan alay dan lebay? Ya kalik ada direktur begitu. Kecuali, direktur ganjen

"Serah gue lah" Bantah Alin berusaha menetralkan jantungnya. Entah mengapa jika berhadapan dengan Alan membuatnya Narveous

Helaan nafas Alan mulai terdengar, walaupun ia sedikit kesak eh ralat banyak kesalnya dengan gadis bernama Alinna ini, ia tidak boleh memecatnya

Karena gadia ini adalah anak kliennya, dan bisa dibilang kliennya itu sering membantu Perusahaan milik Alan.

"Dengarkan saya. Lanjutnya terserah kamu mau ngapain. Yang penting jangan membuat keributan lagi. Oke? Saya mau mengerjakan berkas. Bagaimana jika kamu mengerjakannya?" Tanya Alan lembut. Ia tidak akan bisa kasar seperti tadi

"Nggak ah. Sya lagi nggak mood ngerjakin. Anda saja. Saya mau tidur" Ucapnya lalu beranjak kedalam ruangan pribadi Alan

Memang seharusnya Alan yang tidur. namun, semuanya untuk Alin. Itulah janjinya kepada orang tua Alin

"AAAARGGGH!" Intinya saat ini Alan sedang berteriak kencang

"Diam bodoh!" desis Alin dari dalam ruangan. Alan langsung kicep mendengarnya

"Whats wrong with my boss?" Tanyanya sendiri.

••

Awalan prolog

Last Chapter?

Vote and coment ya

WHATS WRONG WITH MY BOSS?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang