FIVE

10 1 0
                                    

Sore ini, Alin berniat untuk pulang dan segera pergi kesalon. Setelah ia puas mempermalukan Alan, ia juga kasihan makanya ia membantu membuat proposak yang kabarnya entah kemana.

Puk!

Suara tepukan dibahu Alin. Alin yang semula tengah mebata berkas penting pun menoleh kepada pelayan kantor. Unurnya, sekitar berkepala tiga namun tetap cantik.

"Hallo Mrs. Saya belum kenalan ya? Hem, bukankah kamu putrinya devan?" Tanya Ibu itu.

"Oh iya. Nama saya Alinna" Ujar Alin sopan lalu menyalimi tangan Ibu itu.

"Oh neng Alinna toh, nama saya Jenar mbak. Suami saya pelayan caffe kantor" Perkenalan telag usai. Alin memakai tasnya dan berjalan turun ke lift.

Seseorang dari tadi tengah menatapnya dengan senyum smirk yang dapat diartikan sesuatu

Drrrt Drrrt

Ponsel Alan bergetar. Oh ternyata yang menelfon adalah Mamanya. Hh, rupanya akan ada perang dunia ketiga. Dan, pasti intinya mengenai jodoh Alan yang tidak muncul.

"Hallo"

"Haloo. Pokoknya sekarang bawa pacar kamu kerumah. Kalau tidak, bunda bakalan jodohin!"

Tut tut tutt

Rupanya sambungan telefonnya terputus. Dan, pastinya diputuskan dahulu oleh sang ibu tercinta.

Tiba, tiba ide jahil terlintas di otak Alan yang glowingnya  sebelas duabelas dengan bumi. Haha.

Alin!

Nama yang tidak sengaja mampir diotaknya. Alan menatap Alin yang sedang mematikan laptop mrek ternama tersebut.

"Alinna" Seru Alan dengan Alin. Bagaikan slow motion, Alin memutar kepalanya dari depan kekiri demi melihat seseorang yang sedang memanggilnya. Rambut yang tergerai indah itu tergerak rapi menambah kecantikan diri dari dalam Alinna.

Setelah menyadari siapa yang memanggilnya, ia mendengus kesal. Pasti dan pasti adalah boss nya yang sangat,,,, mengesalkan!

Ia merubah raut wajahnya, yang semula sopan kini menjadi kusut dan kusel. Tapi, menurut Alan itu malah lebih cantik dari sebelumnya.

Eh?

Alan menggelengkan kepalanya lalu dengan senyum smirknya ia melangkah mendekati Alin yang menampilkan wajah ditekuk.

"Apaan?" Tanyanya kasar.

"Wuuu santai neng. Ayo pulang bareng saya." Ujar Alan lalu menarik tangan mulus Alin sedikit paksa.

"Apaan sih pak? Saya bawa mobil ya!" Desisnya lalu menepis kasar tangan Alan.

Alan berdecak! Lalu tatapannya beralih kearah kunci mobil yang tergeletak di naas meja. Diam diam, Alan mengambilnya lalu menyembunyikannya dibalik saku celana kantornya.

"Oke. Sekarang, dimana kunci kamu?" Tanyanya santai sambil memainkan jam tangannya. Alin mendengus kesal, dengan kesal ia mengambil kunci yang tergeletak.

Tapi?

Kok nggak ada??

Mata Alin ingin keluar sangking melototnya, ia menatap Alan yang sedang tertawa dengan keras. Dengan marah, Alin mencubit pinggang Alan keras. Sehingga menimbulkan sang empu menjerit kesakitan.

"Awsss aw aw. Sakit bego!" Pertana kali, seorang Alandno mengucapkan kalimat kasar kepada pegawai kantornya. Alin yang melihat reaksi Alan tertawa puas. Bukannya mengembalikkan kunci mobil,Alan langsung ngacir meninggalkan Alin yang sedang menumpahkan segala umpatan.

"Woi. Kunci gua. Bego lu land!" Umpat Alin keras. Alan hanya terkikik geli menanggapi sikao sekretarisnya itu.

Klik.

Pintu Lift tertutup rapat. Alan hanya menampilkan wajah datarnya. Sedangkan Alin yang tadinya kusut bertambah kusut.

"Udah kamu bareng saya saja" Ujar Alan ketika sudah sampai diparkiran kantor khusus para petinggi.

"Ya!" Jawab Alin malas. Energinya sudah terkuras habis untuk marah saat ini.

Alin menutup pintu mobil secara kasar. Lalu menyumpal telinganya dengan earphone silver yang selalu dibawa kemana mana. Kapanpun dan Dimanapun.

Lagu Shape Of You-Ed Sheeran sudah mampu membuat Alin merasa sedikit tenang, walaupun masih ada rasa kesal dengan sikap Alan yang suka seenaknya.

"Sampai" Seru Alan ketika mobil Lamborghini merahnya sudah sampai dipakaran rumah asrinya.

Ia sudah tidak sabar menunggu tanggapan Ibunya. Pasti ibunya akan membatalkan perjodohan kuno itu. Dan pastinya, ibunya lama kelamaan tidak akan suka dengan sikap Alin yang jutek.

Dasar Alan, menilai orang dengan covernya saja. Ya, mungkin Alan juga seperti perkiraan kalian. Wajahnya saja sudah nyahoo. Apalagi sifatnya? Uhh kenyataannya salah. Sifatnya yang diluar memang tegas dan sedikit kejam, tapi, jika sudah mengenal Alan, sifanya itu sebelas duabelas seperti pantat sepongebob.

"Loh inik--" Alin belum sempat melanjutkan komentarnya, sudah ada yang memekik dahulu.

"ANAK BUNDA BAWA JODOH!" Pekik seseorang.

'Whats wrong with she?'Batin Alinna.


••

Tebece!!

Akhirnya. Kalyan ga kangen sama w? w aja kangen masak kalian nggak? Wkwk

Intinya kalo mau next chapternya cepet! Jan lupa Vote and Coment yha breyyy.

Bai baii



Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 10, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

WHATS WRONG WITH MY BOSS?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang