TWO

17 4 0
                                    

Pagi ini, Alan memakai kemejanya dan langsung menyambar Kertas kertas dokumen penting untuk persiapan rapat esok hari

Ia berjalan mengambil kunci mobil dan jangan lupakan memakai sepatu gaya pengusaha. Setelah semuanya check up ia langsung pamit kepada ayah bundanya

"Bun, Alan kekantor ya" Ujarnya lau menyalimi bundanya

"Cari jodoh!" Pekik Bundanya ketika alan sudah jauh dari mata. Sedangkan sang ayah malah tertawa cekikian

"Jodoh lagi jodoh lagi" Kesalnya. Jujur saja, orang paling sabar didunia mungkin dimenangkan oleh Alan

Alin kini tengah menonton acara televisi yang memyebarkan gosip gosip mengenai artis. Tiba tiba tayangan televisi terjatuh pada 'Seorang pengusaha yang tidak mendapat jodoh' itulah yang dibucarakan

"Tampanyya" Gumamnya tanpa sadar.

"Apakah anda tidak berniat mencari jodoh?"

"Tidak"

"Mengapa seperti itu?"

"Jodoh datang sendiri"

"Kau sangat tampan tuan"

"Wow, trimakasih"

"Senyumlah sedikit"

"Oke, bayar aku 4 juta dollar"

"Cih, mata duitan" itulah kata akhir Alin kemudian mematikan televisi. Tidak bekerja, tentu, ia sedang mencari pekerjaan

Tiba tiba Devan berada disampingnya dan mengelus rambut sang anak. Alin memejamkan matanya meresakan elusan sayang dipuncak kepalanya

"Kamu bosan?" Pertanyaan konyol yang memang ia sudah tau jawabannya

"Iya" Hanya kata itulah yang keluar dari mulut Alin. Ia memang tidak segan untuk menjawab, namun ia juga tidak terlalu banyak bicara kepada orang lain

"Kenapa? Sudah memikirkan cari kerjaan apa?" Tanya Devan lagi. Alin hanya menggelengkan kepalanya

"Papi, carikan!" Titahnya dengan muka cemberut

"Oke, kau ingin menjadi apa?" Tanya Devan lagi dan lagi
"Direktur? Atau yang lain?

"Sekretaris" Jawabnya antusias. Entah mengapa, kemarin baru saja Alin melihat drama korea berjudul 'whats wrong with secretary kim' ia malah ingin me jadi sekretaris

Bukan Sekretaris yang takut boss, namun, boss yang takut dengan sekretaris. Itulah impiannya

"Wah, kenapa tidak direktur saja? Kamu cukup lihai dengan hal itu" Ucap Devan lagi. Memang hari ini Devan memutuskan untuk tidak bekerja. Ia ingin Quality Time bersama anak istrinya

"Papi, please" Ujar Alin disertai puppu eyesnya. Dengan gemas Devan mencubit hidup mancung nan mungil milik Alin. Alin mengusap usap hidungnya yang sedikit kemerahan

"Baiklah sayang, kau ingin dimana? Dikantor Papi? Atau kantor yang lain?" Tanya Devan lalu mengambil Handphonenya

'What? Kantor Papi?? No no and Big No! Nanti dikira mamah muda lagi. Ck ck ck' Batin Alin lalu menggelengkan kepalanya

WHATS WRONG WITH MY BOSS?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang