Viera Aldama Cantika

3 0 0
                                    

Viera sedang melamun ditaman samping rumahnya, taman yang sengaja ayahnya buat untuk menyenangkannya waktu dia masih berumur 6 tahun. Viera Aldama Cantika gadis cantik dengan sifat lugu dan polosnya itu,  digemari banyak sekali pria. Berbeda beda pula lelaki yang pernah menembaknya tetapi dia tolak.

Viera selalu beralasan ingin menyelesaikan sekolahnya dulu hingga ada seorang laki laki yang tidak pantang menyerah selalu mengejarnya, baik padanya, memberikan perhatian layaknya seorang pangeran pada putrinya.

Viera tersadar dari lamunannya saat Fira, bundanya menepuk pelan pundaknya.

"Melamun lagi?" Tanya Fira yang tengah tersenyum pada anak perempuannya.

"Nggak bun, cuma lagi bengong doang" Viera, anak perempuan Fira dan Alvin satu satunya itu tersenyum sangat manis.

"Itu sama aja sayang, kamu ngelamunin apa sih? Akhir akhir ini bunda lihat kamu ngelamun terus" Viera menoleh kepada bundanya yang sudah duduk disampingnya.

"Nggak ngelamunin apa apa"

"Sayang, bunda nggak pernah ngajarin kamu buat bohong. Kalo kamu masih belum mau cerita sama bunda, nggak papa. Bunda pasti bakal tunggu sampai kamu mau cerita" Mata Viera berkaca kaca, dengan segera dia memeluk bundanya. Malaikat tak bersayap yang dia miliki ini, selalu mengerti setiap ada masalah yang menimpanya.

"Cantika mau kok cerita sama bunda, maafin cantika ya bun. Cantika udah bohong sama bunda" Fira tersenyum lembut kepada putri kecilnya itu. Usia Viera memang sudah tidak kecil lagi bahkan dia sudah berusia 16 tahun, tapi sikapnya yang sangat manja itu membuat dia seperti seorang anak kecil.

"Cantika kalo belum siap nggak usah cerita dulu, lain kali bunda juga bakal dengerin kok"

"Cantika mau cerita sekarang"Fira mengangguk, menatap putri cantiknya itu lekat lekat.

"Cantika digangguin sama orang bun"

"Didigangguin kenapa? Kok bisa sayang?"

"Waktu itu Cantika disuruh ngambil buku diperpustakaan sama bu Rere, tapi malah Cantika dikunciin diperpustakaan. Nggak tau siapa yang ngunciin, tapi malah bu Rere yang minta maaf sama Cantika" Cantika memang tidak pernah berbohong dengan bundanya, dia selalu bercerita tentang semua hal yang dia alami.

"Kok Cantika baru cerita sama bunda?"

"Cantika takut bunda nanti jadi khawatir sama Cantika"

"Bunda khawatir dong sayang, emang di sekolahan ada yang nggak suka sama kamu. Kamu pernah jahat sama orang?"

"Cantika nggak tau bun. Setau Cantika, Cantika nggak pernah jahat sama orang" Viera mendekat kearah bundanya, menyandarkan kepalanya di pundak Fira.

Fira percaya apa yang dikatakan putrinya itu benar, setau dia putrinya itu hanya gadis yang manja dan polos. Bagaimana dia bisa menyakiti orang dengan sikapnya yang lugu dan polos itu? Mungkin ada seseorang yang tidak menyukai anaknya.

"Ya udah, masuk yuk. Disini dingin" Fira menggandeng tangan Viera, mengajaknya masuk kedalam rumah. Udara malam memang sangat dingin.

"Bunda nggak usah khawatir sama Cantika ya"

"Iya, tapi kamu harus hati hati" Cantika mengangguk sambil tersenyum, memperlihatkan lesung pipi dikedua pipi chubbynya.

"Cantika ke kamar dulu ya bun" Pamit Viera, mencium kedua pipi bundanya. Dan dibalas dengan sayang oleh bundanya, Viera kemudian berjalan pergi meninggalkan Fira, yang masih khawatir dengan dirinya.

"Assalamualaikum"pintu terbuka menampilkan sosok laki laki yang usianya berselisih 3 tahun dengan Viera.

"Baru pulang Kentako?" Laki laki itu menyengir, kemudian mencium punggung tangan bundanya.

"Iya bun, tugas hari ini banyak banget. Mampir ke perpustakaan deh"

"Lain kali kalo pulang telat kabarin bunda" Kentako, kakak kedua Viera itu mengikuti bundanya yang tengah duduk disofa ruang keluarga.

"Cantika sama Carren mana?"

"Udah pada dikamarnya lah, kan udah malem. Udah sana kamu mandi, habis itu tidur"

"Iya bun, aku ke kamar dulu ya" Fira mengangguk tersenyum kepada anak laki lakinya yang sudah dewasa itu.

Viera Aldama Cantika satu satunya anak perempuan di keluarganya, mempunyai 3 kakak laki laki yang salah satu dari mereka adalah kembarannya, kakak laki laki pertamanya bernama Kealano Alzico, kakak keduanya
Kentako Algivari, kakak kembarnya Carrendo Aldevano, dan mempunyai adik laki laki yang bernama Keano Aljaguar.

Viera sangat disayangi keluarganya karena sifat ceria dan lugu yang dimilikinya. Gadis berusia 16 tahun yang sulit sekali ditebak.

Viera memejamkan matanya, perlahan lahan dia mulai memasuki alam mimpinya.

*+*

Viera terbangun karena jam kecil berbentuk kucing yang berada diatas mejanya mulai mengalunkan lagu yang telah disetelnya.

Viera menguap kemudian mengusap ngusap matanya. Bangun dari tidurnya, menuju ke kamar mandi.

"Hallo semua" Ucap Viera saat menuruni tangga.

"Jangan teriak teriak sayang"

"Iya iya bun" Viera duduk dikursi sebelah kakak kembarnya.

"Cantika, hari ini lo bareng gue aja ya. Jangan bareng Carren" Ajak Kentako yang duduk dihadapan Viera.

"Terserah deh, yang penting aku dianter sampai tujuan" Ucapnya kemudian menyantap makanannya dengan lahap.

"Tumben lo ngajak Cantika bareng, ada udang dibalik batu tuh" Kentako yang mendengar sindiran dari adiknya itu, menatap sinis kearah Carren.

"Serah gue dong, Cantikanya aja mau"

"Lo berdua bisa diem nggak, orang lagi pada makan malah berisik" Ucap Kealano dengan nada galak.

Carren dan Kentako terdiam, mereka memang sangat takut dengan kakaknya itu, karena kakaknya itu selalu mengancamnya. Berbeda dengan Cantika dan Keano, Kealano selalu bersikap baik dan lembut pada kedua adiknya itu.

"Yah, bun, aku berangkat dulu ya" Ucap Kealano yang sudah menghabiskan makanannya. Mengecup punggung tangan ayah dan bundanya.

"Hati hati ya, jangan ngebut" Nasehat Fira yang diangguki oleh Kealano.

"Ayah juga mau berangkat deh" Setelah mengatakan itu Alvin beranjak dari tempat duduknya, mencium kening istrinya dan kedua pipi Viera.

"Cantika juga udah selesai, kak Kenta masih lama?" Viera beranjak untuk memakasi sepatu, kemudian mencium punggung tangan bundanya, berpamitan dengan Carren dan Keano.

"Nggak, ini udah selesai" Kentako segera mengambil tasnya, berpamitan dengan bunda dan adik kecilnya Keano.

Hari ini Kentako menggunakan motor sport merah miliknya, memboncengkan Viera kemudian melesat pergi dari rumah. Tak lupa mereka mengucapkan salam kepada Fira.

"Carren belum berangkat?"

"Ini mau berangkat bun, Assalamualaikum" Carren pamit kepada Fira, mencium pipi Keano. Kemudian ikut melesat pergi.

"Bunda, Keano mau nonton kaltun" Keano beralih ke gendongan Fira, menuju ruang keluarga.

Fira meninggalkan Keano sebentar untuk membersihkan meja makan, lalu kembali ikut menonton kartun dengan anaknya.

*+*

Gerimis belum tentu hujan
Gelap belum tentu menyeramkan.
Tapi guntur selalu berkata bahwa angin kencang akan datang, membawa berita dari dia yang kurindukan...

Hola, terimakasih telah membaca ceritaku. Semoga kalian suka ya

Ini cerita coba coba aja, tapi kalo kalian suka aku akan coba buat lebih menariknya

Silahkan komentar dan klik tombol bintang jika kalian suka, Bye...!

Maaf ya kalo jelek, typo bertebaran...

Perfect enemy pairTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang