pakaian seragam yang terlihat rapi dia kenakan, dengan beberapa polesan bedak dan sedikit lip glos di bibirnya untuk sekedar menyegarkan raut muka yang sudah terlihat kusut.
perasaan yang campur aduk antara senang sekaligus takut dengan yang akan dia hadapi nanti. Langkah demi langkah menuruni tangga menuju kantor di bawah loteng .Sambil memegangi tralis besi di sepanjang anak tangga itu.
terlihat dua orang kakak kelas duduk di depan kantor sambil melihat kearah Saita dengan raut wajah yang sumringah
"deg degan ya dek ". tanya mb ismi
"iya mb?!".kata Saita sambil menganggukkan kepalanya.
Dari kaca jendela luar kantor yang berukuran besar Saita melihat dengan jelas miss Risa masih sibuk melayani siswa .Tempat duduk yang berada paling pojok di antara meja-meja yang berjejer rapi .
melontarkan pertanyaan satu persatu kepada siswa tersebut dengan serius .Sepertinya siswa tersebut juga merasakan hal yang sama dengan Saita.Perasaan yang tidak karuan dengan segala hal yang bertumpuk di kepala.
"oh my god .".gumamnya di hati
pandangan Saita masih tertuju pada satu sudut di ruangan itu .Terus melihat kearah meja miis Risa ,sampai akhirnya orang yang duduk di kursi depan meja itu sudah kehilangan penghuni lamanya.
ucapan "Terima kasih" dari siswa tersebut terdengar lirih di telinga Saita.Melihat dia keluar dari balik pintu dengan wajah plong dan lebih berseri.
"giliran kamu dek". kata mb Ismi.
"saya kok takut ya mb ".
"gak papa dek,saya doain dari sini "
"udah masuk dek, udah giliran kamu ini".
mb ismi bangun dari tempat duduknya seraya membukakan pintu seolah mempersilahkan Saita untuk masuk ruangan .
Saita menatap mata mb ismi dengan penuh kekawatiran namun sebaliknya, mb ismi membalasnya dengan penuh senyuman ...
"ciayooo"..
miss Risa sudah menunggu di meja kerja sambil memainkan komputer di pojok meja kerja,dan kelihatannya Saita masih dengan kekacauan yang sama.
dekat dekat dan semakin dekat langkah kaki berjalan,menatap tajam seolah seluruh ruangan kosong kecuali miss Risa .
jantungnya mulai semakin berdegup kencang semakin kehilangan kontrol...
menelan ludah dalam-dalam di tenggorokannya ...
silahkan di vote di follow and coment nya😁
KAMU SEDANG MEMBACA
Laras rasa
Teen FictionPerjalanan yang begitu panjang dan melelahkan tidak membuat Saita putus asa begitu saja .Pencapaian yang dia cari selama ini akhirnya dia temukan ,.'Laras rasa' bagaikan jarum di lembah gurun pasir ,seperti itulah mungkin kata-kata yang pantas un...