2. Bureau

584 26 0
                                    

Yena sedang mengantar berkas ke ruang atasannya.

"Berhenti disitu." ucap Yohan.

Yena tentu saja berhenti.

"Iya pak?" saut Yena.

"Ngga ada orang, ngga usah pura pura." saut Yohan menuju tempat Yena berdiri.

"Jangan disini. Ini kantor, aku harus kerja!" saut Yena.

"Yakin?" goda Yohan.

Yena mendorong lelaki itu sampai terjatuh ke sofa.

Salahkan seseorang yang telah menggodanya terlebih dahulu.

"Oke, kita lakuin disini. Masih pagi kan? Sekalian." ucap Yena smirk.

"Ngga nyesel?" ucap Yohan sambil meremas payudara sekertarisnya.

"Bu-ngh buat apa. Lagian jam pulangku bakalan lebih cepet tanpa kamu perkosa dulu." saut Yena.

"Hey, we both agree to do-" ucap Yohan tak terima.

"Joking." ucap wanita itu langsung menghisap bibir bawah Yohan.

Tanpa disuruh, Yena dengan lembut melepaskan kemejanya, menyisakan bra hitam tipis yang masih menggantung di dada sintal itu.

Yohan melepas ciuman itu.

"We need to lock the door." ucap Yohan mengambil remot di samping nakas sofa.

"Why your so beautiful?" ucap Yohan menggigit leher mulus Yena.

"Just doing your job. Praise me is useless." saut Yena sambil memaju mundurkan badannya.

Yohan menghentikan aktifitas Yena.

Perlahan, lelaki itu melepas kaitan bra.

"Your tits." ucap Yohan melihat gundukan kemerahan di depannya.

"Sucking me. I know right your fatish." ucap Yena sambil menekan kepala Yohan agar semakin dalam menghisapnya.

Fuck, terlalu kuat Yohan menghisap puting itu.

Jelas wanita itu berteriak.

"Get off, too hard!" ucap Yena meraih bibir Yohan dan menggigitnya sampai berdarah.

"Ah-" ucap Yohan.

"Don't do that or we're done here!" ancam Yena.

"Siapa yang ngga senafsu itu, If your tits-" saut Yohan terpotong.

"Aku udah bilang, pelan. Kenapa malah makin keras. Kamu dengerin aku ngga sih?" ucap Yena.

Mereka bertengkar ditengah aktivitas yang menyenangkan itu.

"I'm sorry." ucap Yohan melamah.

"We need to finish this right now." ucap Yena melepas tangan Yohan yang dari tadi bermain liar di area bawah.

"Bahkan aku belum masukin-?!" ucap Yohan.

"Look at you documents, sir. Selesein dulu biar cepet pulang. Abis itu terserah kamu mau apa di apartemen." saut Yena meraih kemeja dan bra yang udah kececer.

"Yen, give me a kiss." ucap Yohan.

Yena dengan cepat melumat bibir lelaki itu sekaligus memberikan sedikit hisapan di lehernya.

"I'll stop. See you, sir." ucap Yena.

*****

"Yena, proposal pemasarannya udah di kasih ke Pak Yohan kan?" ucap salah satu rekan kerja Yena, Yuqi.

DESIRE [Yena x Yohan]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang