Angin Itu Bernama Durjana !

2 0 0
                                    

Hari ini aku makan,

memakan dimakan pikiran yang lelah melihat ke atas,

menyebalkan menjadi bagian dari orang - orang yang menyerah akan mimpinya,

tentang kejutan yang menjadi memuakkan karena tertimpa beban akan zaman

Kutukan menghampiri, gelisah pada setiap tarikan nafas

hidup menjadi suram, seperti palung terdalam bernama mariana

ah menyedihkan menjadi seorang pemimpi, layaknya lautan yang selalu disapu oleh ombak.

Berkarat karena diam,

walau diam belum tentu salah,

diantara benar aku menjadi tidak percaya,

bahwa kepercayaan seringkali hanya membabi buta

Sukma membara menjadi lautan pemberontakan

berkecamuk seperti kuda pacuan di lapang terbuka

berlari kencang menerjang arah

Benarkah kebenaran adalah hasil kesepakatan gelap ?

lalu aku?

bersemayam basi dalam malam,

dikhianati angin yang kunikmati,

lalu bersenda gurau dengan umur perkara asap yang kucintai

Nestapa, pantas saja dermaga selalu menghilang

daratan tak pernah merestui, sebab kemudi ku justru dikalahkan angin durjana itu!

Gelap menjadi pengiring perjalanan. tanpamu. Ya tanpamu lajuku bertahan diantara pusaran antartika

Mati dalam dingin, Disengat hipotermia lalu tenggelam bersama samarnya bayanganmu.

Ah, mari bermalam disini,

aku kacau, kau rancau,

kau bisu, akupun ragu,

lalu termangu melihat langit malam yang ternyata sudah berwarna biru.

Olah RasaWhere stories live. Discover now