Dua

3.5K 347 25
                                    

Masih ada yang baca gak sih? wkwk.. Nala gak ngarep lebih, ini udah lama banget :(
Tapi untuk kalian yang masih nungguin .. ekhem.. *sending you a virtual hugs* Thank you! dan semoga kamu menikmati lanjutan ceritanya ♡

•  •  •

Tiffany tengah menikmati me time nya di balkon yang langsung mengarah ke halaman depan mansion Seo. Matanya terpejam kala semilir angin menerpa wajah cantiknya untuk kesekian kalinya. Udara mulai terasa dingin, namun wanita itu nampak acuh, ia dengan santai menyendokkan cemilan sorenya ke dalam mulut.


Setelah selesai dengan suapan terakhirnya ia berdeham pelan sambil memainkan sendok di tempat makannya.

"Jangan membuat Ibu menebak-nebak maksud dari tatapanmu Johnny,"

Johnny tak lagi kaget karena ketahuan, toh ibunya memang sepeka itu. Ia mendengus geli sambil melangkahkan kakinya hingga berhenti tepat di belakang sang Ibu.

"Ibu mau buat anak lagi?"

"Uh-uhuk?!"

"Berlebihan sekali,"

Sebuah cubitan sayang ia dapati di pipi kirinya saat Tiffany menoleh padanya. Yang lebih tua melempar tatapan tajam dengan senyuman yang dibuat-buat.

"Tidak usah bertele-tele Johnny! Kau-"

"Aku akan tinggal di apartemenku sendiri mulai besok,"

"Lalu?"

"Bujuk Ayah untukku,"

"John-"

"Ini perintah bukan permohonan." Ucap lelaki itu final tanpa melepas tatapannya dari sang lawan bicara.

Tiffany menatap anaknya jengah, sejak memulai pembicaraan tadi Johnny hanya menatapnya dengan datar dan sekarang anak itu tersenyum geli setelah membuat Ibunya kesal.

"Tidak gratis," ia meletakkan sendoknya kemudian berdiri dari tempat duduknya sambil melipat kedua tangannya di depan dada.

"Aku akan belikan apapun yang Ibu mau,"

"Kau pikir ayahmu miskin eh?"

Johnny menghela nafas sebelum tersenyum samar, wanita dihadapannya ini memang tidak bisa diberi sogokan dengan mudah.

"Lalu apa?"

"Aku ingin melihat menantuku saat aku kembali, call?"

"Bu-" Ucapannya terhenti kala telunjuk sang Ibu bergerak kekanan dan kekiri dengan perlahan. Sorot matanya yang tajam menunjukkan dirinya sedang serius sekarang.

"Jangan sampai Ayahmu berniat menjodohkanmu, Johnny."

Ia menepuk lengan anaknya sebelum pergi. Membuat satu-satunya orang yang tersisa disana mendengus sebal.

'Tidak ada waktu lagi'

•  •  •


Yoonoh sudah terjaga sejak 2 jam yang lalu, selama itu pula ia terus berusaha melepas ikatan ditangan dan kakinya. Ia mulai kehabisan tenaga, airmata di pipinya sudah mengering meninggalkan bekas yang tidak enak dipandang, dalam artian ia benar-benar terlihat kacau sekarang. Belum lagi pikirannya yang masih stuck dengan ucapan ayahnya saat ia pulang sekolah tadi.

Padahal selama ini ia menjaga sikapnya dengan baik dihadapan Ayahnya.

Tapi mau bagaimana lagi, Yoonoh pasrah, namanya juga bukan anak kandung.

Call Me Daddy [Johnjae] unpub soonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang