Pemuda berpakaian khas pasien rumah sakit itu menggelungkan tubuhnya di bawah selimut, bergerak seperti cacing kebosanan. Hari ini pujaan hatinya belum datang, orang tuanya pun sedang pergi, ada urusan kantor katanya. Eunhyuk sudah datang memeriksanya selesai sarapan. Jadi sekarang, kamar inapnya sangat sepi.
Jaemin menyingkap selimutnya, mengacak rambutnya frustasi. Ia turun dari ranjang mengambil hodienya, anak itu bersyukur sudah tidak ada alat medis apapun yang menempel ditubuhnya. Remaja hampir berumur tujuh belas tahun itu menyusuri koridor bersenandung kecil sesekali tersenyum menyapa para dokter dan suster yang berlalu lalang.
"Serius?"
Suara yang sangat dikenalnya itu membuat ia menghentikan langkahnya di taman rumah sakit terkenal itu. Ia mencari sumber suara hingga pandangannya terhenti pada dua orang yang tengah memunggunginnya. Dia yakin itu kekasihnya dan laki-laki itu Mark, teman sekelasnya dulu. Alisnya tertaut, yang jadi pertanyaannya saat ini adalah, sedang apa mereka berdua?
"Serius, aku akan melakukan apa saja untukmu."
"Kau memang yang terbaik, Mark."
Tubuh ringkih itu menegang, matanya membulat melihat gadisnya memeluk Mark.
"Kamu pasti belum sarapan, ayo cari makan dulu."
Kedua tangannya mengepal menahan emosi melihat pemandangan kekasihnya di rangkul oleh laki-laki lain. Mungkin bila di kartun kepalanya sudah keluar tanduk. Jaemin berjalan gontai menghampiri mereka.
BUGGGG..
Sebuah tinjuan mendarat mulus di wajah laki-laki yang berasal dari Kanada itu. Mark yang terkejut pun dengan reflek membalas, melayangkan pukulannya.
"Mark Jaem stop!" Hina memekik memisahkan kedua pemuda itu. Mark menyeka darah yang keluar dari sudut bibirnya yang robek, Hina memandang tajam keduanya.
"Jaem, apa yang kau lakukan? Datang-datang langsung memukul Mark." Hina sudah tak bisa mengontrol emosinya.
"Jadi ini kelakuan kalian yang sebenernya?" kata Jaemin memandang muak pada kedua orang itu.
"Apa maksudmu?"
"Jangan mengelak! Kau selingkuh? Cih.. aku benar-benar tidak menyangka." Jaemin berteriak marah.
"Kau salah paham. Aku dan Mark tidak ada hubungan apa-apa, aku bisa jel-"
"Mau menjelaskan apa? Semuanya sudah jelas. Asal kau tau, aku sangat menyayangimu, tapi apa ini? Aku rasa hubungan kita cukup sampai disini."
Hina membulatkan matanya. Mark hanya menatap keduanya dengan raut datar, tak berniat mencampuri ataupun menengahi.
"A..apa? Tidak, aku tidak setuju."
"Aku tidak meminta persetujuan, kita putus. Kau bebas sekarang, dan aku akan bilang ke appa agar kau tak usah mengurusiku lagi." Kata Jaemin dingin, ia berlalu meninggalkan Hina yang menangis menatap punggung itu, berharap membalikan tubuhnya dan menarik kata-katanya tadi.
"Sudah Hina-chan, kau tenang saja, dia hanya sedang emosi." Mark mengusap bahu gadis mungil itu, mencoba menghiburnya.
"Sorry Mark, aku harus pergi dulu." Ucap Hina kemudian berlari berniat mengejar Jaemin yang masih belum jauh.
Jaemin meremas dadanya, jantungnya berdenyut sakit. Pandangannya mulai kabur, langkahnya terlihat limbung. Ia tidak mengingat apa yang terjadi ketika mendengar teriakan suara gadis yang baru diputuskannya.
"JAEMIN AWAS.." tubuh lemah itu terdorong beberapa meter hingga menyentuh tanah. Ia mendengar suara debuman keras dari sebuah benda yang menabrak sesuatu dan sesuatu itu jatuh tepat disampinya. Samar-samar ia melihat Hina dengan darah yang mengalir.
KAMU SEDANG MEMBACA
[3] Not with Me || NA JAEMIN ✔
FanfictionSiwon dan Yoona yang merawat Jaemin dengan segala ke-overprotectiv-annya. ⚠ Hanya cerita FIKSI, tidak ada hubungannya dengan real life idol ⚠ -Kyuworld13-