Level 3

416 49 25
                                    

8 Oktober 2019
16:40

Hyungwon tidak bisa menahan air mata lebih lama. Ia berinisiatif membalikkan tubuh mengahadap tembok usang, menghalangi pandangan orang orang dari wajah menyedihkan miliknya, meskipun getaran pada bahu sempit itu tidak bisa dibohongi.

Tangan kanannya masih setia menempelkan ponsel dekat dengan telinga. Biarlah, mendengar hela nafas Wonho juga ia sudah senang, takut takut ia tidak bisa mendengar suara favoritnya lagi setelah ini.

"Hyungwon, mengertilah" diseberang sana Wonho menjambak rambutnya frustasi.

Hidung Hyungwon mengempis sesaat, menyedot ingus yang siap meluncur melewati hidung, "Apa yang aku tidak mengerti tentangmu Shin Wonho?" nada suara si submisif melemah, "Aku mengerti dirimu lebih dari siapapun!" dan menegaskannya pada kalimat terakhir.

"Tidak! Tidak semuanya kau mengerti tentangku!" Wonho menjawab tak kalah cepat, "Kau tidak tau bukan bahwa aku sudah tidak mencintaimu? Rasa cintaku padamu sudah habis Hyungwon" dustanya.

Hyungwon tertawa sumbang, lebih terdengar mengejek, "Kemampuan berbohongmu masih saja payah"

"Aku—aku tidak bohong" dan tergagapnya Wonho sudah cukup menjadi bukti, bahwa lelaki tampan itu memang payah dalam hal berbohong.

"Katakan bahwa kau juga masih mencintaiku, brengsek!" merasa emosi semakin menguasai, bibir manisnya tidak bisa menahan untuk tidak memaki sang kekasih.

"Jangan datang malam ini" alih alih menjawab, Wonho justru mengulang kalimat itu lagi.

Kalimat inti sebagai alasan mengapa ia menelpon Hyungwon.

"Kenapa?" tanya si manis ketus.

"Pokoknya aku melarangmu datang!" jawaban Wonho tetap kokoh pada pendirian.

Ia sudah memikirkan matang matang segala konsekuensi jika kekasihnya –atau mantan- berani menginjakkan selangkah saja kaki di halaman gedung, sudah bisa dipastikan segalanya akan hancur dalam sekejap.

"Aku akan tetap datang" tukas Hyungwon mantap, "Jangan khawatir, aku tidak akan mengacaukan acara pernikahanmu" sederet kalimat meyakinkan juga ia lontarkan.

Lagi lagi suara diseberang menghela nafas, "Kau mungkin tidak akan mengacaukannya, tapi aku yang akan mengacaukan acara pernikahanku sendiri"

"Oh bukankah itu bagus? Kita bisa mengganti mempelai pilihan ibumu dengan aku" suara tawa sarkas terdengar ditelinga Wonho, "Omong omong siapa namanya? Minkyun?"

"Oh bukankah itu bagus? Kita bisa mengganti mempelai pilihan ibumu dengan aku" suara tawa sarkas terdengar ditelinga Wonho, "Omong omong siapa namanya? Minkyun?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"atau Minhyun?" tanya Hyungwon lagi setelah tawanya mereda.

"Aku tidak segila itu untuk melakukannya, dan namanya Minhyuk

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Aku tidak segila itu untuk melakukannya, dan namanya Minhyuk. Lee Minhyuk" Wonho hampir saja menyerah melawan kekeras kepalaan Hyungwon.

"Aku akan membantumu segila itu untuk melakukannya" bibir Hyungwon tersenyum jahat, kalau takdir terus terusan mempermainkan begini, ia mau jadi orang jahat terus saja, asal bisa mendapatkan cintanya kembali

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Aku akan membantumu segila itu untuk melakukannya" bibir Hyungwon tersenyum jahat, kalau takdir terus terusan mempermainkan begini, ia mau jadi orang jahat terus saja, asal bisa mendapatkan cintanya kembali.

"Aku tidak bisa" kata Wonho telak tak terbantah, "Selamat tinggal Chae Hyungwon, dan terima kasih atas tiga tahun kebersamaan kita" Hyungwon tau, Wonho berat untuk mengatakannya.

"Aku mencintaimu" setelah berkata demikian, Hyungwon terisak semakin kencang, abai pada tatapan bertanya beberapa orang berlalu lalang disampingnya.

Wonho sengaja tidak segera menutup panggilan, ia masih ingin mendengar suara tangisan mantan kekasihnya, sebelum menjawab, "Aku lebih mencintaimu"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Wonho sengaja tidak segera menutup panggilan, ia masih ingin mendengar suara tangisan mantan kekasihnya, sebelum menjawab, "Aku lebih mencintaimu"

Sambungan terputus. Layar ponsel milik Hyungwon kembali menggelap. Sama seperti kehidupannya tanpa Wonho setelah ini.

Gelap, tak berwarna.

Mendapatkan kesadaran kembali, lelaki manis itu berlari melalui sepanjang trotoar, menundukkan kepala menyembunyikan air mata. Ingin cepat cepat sampai di apartemen dan meluapkan segala kekesalan disana.

TBC

aku heran kok mereka udah ngga di top 3 lagi ya?

Gradiola | MONSTA X hyungwonhoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang