-. 04🌿

327 60 34
                                    

Bunga sakura telah mekar 3 hari yang lalu dan Sakura yang tanpa warna itu sudah melihatnya. Namun tetap saja, dalam sudut pandang gadis tersebut, keindahan mereka tetaplah tersembunyi di balik bayang-bayang.

'Tahun ini pun sepertinya harapanku tidak akan terkabul'. Batin Sakura memandang pohon bunga khas Jepang itu yang terletak di belakang sekolah.

'Bodoh, mana mungkin terkabul. Ayolah Nanamine Sakura, kau harus sadar diri sebelum meminta yang aneh-aneh kepada Tuhan '

Ngomong-ngomong saat ini pun ada satu hal yang sangat mengganjal hati Sakura, yaitu keberadaan Tsukasa.

Hubungan mereka memang merenggang , Sakura menyendiri dan selama itu pula ia tidak pernah lagi mendengar suara tawa dari pemuda bersurai hitam acak-acakkan tersebut .

Ah, jangankan suara, sosoknya saja tidak tampak.

Tsukasa sendiri pun tidak pernah mendekati Sakura lagi dengan kekuatan Sok Kenal Sok Akrab.

Apa aku terlalu kasar? Apa akhirnya dia membenciku?.

Awalnya dia tidak ingin terlalu memikirkannya, namun di sisi lain gadis itu juga merasa gelisah.

Kemana perginya dia ?.

Mungkin juga merasa sedikit kehilangan.

Maka, sewaktu dia berpapasan dengan saudara kembar pemuda tersebut, Yugi Amane, di depan loker sepatu tepat saat mereka baru saja sampai di sekolah. Sakura tanpa sungkan bertanya.

"Tsukasa? Dia sedang masa skors" Jawab  Amane  " Beberapa waktu lalu dia bertengkar hebat dengan kakak kelas. Mereka akhirnya ketahuan guru dan karena diketahui Tsukasa yang memulai, akhirnya dialah yang dihukum".

"Apa dia baik-baik saja? " .

"Tenang ,Dia baik-baik saja . Senpai tak perlu khawatir".

"Aku tidak khawatir ,kok " Sakura membuang muka .

Amane tertawa kecil " Apakah... Tsukasa sering menganggu senpai? " .

"tidak juga" jawab Sakura spontan tetapi ia malah terkejut dengan omongannya sendiri.

Tunggu, aku bilang apa tadi? Padahal faktanya, dia kan memang sering mengangguku!.

Amane menghembuskan napas lega "ohh, syukurlah saya kira dia berbuat ulah kepada kakak kelas perempuan,  Tsukasa orangnya sangat jahil".

Tanpa disadari, Sakura mengangkat bibirnya membentuk sebuah senyum tipis " Ya, dia memang anak yang jahil dan berisik ".

Tetapi karena itu pula, hidup monokrom itu tidak tampak sunyi.

Senyum nakalnya , banyak tingkah yang membuat Sakura lelah,suara tawa, suara seorang anak jahil yang selalu menyebut namanya dengan riang meski kurang sopan.

'Sakura', 'sakura', 'sakura'.

Bodoh, kenapa aku baru menyadarinya?.

"Saya senang Sakura Senpai bisa berteman baik dengan Tsukasa" ucap Amane seiring senyum tipis "Semenjak dia kehilangan pendengarannya akibat kecelakaan beberapa tahun yang lalu, Tsukasa menjadi anak yang pemurung, Keluarga kami sangat khawatir melihat perubahan signifikan tersebut. Namun semenjak dia mengenal Senpai , senyumnya kembali, Wajahnya kembali cerah seperti sediakala ".

" Ah, begitu... ".

" Jadi... " Mendadak Amane membungkuk hormat di depan Sakura "Saya, sebagai kakak Tsukasa, mengucapkan Terimakasih sedalam-dalamnya karena telah menjadi Teman Tsukasa".

ꓸ᭄ꦿ⃔☕ 𝑺𝒐𝒓𝒂𝒊 ┊ TSUKASAKU ˎˊ- ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang