Suasana halaman sekolah begitu sunyi, hanya terdengar suara angin yang berhembus pelan, meniup kelopak-kelopak Sakura itu agar berguguran ,serta kicauan burung yang terdengar seolah mereka tengah bernyanyi dengan indah untuk menyambut musim semi yang katanya ditunggu oleh kebanyakan orang ini.
Dan di sana pula, di bawah salah satu pohon-pohon itu, Sakura menemukan apa yang ia cari.
Sosok figur yang berdiri membelakanginya , kepalanya mendongak ke atas, menatap para burung yang sedang bernyanyi tersebut .
"Tsukasa? " Panggil Sakura tak percaya , akan tetapi pemilik nama itu tidak menoleh.
"Tsukasa! " Sakura pun mengeraskan suaranya,masih tidak berpaling.
Akhirnya, gadis itu berjalan mendekat dan pada saat itu juga pemuda itu menoleh ke belakang.
"Oh, Sakura! " Senyum cerah tercetak di wajah pemuda tersebut " Kapan kau datang? Apa sudah lama? ".
Sakura tidak dapat menjawab apa-apa, dia sedikit terkejut dengan penampilan pemuda itu. Ada beberapa luka kecil di tubuhnya, tertempel plester pula di bawah mata. Luka itu tidak banyak—tidak sebanyak milik dua pemuda menyebalkan tersebut.Dan yang paling membuat Sakura tercengang adalah fakta dimana Yugi Tsukasa hari ini tidak terlihat mengenakan alat bantu dengar seperti biasa.
Padahal alat itu penting, kenapa dia melepaskannya hari ini?.
"Kemana alat bantu dengarmu? " Sakura menunjuk telinga Tsukasa, agar lelaki itu paham meski tidak terlalu mendengar jelas suaranya.
"Oh,ini hilang saat aku berkelahi beberapa waktu yang lalu, si Brengsek itu memukulku terlalu keras sehingga alatnya copot dan terinjak. Tapi tak apa-apa, setelah itu aku memberi mereka pelajaran. Jadi, Sakura tidak akan lagi di ganggu oleh mereka" Jelas Tsukasa riang.
Kini Sakura paham makna luka di diri Tsukasa dan dua pemuda tersebut.
Mereka berkelahi, Tsukasa yang memulainya duluan.
Demi membela hak gadis itu.
"Ahhh, tapi akibatnya aku jadi tidak mendengar jelas suara burung-burung ini, deh. Padahal aku sudah menanti mendengar nyanyian mereka di musim semi. Ck, Seharusnya aku copot saja telinga para Bajingan itu yaa".
" Tsukasa... ".
" Hmm? ".
" Kenapa?.." Tanya gadis itu gemetar, "kenapa..kenapa kau berbuat sejauh ini demi aku? "
Tsukasa terdiam sejenak, lalu tersenyum pias.
"Karena aku ingin melihat senyum Sakura " jelasnya serata melangkah mendekat.
"Sakura, Kau dan aku sama. Sama-sama memiliki kekurangan, sama-sama merasa dunia ini tidak adil,Sama-sama merasa berbeda dari yang lain. Aku mengerti perasaanmu, sangat mengerti , kau tidak sendiri" Tsukasa meraih tangan sakura dan menggenggamnya erat
"Tetapi bukan berarti kita tidak dapat meraih kebahagiaan karena perbedaan ini.Meski kita berbeda, kita masih dapat meraih mimpi.Meski kita berbeda, kita masih dapat melakukan hal yang kita sukai.Meski kita berbeda, kita masih bisa mencintai. Kita tak berbeda jauh dengan orang-orang yang katanya sempurna itu, lho".
"..... ".
" Dunia memang tidak pernah adil, Sakura.Dan faktanya ,Dunia juga tidak menciptakan kebahagiaan kita. Tetapi, Sebenarnya kitalah yang menciptakan kebahagiaan itu! Kitalah yang sebenarnya membuat diri kita bahagia dengan Dunia yang menjadi wadahnya. Dunia tidak akan menunggu kita menjadi bahagia sebelum kita yang memulai.Jadi,jangan pernah takut untuk memulai kebahagiaanmu sendiri".
Kemudian, Tsukasa merogoh sakunya,mengeluarkan sebuah kotak persegi panjang dan menyerahkannya ke Sakura.
"Sakura, meski kita memiliki kekurangan, hidup kita tetap indah sama seperti yang lain. Hanya saja kitalah yang membuatnya menjadi semakin rumit.Ayo lepaskan semua beban itu sekarang dan tersenyumlah di musim semi ini bersamaku".
Gadis tersebut perlahan mengulurkan tangannya,menerima kotak itu , serta membukanya .
Sebuah kacamata dengan lensa khusus,itulah isi dari kotak tersebut. Sakura memandang Tsukasa intens, meminta penjelasan.
"Ahhh, itu aku beli dengan uang dari hadiah kompetisi itu, tidak seberapa kok" Tsukasa mengalihkan pandangan, berpura-pura tak menahu "Aish ,sudahlah!Pakai saja! Kacamata itu menakjubkan,lho! Seperti kacamata sihir Harry Potter!".
Sakura mendegus.Tetapi ,perempuan itu tetap mengangkat kacamata tersebut dan memakainya.
Dan seketika, dunianya terasa terhenti.
Warna musim semi,dibalik lensa itu, sang gadis monokrom dapat melihatnya.
Akhirnya, permohonan tabu tersebutt
terwujudkan sudah."Cantik.. " Gumam Sakura pelan, matanya tak pernah lepas dari pemandangan di hadapannya itu. Air matanya perlahan menetes, tak pernah menduga Dunia akan secantik ini.
Tsukasa memeluknya erat. "Cantik, bukan? Dunia tidak seburuk itu"Bisiknya pelan seperti angin musim semi yang menenangkan.
Gadis itu membenamkan wajahnya pada bahu Tsukasa, perlahan ia mengangguk yang membuat senyum di wajah pemuda tersebut makin melebar.
Isak tangis Sakura tak kunjung terhenti. Bukan tangisan karena kesedihan karena merasa kekurangan lagi, melainkan karena Bahagia. sangat Bahagia .
Bahkan Sakura tak mengerti mengapa di saat akhirnya dia merasa bahagia seperti ini pun, ia tetap menangis. Akan tetapi, tangisan itu tak menyakitkan. Jadi tak apa-apa.
Gadis bersurai hijau itu mengukir senyum bahagia di tengah tangisnya.
Hari ini, Nanamine Sakura , setelah bertahun-tahun, akhirnya dapat membuka hatinya dan menerima dirinya sendiri yang memiliki banyak kekurangan itu.
Tsukasa pribadi tidak mengatakan apapun lagi, membiarkan sakura menangis dalam pelukannya hingga tenang. Hatinya gembira, usahanya untuk membahagiakan gadis itu tidaklah sia-sia. Bunga Sakura yang ia sukai akhirnya turut mekar bersama yang lain di musim semi tahun ini.
Kalau bisa , Tsukasa ingin Sakura itu tak pernah berhenti bermekaran ,menunjukkan keindahan yang ia miliki lewat karya seni tak terbatas,serta membuat orang-orang yang awalnya memandang rendah menjadi kagum karenanya.
kelopak Sakura di sekitar mereka semakin lama semakin deras berguguran , seolah turut Bersorak-sorai atas kebahagiaan milik kedua insan tersebut. Momen indah ini tidak akan pernah mereka lupakan .
Teruslah melukis, Sakura.
Jangan pernah menyerah, Jangan pernah berhenti hanya karena satu kekurangan milikmu, jangan pernah merasa kau hanya sendirian .
Banyak orang yang menyayangimu, banyak orang yang senasib pula denganmu.
Di balik gelapnya dan sempitnya ruang hati itu, sesungguhnya dunia luar sana sangat luas dan indah.
Oleh karena itu, keluarlah dari kegelapan tersebut dan teruslah melukis keindahan dunia ini selamanya , Sakura.
[ F I N 🌸]
KAMU SEDANG MEMBACA
ꓸ᭄ꦿ⃔☕ 𝑺𝒐𝒓𝒂𝒊 ┊ TSUKASAKU ˎˊ- ✔
Fanfiction[ 𝐉𝐢𝐛𝐚𝐤𝐮 𝐒𝐡𝐨𝐮𝐧𝐞𝐧 𝐇𝐚𝐧𝐚𝐤𝐨-𝐤𝐮𝐧 𝐅𝐚𝐧𝐟𝐢𝐜𝐭𝐢𝐨𝐧 ] °°°°° "...𝘚𝘰𝘳𝘢𝘪 𝘥𝘪 𝘮𝘶𝘴𝘪𝘮 𝘴𝘦𝘮𝘪, 𝘢𝘬𝘶 𝘵𝘪𝘥𝘢𝘬 𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘱𝘦𝘳𝘯𝘢𝘩 𝘮𝘦𝘳𝘢𝘴𝘢𝘬𝘢𝘯𝘯𝘺𝘢" - S...