bagian 3

54 7 0
                                    

Pagi ini semua berkumpul di meja makan karena hari ini Ayah Umi akan berangkat ke Solo.  Ada rasa sedih dan khawatir melihat Ayahnya yang sudah cukup berumur harus tetap bekerja.

"Jadi gimana anak temen Ayah?"

"Adiknya akan tinggal di rumah kita, dan abangnya akan mengurus diri sendiri."

"Alhamdulillah bagus deh kalau gitu"

"Kamu hari ini buka Toko jam berapa?" Tanya Bunda yang sudah membawa banyak makanan yang sudah siap untuk di makan.

"Seperti biasa"

"Ohya Bun, sebentar lagi Alina sama Anisa mau nikah lho Bun" sambung Umi

"Alina siapa?" Tanya Bundanya penasaran

"Itu lho karyawan umi. Nanti Bunda temenin umi yah pergi ke nikahan mereka"

"Ih kamu kan sudah besar. Masa masih ngajak Bunda. Bunda gak mau ih, malu"

"Ayolah Bun, lagian muka Bunda masih muda kok. Gak akan ada yang tahu kalau Bunda itu Bunda nya Umi" ujar Umi berusaha membujuk Bundanya

"Makanya kamu nikah dong biar ada partnernya"

"Nanti ya Bunda kita cari dulu calonnya"

"Sama guru agama Alif mau gak, kak?" sambung Adiknya

"Ganteng gak?" Tanya Umi menggoda.

"Jangan tanya. Paling muda, paling ganteng di sekolah Alif"

"Udah nikah belum?"

"Udah dong" jawab adiknya dengan polos.

"Astagfirullah masih pagi udah buat dosa, anak siapa nih?" Sindir Umi.

"Anak Bunda sama Ayah. Emang kenapa ada masalah?" Ketus Alif

"Bila Izrail datang memanggil Jasad terbujur di pembaringan seluruh tubuh akan menggigil terkujur badan dan kedinginan tiada lagi gunanya harta
Kawan karib sanak saudara"

"Mulai deh jahilnya" Kesal Alif

"Hahahaha" Umi tertawa puas. 

Entah mengapa setiap mengingat kejadian Enam tahun lalu, selalu membuat Umi tertawa. Lagu itu selalu menjadi lagu sejarah Aib adiknya.

Enam tahun lalu Umi mengajak adiknya menonton film di kamarnya, namun sayang ia malah menjebak adiknya di dalam kamar dengan menonton film siksa kubur di Api neraka. Di akhir film lagu milik Fadly padi - selimut putih membuat adiknya tak berhenti menangis.

Sehari setelah kejadian itu adiknya jadi lebih rajin ibadah, membaca Al-qur'an,  tidak melawan bundanya. Namun sayang hanya terjadi seminggu saja. Setelah itu adiknya berulah kembali.

🌲🌲🌲

"Bu Umi lagi jatuh cinta atau gimana nih, kok senyum-senyum sendiri?" goda Farhan.

"Eh, enggak. Saya habis ngerjain adik saya dirumah jadi masih terbawa suasana"

"Assalamualaikum Bu Umi" Sapa Rina yang baru saja datang.

"di antar siapa tuh? Pacar atau temen rasa pacar" Ejek Farhan yang melihat Rina baru saja datang di antar oleh seorang lelaki.

"Kepo!"

"Kamu ini jadi laki-laki jahil banget" tegur Umi

"Hehe bercanda kok bu"

Hari ini toko buku terlihat ramai, mungkin karena hari ini ada banyak buku terbaru yang menjadi bestseller di toko bukunya. Semua karyawan sibuk melayani dan membersihkan rak buku yang berdebu.

Entah mengapa rasa kantuk pun mulai menyerang dirinya padahal tadi malam ia tidak begadang. Berulang kali ia menguap bahkan matanya pun sudah berair

"Kenapa bu?"

"Gak tahu nih Rin. Ngantuk banget hehhe"

"Abis begadang nonton drakor bu?"

"Eh, Enggak kok"

"Minum Kopi bu biar gak ngantuk"

"Emang ngaruh?"

"hehe gak tahu"

Ia keluar sebentar mencari kedai kopi untuk menghilangkan rasa kantuknya seraya membawa beberapa buku bacaan. Entah mengapa akhir-akhir ini ia jadi sering nongkrong di luar dari pada menghabiskan waktu di toko bukunya.

Zaman sekarang cafe atau coffee shop lebih di minati oleh remaja terutama anak laki-laki. Mereka sering menghabiskan waktu seraya bermain game atau sekedar berkumpul dengan temannya, sehingga Umi sulit memilih tempat tongkrongan yang nyaman karena kebanyakan di isi oleh lelaki.

"apa saya harus mampir di tempat pak Aby?" batinnya.

Tidak ada pilihan lain, selain dekat dengan toko bukunya cafe milik pak Aby juga tidak begitu ramai di isi dengan anak remaja, malah lebih dominan di isi oleh orang yang bekerja di kantoran.

Ia merasa diberi obat tidur, matanya begitu merasakan kantuk yang luar biasa, bahkan beberapa kali ia menguap. Ia tak yakin bisa membaca seraya minum kopi di kondisi seperti ini, yang ada ia akan ketiduran.

Sebelum pesannya datang, ia mengambil wudu sebentar ke toilet. Ia berharap setelah mengambil wudu tak merasa ngantuk lagi. Setelah keluar dari toilet ia melihat pesanan dirinya sudah ada di meja tempat ia duduk.

Dua tegukkan membuat rasa kantuknya hilang, bahkan ia tak menguap lagi setelah itu. Mungkin bukan hanya efek dari kopi namun dari wudu tadi.

Ia melihat sekeliling cafe, hari ini tidak begitu ramai mungkin bukan akhir pekan. Tiba-tiba mata nya tertuju pada lelaki yang tak asing lagi baginya, siapa lagi jika bukan pak Aby pemilik cafe ini.

Kaos hitam yang melekat di tubuhnya membuat ia semakin tampan apalagi dengan postur tubuh yang tegap ditambah lagi celana jeans berwana coklat susu membuat kaum hawa yang melihat akan mengadu terpikat.

"Astagfirullah" ia sudah menatap lawan jenisnya terlalu lama.

Ia merasa dirinya telah salah tingkah, sehingga ia sudah tak fokus lagi dengan buku bacaan yang ia baca. Nafsu memang sulit sekali untuk di tahan. orang yang saling mencintai, berawal dari 'karena'.

Ia menulis sedikit kata di buku catatanya. Ada banyak moment yang harus di tulis dari pada di ingat lalu di lupakan, karena tulisan adalah kenangan sepanjang masa tanpa ada sedikit kejadian yang hilang dari ingatan.

Mata ini sudah terlalu berdosa menatapmu terlalu lama
Maaf, diam-diam aku mengagumimu
Aku menyukai matamu, bolehkan aku berteduh disana?
Aku suka kopi
Jika kamu suka gula
Hidupku tak terlalu pahit jika kamu masuk di dalamnya.

Gadis yang mengagumimu

Tulisan asal yang baru saja ia buat, mampu membuat nya tiba-tiba tersenyum. Ada perasaan yang belum pernah ia rasakan sebelumnya. Berhenti menebak-nebak karena belum tentu tebakanmu benar.

Ia merasa tak baik berlama-lama di cafe milik pak Aby, pikiran nya berjalan terlalu jauh, membuat ia takut. Takut jika tak menemukan jalan pulang, lalu tersesat.

________________________________________
Assalamualaikum, maaf jika terlalu sedikit dan terlalu lama updatenya🙏🙏

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 13, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Halalkan akuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang