Juni.
Harusnya bukan masalah bagi seorang Mark Lee yang notabenenya adalah remaja 18 tahun dengan peringkat pertama di sekolahnya yang enggan turun ke peringkat kedua.
Bulir-bulir air hujan masih tersisa di kaca jendela kedai kopi yang ia singgahi, genangan air juga belum mengering karena hujan masih tersisa rintik-rintik.
Alis pemuda itu terangkat, memandangi linangan hujan yang juga menghiasi wajah perempuan di hadapannya.
Juni, Minggu pertama. Hari dimana gadis itu mengajaknya menikmati secangkir vanilla latte sambil mendengarkan celotehan gadis dihadapannya.
Hari dimana hujan mendatanginya dua kali. Hari dimana pemuda Lee itu menjadi saksi betapa cengengnya sahabat kecilnya ini.
"Mina, nilai ulangan mu hanya turun 0,5 itu tidak banyak. Kau masih jadi nomor 2, tetap tanpa perubahan. Aku yakin seratus persen saat pembagian nilai nanti,-", pemuda Lee itu akhirnya membuka suaranya yang ia tahan dari tadi.
"Bukan itu yang membuatku menangis, Mark bodoh Lee! Aku sudah biasa dikalahkan olehmu!"
"Lalu kalau bukan karena itu, apalagi?"
"Uhh, dasar tidak peka! Ini tentang Kim Yohan!", suara gadis Kang itu terdengar marah, tapi bukannya takut, Mark malah terkekeh sambil menggelengkan kepalanya.
"Ada apa lagi dengan kekasih dungu mu itu?"
"Dia bilang aku terlalu naif menjadi kekasihnya dan pagi tadi aku melihatnya dengan Somi tengah, kau tahu itu lebih dari sekedar ciuman"
"Aku tahu, sudah jangan diteruskan lagi"
"Apa aku memang senaif itu? Maksudku apa sebaiknya aku menurutinya dan,-"
"Dan merusak dirimu sendiri? Apa kau sudah gila, Mina?"
"Lalu aku harus apa? Aku melihat pacarku berselingkuh dan tidak ada yang bisa aku lakukan selain menangis, Mark!"
"Tinggalkan saja. Lagipula, bukankah Yohan memang seperti itu? Bergonta-ganti pasangan sesuai keinginannya? Dan aku juga sudah memperingatkan mu tentang ini sebelumnya, Mina"
Mina terdiam tidak bergeming, mungkin Mark benar dan itu menyakitinya. Tapi bukan sepenuhnya salah Mark, bukan?
"Aku merasa bodoh sekarang"
"Ya, makannya kau perlu temanmu yang pintar dan tampan ini untuk menghilangkan kebodohanmu itu"
"Hey, kepintaran bukan untuk disombongkan sesuka hati seperti itu, Tuan Lee. Lagipula aku masih heran, apa yang membuat mu tetap bertahan di angka satu padahal aku yakin kau jarang belajar"
"Dunia ini penuh dengan kesombongan, Kang Mina. Maka dari itu sombong kan apa yang bisa kau sombong kan pada dunia atau mereka akan menganggapmu tidak pernah ada", gadis Kang itu hanya berdecih, selain menyebalkan Mark Lee juga narsis dan sangat mencintai diri sendiri.
Kadang Mina pernah berpikir alasan kenapa sahabatnya ini tidak pernah pacaran adalah karena dia hanya akan dan mau pacaran dengan dirinya sendiri, selfish sekali.
"Tapi darimana kau tahu aku tidak pernah belajar?"
"Apa kau lupa kalau kita ini tetangga? Lagipula lampu kamar mu selalu mati tepat jam 8 malam. Huh, apa-apaan itu. Apa kau murid sekolah dasar yang dipaksa tidur saat jam 8 ?"
"Ah, sudahlah orang seperti mu hanya iri kan karena tidak bisa mengalahkan ku?"
Ingatkan Mina kalau seonggok daging kelebihan rasa percaya diri di hadapannya ini adalah sahabatnya sendiri. Karena kalau tidak, sudah dipastikan secangkir vanilla latte itu sudah berpindah menyiram tubuh lelaki bermarga Lee itu.
Tbc.
Bonus:
20.11.06
KAMU SEDANG MEMBACA
The Last Day Of June [Mark Lee]
Fiksi Penggemar"Manusia diciptakan oleh dan untuk manusia lainnya" copyright © June 2020