Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Gelap.
Pengap.
Apalagi yang mampu di definisikan dari tempat ini?
Mark sudah hafal betul. Bertahun-tahun hal ini terus terulang setiap malamnya. Dinding gelap tadi perlahan bertransformasi memperlihatkan potongan kenangan masa lalunya.
Dua bocah berbeda gender yang tengah asik bermain basket di tengah hujan lebat.
"Markeuya, kau melemparnya terlalu jauh!", gadis kecil dengan rambut lepek menjuntai itu mulai mengomel.
"Maaf, aku terlalu bersemangat tadi"
"Baiklah, biar aku saja yang mengambilnya"
"Tidak. Jangan ambil bolanya. Biar aku saja! Mina tolong jangan ambil bolanya, kumohon!", Mark bersimpuh dari hadapannya berdiri.
Memberitahu seolah anak-anak tadi begitu nyata hingga dapat mendengar lirihannya.
"Baiklah. Tapi jangan lama-lama", ibu jari jemari laki-laki itu mengacung. Lalu gadis kecil itu berlari di tengah hujan.
Mark mengikutinya. Bersiap menyaksikan bagaimana tubuh gadis mungil itu ditabrak sebuah mobil untuk kesekian kalinya.
Air mata mengalir dari pelupuk matanya. Dia lelah, lelah menjadi satu-satunya orang yang ingat dan melihat kejadian itu.
Lelah mengulangi mimpi yang sama selama hampir 6 tahun terakhir. Tidak bisakah ini berakhir sampai disini? Tidak bisakah dia melupakannya saja? Kenapa hanya Mina yang melupakannya? Kenapa dia juga tidak melupakan itu juga?
Tungkai pemuda itu terangkat, melangkah mendekati tubuh gadis kecil itu.
Kedua tangannya merengkuh tubuh kecilnya, begitu nyata. Suara klakson dari mobil dihadapannya terdengar jelas, sinar lampu mobil itu menusuk retina matanya, lalu detik berikutnya mengantarkannya kembali pada kenyataan pahit yang harus dia terima.
Mimpi buruknya kembali terulang.
Kedua kelopak mata itu terbuka perlahan, pendar cahaya dari lampu neon tertangkap retina matanya.
Bau alkohol mulai berlomba-lomba masuk ke dalam rongga hidungnya. Matanya teralih menatap sosok gadis yang duduk tertidur di samping ranjangnya, bibirnya membentuk segaris senyum, tidak kentara memang tapi cukup jelas untuk dilihat.
Lalu di pojok ruangan Lucas juga sedang terlelap di sofa dengan mulut terbuka. Uh, menjijikkan seperti biasanya.
Jemari tangan Mark tergerak, terangkat menyingkirkan anak rambut yang menutupi wajah Mina dalam posisi tidurnya.
Kini wajah gadis Kang itu dapat dilihatnya dengan jelas. Kang Mina, sahabatnya. Seseorang yang sulit dia enyahkan dari kehidupannya.
Yang ia benci sekaligus ia cintai. Kang Mina, tetangganya yang merangkap menjadi sahabatnya.
Uh, Mark Lee bisa gila jika hanya memandangi wanita ini dalam diam. Tapi tidak mungkin dia melewatkan hal eksklusif seperti ini dengan mudah.
Dengan susah payah, tubuh ringkih itu bangun dari posisi tidurnya.
Perlahan Mark mengikis jarak diantara wajah mereka, desiran nafas Mina yang pelan dan teratur terdengar jelas di telinganya.
Kini kedua netranya dapat merekam dengan jelas bagaimana lekuk wajah Mina tanpa takut gadis itu akan menatapnya risih. Hidung mereka saling bersentuhan, Mark menyeringai sambil terus menatap lekat wajah polos sahabatnya ini.
Semakin maju, mengikis jarak kasat mata yang kian memudar. Lalu,-
"Kau sudah bangun, Mark?!", Astaga ingatkan Mark kalau Lucas masih berada di ruangan ini. Mark langsung menjauhkan kepalanya sejurus dengan mata Mina yang terbuka.
Teman sialan. Bahkan saat disaat-saat seperti tadi juga tidak membantu sama sekali. Terkutuklah kau Lucas Wong, bedebah sialan!
"Kau sudah bangun, Mark? Tunggu sebentar biar aku panggilkan perawat yang jaga", Mina beranjak dari duduknya, lalu menyibak tirai, sementara Mark hanya mengangguk sambil menyembunyikan wajahnya yang merah padam.
Matanya nyalang menatap Lucas yang tersenyum jenaka di pojok ruangan sambil memperlihatkan giginya tanpa rasa bersalah sedikitpun.
"Hei jangan berikan aku tatapan seperti itu, Mark. Aku menyelamatkan mu ingat?"
"Terserah", lalu Mark kembali berbaring sambil menarik selimut sampai menutupi wajahnya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.