02|| Crazy Boyfriend
><><
Kamis, 4 Juni.
22:17><><><
Selamat membaca
><><><><
"GUE cemburu, tau!"
Gue tersentak hebat.
Cowok di depan gue lagi sinting apa! Tiba-tiba narik ke belakang taman trus mojokin gue kayak yang dinovel-novel gitu cuman buat bilang begitu?
Hey yoo
Udah nggak waras ini mah
"Terus urusannya sama gue apa?"
Gue liat Bintang mendelik sinis. "Udah lah. Mau gimana pun kita nggak punya status yang bisa ngebuat lo jadi seposesif gini."
"Lo bilang nggak punya status? Gue suka sama lo Lan! Kita pacaran!"
"Dan udah putus, alright?" Lanjut gue, cepat.
Gue udah mulai bosen
Disini sumpek
Mana gue nggak bawa kaca lagi
"Lan," Bintang merendahkan suaranya. "Jangan sampai gue perkosa lo ditaman." Demi apapun. Dia cinta sama Bulan. Sampai kapanpun itu.
"Bucin lo." Gue komen. Bener kan yang gue bilang?
"Lo emang mutusin gue waktu itu. Tapi jangan lupa, kalau gue nggak pernah setuju sama apa yang lo bilang."
Keras kepala.
Bintang bikin gue enek mau ngulek muka gantengnya itu.
"Hey," sahut gue saat Bintang seperti tidak tau lagi apa yang harus dia katakan.
"Gini. Perempuan selalu benar. Dan laki-laki selalu salah. Gue cuman mau minta putus dan lo ... lo cuman harus pasrah aja sama keadaan, okey?"
Gue menawari hal itu. Karena apa?
Karena perempuan selalu benar, dan laki-laki hanya pasrah sama yang kaum hawa bilang.
Bintang menepuk jidatnya berkali-kali.
Gue yang lihat heran sendiri.
"Kenapa lo?"
"Bisa gila gue lama-lama ngomong sama lo."
Gue salah apa coba
"Bintang," nggak tau kenapa saat gue nyebut nama tuh orang malah langsung nengok cepat. "Gue mau makan."
Gue liat Bintang menghela napas kasar. Tuh napas nggak papa kan pas dikeluarin?
"Gue lagi serius, Lan."
"Gue dua rius. Gue beneran laper, noh kan perut gue udah kriyuk kriyuk."
Perut sialan. Tapi gue beruntung sih bisa ngibulin Bintang kalau gue lagi kelaparan.
"Oke, kita makan."
Eh eh ini tangan ngapain pakai gandeng segala. Gue bukan anak kecil woy
Gue menepis tangannya. "Bin, gue bisa jalan sendiri."
Agak susah sih kalau ngomong ke Bintang. Yang ada malah tangan gue diapit di ketiaknya.
Kurang ajar. Untung ganteng. Tapi sayang, bukan milik gue lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Oneshoot story
RandomVote cerita aku, nanti aku feedback. Tenang aja Kumpulan Oneshoot selama di karantina