1

49 19 17
                                    

Pagi yang cerah Dirga bangun dari tempat tidurnya untuk bergegas ke sekolah

" Dirga bangun sayang kamu nanti telat berangkat sarapan dulu ya Bunda udah siapin sarapan buat kamu" ujar Bundanya Dirga

Dirga yang keluar dari kamarnya tersebut langsung mengecek jam pada tanganya yang menunjukkan pukul jam 6.30 WIB

ia berjalan menghampiri Bundanya dan membawa tas di pundaknya dan ia mencium sekilas pipi dari Bundanya tersebut.

Itulah kebiasaan Dirga di pagi hari ia selalu melakukan ritual tersebut karena ia sangat sayang dengan bundanya.

"Ayah mana Bun ? Ngga sarapan bareng?"  tanya Dirga kepada Bundanya pasalnya ia tidak menjumpai ayahnya tersebut.

"Ayah tadi berangkat pagi-pagi banget katanya ada urusan yang belum diselesaikan di kantor" Ucap Bundanya

Dirga beroh Ria mengetahui ayahnya sudah berangkat sebelum ia keluar dari kamarnya. Dirga langsung duduk di meja makan dan menyantap roti yang sudah di oles selai coklat kesukaannya

" Bunda ikut sarapan juga dong bareng sama Dirga minta Dirga kepada Bundanya.

" kamu dulu aja sayang Bunda nanti makannya yang penting kamu kenyang dulu" balas Bunda dengan lembut.

Dirga melirik jam tangannya menunjukkan 06 40 WIB di mana ia harus bergegas menuju ke sekolahannya.

" Dirga udah selesai Bun Dirga berangkat dulu ya bunda hati-hati di rumah kalau ada apa-apa bisa telepon Dirga langsung" pinta Dirga sambil mencium tangan Bundanya dan berpamitan kepada nya.

Bundanya hanya tersenyum melihat anak semata wayangnya tumbuh menjadi anak ceria dan sangat sayang kepada bundanya.

" Assalamualaikum bunda ucap Dirga Waalaikumsalam hati-hati ya nak" balas Bunda

Dirga menyiapkan motornya tersebut dan langsung meluncur ke sekolahnya.
Sampai di sana banyak pasang Mata Yang Melihat Dirga turun dari motor nya karena tempat parkirnya berada di luar sekolah lebih tepatnya di sebrang sekolahnya.

Ia langsung menyeberangi jalanan tersebut dan sampai di depan gerbang.
Semua wanita melihat Dirga yang tampaknya hatinya sedang senang Entah kenapa.

Kemudian ada yang menepuk pundak Dirga dari belakang. iya benar Putra Brama teman kecil Dirga ia menghampiri Dirga yang saat itu sedang jalan sendirian.

"Lo kenapa ga senyam senyum kaya orang kesambet " tanya Putra merasa heran

"Lo kaya gatau gue aja gimana, gue biasa aja kali ga kenapa kenapa cuma lagi mau aja" jelas Dirga

"Lo gila ya? Jelas jelas lo senyum senyum sendiri sampe 1 sekolahan liatin lo. Nyadar dong lo ganteng gausa tebar pesona gitu" ucap Putra menyadarkan Dirga.

"Iya, gue nyadar yauda yu ke kelas" Ajak Dirga.

Setelah melewati lobi dan menaiki tangga mereka berdua menyusuri koridor kelas.  Kelas mereka berada di atas dan paling ujung.

Putra dan Dirga memasuki kelas dan sudah terdapat ketiga sahabatnya

" lu nggak jaga depan Ar ?" tanya ke Arga selaku ketua OSIS

"Enggak dulu, Gue ketuanya lagian" Ucap dingin Arga

"Pagi-pagi lo Serius amat bacanya, baca apa sih ?" tanya Dirga ingin tahu dan disusul oleh Putra

" iya lho baca apa sih sampai fokus banget ke bukunya" tanya Putra

" biasa, novel yang baru gue beli" ucap Arga menjelaskan

DIRGA NATHAN WIJAYA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang