World Is Mightier The Sword

Jullya Nishiwaki Ayaka (Bagian 1)

Jullya Nishiwaki Ayaka, gadis cantik blasteran Jepang dan Indonesia. Gadis ini lahir pada tanggal 22 Juli 1994, tepat di malam Jum'at pukul 00.00 gadis itu di lahirkan.

Karena dia seorang perempuan tidak ada yang perlu di khawatirkan saat proses kelahirannya. Karena di Indonesia, percaya jika anak laki-laki lahir pada malam hari akan mengundang makluk halus.

Jullya Nishiwaki Ayaka, adalah nama gubungan dari bulan lahirnya Nashiwaki dari ayahnya dan Ayaka dari neneknya. Tapi sungguh di sayangkan nenek Ayaka meninggal tepat saat dia di lahirkan. Dan lahirlah seorang bayi lucu Jullya Nishiwaki Ayaka.

Karena ia tinggal di Indonesia, mereka memutuskan untuk memanggil nama anaknya yaitu Jullya Ayaka.

Bayi itu lahir dengan begitu cantik, sangat cantik dengan kulit putih dan mata sitip yang menyerupai ayahnya yang dari Jepang, namun untuk tinggi badan dia menyerupai ibunya.

Jullya Ayaka tumbuh dengan sangat baik, dia kini bersekolah di salah satu SD Negeri di Jakarta.

Wajah balasteranya sangat terlihat hingga dia menjadi bahan bullyan bagi teman-temannya.

"Ayaka, kamu aneh!"

Itu adalah ejekan yang menyesakkan bagi anak-anak seusia Ayaka. Ayaka berusaha menjadi seseorang yang di ingin kan oleh teman-temannya.

Dia berjemur di tengah matahari untuk mendapatkan kulit yang coklat seperti teman-temannya.

Bahkan Ayaka rela merobek sedikit bibirnya agar lebih lebar karena bibirnya sangat tipis seperti Barbie. Namun, perjuangan dia semua sia-sia. Ayaka tetap saja di bully teman-temannya hingga akhirnya, dia menemukan seorang pria tinggi yang mau duduk dan berbincang dengannya. Dia adalah Nakato, pria dewasa berusia sekitar 24 tahun.

"Ayaka, kenapa kamu bersedih?"

Ayaka tidak mengubris pertanyaan itu, ia masih asyik bermain dengan boneka-boneka yang ia mainkan.

"Pargi kamu, dasar aneh!"

Itu adalah dialog yang dipergunakan Ayaka dalam permainan bonekanya.

"Kenapa kalian membenciku?"

"Karena kamu itu aneh, dasar Ayaka aneh! Pergi kamu jangn dekat-denganku!"

Lagi-lagi Ayaka menangis jika mengingat pembullyan yang ia terima. Ayah dan ibunya tidak pernah tau tentang pembullyan itu. Ayah Ayaka jarang sekali pulang, karena dia pulang pergi dari Jepang ke Indonesia dan pulang ke rumah hanya untuk melihat kabar anaknya dan kebali lagi dalam dunia kerjanya. Ibunya pun sama,  membuat Ayaka, siswa SD umur tujuh tahun ini harus memedam masalahnya sendiri, tentu saja hal itu membuatnya tertekan batin.

Hari demi hari, Ayaka lewati dengan kesendirian tanpa ada satu teman pun yang menemaninya. Namun, Ayaka tidak sendiri dia di lindungi oleh pria bernama Nakato, Nakato hanya bisa melihat gadis kecil itu dari jauh.

"Ayaka!" Sebuah teguran membuat gadis polos ini segera menoleh ke arah guru yang kini berdiri di depannya.

"Saya, bu?"

"Iya kamu! Mana kelompok kamu? Kamu harus bekerja sama dalam melaksanakan tugas ini!"

Seketika Ayaka berpaling melihat semua orang sudah berpasang-pasangan hingga tersisa satu siswi bernama Hilda yang harus berpasangan dengannya.