I try...

5 2 4
                                    

Dan akhirnya. .

Semua hanya di jawab dengan saling diam, dan mendiami. Bukan karna ke kanak kanakan , bukan karna egois ataupun tak perduli, tapi karna mereka sadar emosi yang tidak stabil akan membawa dampak buruk untuk semua hal. .

Yoongi memilih untuk diam, menenangkan fikiran nya dan menata kembali hati nya.
Ia memilih untuk memberikan sedikit jarak bagi mereka , karna dengan adanya jarak ia tak akan membuat nya tertekan .

Kalian salah jika berfikir jika Yoongi akan menyerah dan pergi begitu saja.
Sudah 1 minggu ini ia tidak melihatnya lagi,dan sudah genap 1 minggu pula Yoongi tidak bertegur sapa atau bahkan membuat hal yg membuat nya marah.

Namun pagi ini, dengan perasaan yang jauh lebih stabil dan emosi yg mulai mereda , ia memberanikan diri untuk berdiri di depan pintu apartemen mewah itu. Tidak menekan bel ataupun mengetuk pintu , Yoongi lebih memilih mengejutkan si penghuni apartemen dengan kehadirannya.

Sudah 15 menit kakinya menopang berat badannya di depan pintu itu, dan tinggal hitungan detik lagi, pintu apartemen itu akan terbuka, untuk mengeluarkan si pemilik yang akan pergi untuk menuju tempat nya menuntut ilmu.


*pintu terbuka*

" Ada apa. . ? " Yoongi tersenyum kecil,kala indra pendengaran menangkap suara dengan nada dingin dan jengkel favoritnya.

Dan kini, Yoongi kembali melihat wajah itu, wajah  1 minggu ini yang selalu berputar bagai sebuah video pendek yang otomatis berputar secara berulang ulang di kepala Yoongi.

Tap ...

Yoongi membawa kakinya melangkah , 1 langkah lebih dekat dengan Mei, ia ingin memastikan bahwa wanita yg ia klaim sebagai kekasihnya ini baik baik saja, memastikan bahwa mata nya tidak salah lihat bahwa ada senyum kecil tercipta di bibir tipis kekasihnya itu.

" Mei, kita pe--

Perkataan Yoongi terpotong karna melihat Mei yang  sudah jalan melewatinya begitu saja.
Mei membalikan badannya dan melihat wajah Yoongi yang tampak bingung.

" Kita bicara di cafe dekat sini saja, aku ingin sarapan. "

Yoongi menggigit kecil pipi bagian dalam nya, ia gemas dengan ekspresi datar dan dingin yang begitu ia rindukan itu.
Ia berlari kecil untuk menyamakan langkahnya dengan Mei.

Grepp...

Tangan putih milik Yoongi sudah mendarat dengan manis, di bahu Mei.

" Tumben kau hanya diam? " Yoongi melirik kecil, dan melihat Mei yang sibuk memperhatikan jalan di depannya.

" Mau marah juga percuma, pasti tangan mu itu akan tetap  berada di bahu ku. " Jawab Mei dengan nada malasnya .

Tak ada percakapan yang berarti yang menemani langkah kaki ke dua manusia itu  menuju tempat tujuan mereka, hanya suara ketukan alas kaki yang saling bersautan.
Mereka sibuk dengan pikiran masing masing, sibuk untuk merangkai kata, sibuk untuk bagaimana  cara yang tepat untuk memulai percakapan.

Baik Mei ataupun Yoongi, mereka sama sama buruk dalam hal seperti ini.
Yoongi adalah laki laki yang sulit berkata kata pada wanita, sedangkan Mei adalah type wanita lebih banyak diam dan tidak terlalu perduli. .

Sesampai nya di cafe, mereka melakukan semuanya seperti seharusnya kebanyakan orang yang pergi sarapan di luar rumah, mencari tempat duduk, memesan makanan lalu menghabiskan nya dalam diam.
15 menit setelah acara sarapan mereka usai, yang terjadi bisa kalian tebak sendiri. .
Mereka hanya diam dengan isi kepala masing masing,tak ada yang ingin memulai barang 1 patah katapun, hingga akhirnya Mei menurunkan sedikit egonya nya untuk bertanya duluan kepada Yoongi.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 08, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

UN VIAGGIOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang