II. Bimbang

438 44 3
                                    

"Kenapa Marvin?" Tanya Viona.

"Jadi tadi pas kita lagi jalan dia ngajak buat makan bakso. Tapi gue ga mau, soalnya gue lagi pengen makan ayam geprek." Mira menjelaskan.

Vivi diam sambil melepaskan tangan di pipi Mira. Tangan kanannya menjauhkan tangan Mira yang ada di pinggangnya. Kemudian dengan kedua tangan dia menegakkan kepala Mira. Mendekatkan kepala mereka berdua, lalu mulai berbisik ke kuping Mira,
"Mir, alay lo udah ga ketolong." Vio berbisik sambil merengut.

Mira yang mendengarnya terisak kembali. Air matanya masih menetes.

"Tapi, Viiii.." Rengek Mira.

"Tapi apa sih, Mir? Bener deh, lo alay banget pacarannya." Vivi sedikit kesal.

"Ya udah deh." Ucap Mira lirih.

"Maaf, Mir. Gue malah gini. Cerita deh, entar pasti gue dengerin." Vivi mulai sedikit luluh melihat ekspresi Mira.

"Gak, Vi. Lo kayanya ga suka tiap gue cerita tentang Marvin, lo benci dia ya?" Tanya Mira.

"Ngggg.. Ga gitu sih, Mir." Vivi mencoba mencairkan suasana yang mulai kaku.

Marvin adalah pacar Mira yang merupakan teman SMA mereka dulu. Mereka bertiga saling mengenal, namun ada yang disembunyikan Vivi dan Marvin dari Mira.

FLASHBACK

Jam menunjukkan pukul 12.00 tanda istirahat dimulai. Mira segera mencari Vivi ke kelasnya dan mendapati Vivi tengah tertidur dengan kepalanya bersandar di meja ditopang kedua tangan.

"Vi." Mira memanggil Vivi sambil memegang lembut pundak kiri Vivi.

"Hhmm." Vivi menjawab namun tidak bergerak sedikitpun.

"Gue pengen cerita, banguuunn.." Rengek Mira.

Vivi sedikit mengangkat kepalanya hingga bisa memandang Mira. Dia sedikit tersenyum melihat Mira yang menggunakan dua jepit rambut warna tosca.

"Cantik banget Amirah Fatin." Batin Vivi.

"Cerita aja sih, Mir." Vivi menjawab dengan sedikit malas.

"Ih, bangun dulu. Kalau lo sambil tidur pasti ngaco." Mira protes.

"Ya udah iya, iya." Vivi membetulkan posisi duduknya.

"Lo tau Marvin anak kelas 12 ga?" Mira bertanya.

"Marvin?" Vivi mengernyitkan dahinya sedikit mengingat-ingat Marvin yang tempo hari menyapanya di depan kantin. Marvin sambil tersenyum menyapanya kala itu, "Vivi cantik banget."

"Iya, Marvin. Gue kayanya suka dia deh." Jawab Mira.

"DHEG!" Jantung Vivi berdegup sedikit lebih kencang.

"Oh, iya tau. Te.. Terus lo mau gimana, Mir?" Tanya Vivi.

"Mintain ke dia nomer handphone-nya. Hehe." Mira berkata ke Vivi dengan sedikit menggembungkan pipi.

" Mira berkata ke Vivi dengan sedikit menggembungkan pipi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Sobat Terbaik - ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang