02

21 8 0
                                    

"Diska, bangun anakan kebo!!!" Teriak Axel dari kamar nya yg hanya bersebelahan dengan kamar Diska. Rumah sederhana mereka yg belum di plafon membuat suara-suara dari ruangan yg tidak jauh dapat terdengar.

"Engghhh... Iya iya ini bangun" balas Diska dengan suara serak khas orang baru bangun tidur.

"Kamu berangkat sendiri, nanti sebelum berangkat sarapan dulu, kakak udah masak tadi, kakak berangkat pagi mau wawancara sama kantor yg kakak ajuin lamaran kemarin" kata Axel tidak sekencang tadi.

"Iyaaa.... Huaammhh.." balas Diska sambil menguap dan merenggangkan otot-otot tubuhnya.

Diska memang sudah terbiasa hidup mandiri jadi setelah bangun ia langsung merapikan tempat tidurnya dan mandi. Setelah siap dengan seragamnya Diska keluar kamar hendak sarapan tetapi niatnya ia urungkan tatkala ada 2 orang berbadan tegap serta memakai pakaian formal berdiri di depan pintu rumahnya. Diska menghampiri mereka dengan perasaan was-was.

"Mmm.. A-ada yg bisa sa-saya bantu pak?" Tanya Diska dengan sopan berusaha menutupi ketakutannya. "Apakah benar ini kediaman keluarga Destama?" Tanya salah satu dari mereka yg membawa sebuah map ditangan kanannya.

"I-iya benar, a-ada apa ya pak?" Jawab Diska masih dengan keadaan takutnya. "Boleh kita berbicara didalam?" Pinta pria disebelahnya.

"Silahkan duduk pak, sebentar saya buatkan minum dul-" ucapan Diska dipotong secara cepat oleh pria yg sedari tadi membawa map "Tidak perlu kami hanya sebentar"

----------

"Hai Dis, napa nih pagi-pagi udah ngelamun aja bukannya belajar buat ujian nanti" sapa Ririn teman sebangku Diska sekaligus sahabat satu-satunya yg ia miliki disekolah ini, nama aslinya Arinda Salma, putri dari keluarga yg hampir sama dengan Diska, bedanya Ririn mempunyai keluarga yg lengkap. "Eh monyong-monyong kutu kupret" latah Diska ketika dirinya tersadar dari lamunannya.

"Huahahahaha..." Tawa Ririn meledak setelah mendengar latah sahabatnya ini. "Isshh Ririn mah kebiasaan" Kesal Diska sambil memanyunkan bibir tipis yg hanya ia poles lipbalm cherry itu.

"Abisnya kamu ngapa sih pagi-pagi udah ngelamun aja, mikirin si dia yaaa hayoo ngaku" tuduh Ririn "Apaan sih ngg lah! Aku tu cuma mikirin kejadian tadi pas mau berangkat sekolah" jawab Diska yg sebenarnya.

"Kejadian apaan Dis? Kamu berangkat tadi dianter Farros? Atau kamu ditembak Farros?" Tanya Ririn sambil menggoda Diska. Fyi Farros Vernandho, ketua OSIS di SMA MENTARI sekaligus orang yg disukai oleh Diska semenjak awal mereka bertemu saat MOS dulu (author bakal jelasin siapa Farros sebenarnya di next part okee sabar)

"Hah?! Ngg lah halu kali aku ditembak Farros" jawab Diska cepat. "Terusss kamu mikirin apa sihh.. Jiwa kepo ku meronta-ronta nih udahan" yah Ririn memang orang yg super kepo menurut Diska.

"Nanti aja pulang sekolah aku ceritain kalo sekarang takut ganggu konsentrasi ujian kita" final Diska setelah itu ia memfokuskan diri dengan buku tebal didepannya yg kira-kira terasa sangat sakit jika untuk menimpuk kepala orang.

"Yahh.. penonton kecewa.. ga seru ah" kesal Ririn yg sudah sangat ingin memaksa Diska untuk bercerita tetapi ia juga membenarkan kata-kata fokus untuk ujian, karna ia dan Diska adalah murid yg terkenal pintar jadi ia tidak ingin mendapat nilai rendah

----------

"Eh Dis, kamu belum dijemput kak Axel ya?" Tanya Ririn setelah mereka keluar kelas karna bel pulang sekolah sudah berbunyi sejak 5 menit yg lalu.

"Ngg Rin, aku pulang naik angkot soalnya kak Axel lagi wawancara" jawab Diska sambil mengucir rambut hitam panjang nya.

"Nah kebetulan nih aku bawa motor sendiri jadi kamu bareng aku aja sekalian kamu harus bayar utang cerita kamu yg tadi pagi" tawar Ririn yg diangguki setuju oleh Diska.

"Jadi kejadian apa yg kamu pikirin dari tadi?" Tanya Ririn yg mulai melajukan motor matic nya dengan kecepatan sedang.

AdiskaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang