A Dream☁️

819 88 32
                                    














Eksplisit parah.

🔞🔞🔞🔞🔞🔞

























●●













"You shattered the border, I will flow through it.

So, what is about whatever? It's what you wanted."





-NCT Dream, Drippin'.
















●●





































Gedung di sudut kota nampak ramai dengan gemerlap neon yang menerangi, malam ini rupanya lebih menarik dari hari-hari lalu.

Pemuda bersurai cokelat itu keluar dari mobilnya. Menghembuskan asap terakhir dari nikotin, maniknya berpendar ke segala arah.

Dieratkan jaket levis pada tubuhnya, si surai abu dengan wajah semanis gula tersebut ikut memandang sekitar. Mengantongi kunci mobilnya dan menghampiri temannya yang baru saja menginjak bara dari nikotin.

“Sespesial itu emang?” yang lebih muda bertanya. Menyandarkan punggung di sisi mobil, lengannya terlipat di depan dada. “Udah lama gak judi gue.”

“Ya makanya, tes judi lagi sekarang.” Si abu mendengus. “Denger-denger hadiahnya mantep.” Seringainya tersungging tipis, Felix Lee nampak meracuni si manis.

“Gak butuh duit.” Kim Seungmin berdecak. Lagipula meski hadiahnya satu miliar dollar, dia lebih memilih memantau. Rekeningnya sudah cukup limit untuk menerima uang.

“Buat gue, lah.”

“Biasanya juga emang lo yang make duit gue.” Seungmin mendengus sebal. “Kalau hadiahnya cewek, mau gue. Asal perawan.”

“Bajingan.” Felix tertawa. Lebih dulu pergi, sedang si manis mengikuti.
























●●






















Seungmin terbatuk kala dirinya baru saja sampai di dalam kasino dengan pencahayaan remang, banyaknya orang membuat tempat menjadi ramai.

Felix nampak menghilang dari peredaran. Bergabung dengan kerumunan setelah pemuda itu berbincang singkat dengan lelaki paruh baya di depan meja judi.

Ugh, berapa lama gue gak ke tempat ginian?” gumamnya bertanya pelan sedang irisnya mengedar lebih banyak.

Bau alkohol yang menyengat, pencahayaan remang dan para gadis dengan pakaian minim benar-benar terekspos jelas di sini.

Setahun lamanya dia tak berada di Seoul karena fokus pada pekerjaannya di Busan, Felix rupanya ingin membuatnya terjerumus lagi pada dunia malam.

“Tuan Kim?”

Yang disebut namanya menoleh. Mengernyit bingung kala lelaki yang beberapa menit lalu mengobrol dengan Felix, kini menghampirinya.

“Kenapa?”

“Tempat sudah disiapkan. Anda bisa langsung bergabung di meja putar.”

Meja putar.

for him | seungjinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang