#-2

15 2 0
                                    

Setelah mereka selesai lari mengelilingi lapangan bertepatan dengan berbunyinya bel tanda istirahat.
"Kekantin yuk!" ajak Akhtar sambil menetralkan nafasnya yang tidak teratur.

"Ayuk deh!" jawab Tere dengan mantab dan berjalan mendahului Akhtar.

"Ini lo yang kebanyakan fans apa gue yang baru firal?" tanya Tere dengan mata yang menatap bingung seluruh murid dikoridor yang membicarakan mereka secara terang"an.

"Ngk usah dipeduliin kali" jawab Akhtar dengan santainya ya dia memang risi juga menjadi objek murid" dikoridor namun itu seperti sudah menjadi santapannya setiap hari.

Saat telah sampai dipintu kantin mereka berpisah ketika melihat teman mereka yang berbeda tempat jadi mau tidak mau Tere meninggalkan Akhtar yang berjalan lawan arah dengannya.

"kok bisa bareng?" tanya sandra dengan mulut yang penuh dengan bakso mang jajang kesuksesannya.

"Yaelah baru aja duduk neng" jawab Tere yang langsung menyaut minuman milik siska.

"Telen dulu buk kesedek Alhamdulillah lohh" ucap Siska dengan nada mengejek melirik Sandra.

"Dih jahat amat neng" bela Sandra dengan kata kata sarkas temannya itu dengan bibir yang dikerucutkan kedepan.

"Tu mulut pengen dikuncirya" Sambil menahan tawa Tere mengucapkan kata sarkas.

"Ihh jahat banget sih kalian pokoknya ngk mau tau makanan Sandra Tere yang bayar Siska bayar minum Sandra titikk!" ucap Sandra dengan nada yang tegas sambil melipatkan tangannya didepan dada.

"Iya deh berhubung gue baik hati" jawab tere dengan mengeluarkan selembar uang berwarna biru itu didepan Sandra .

"Ututut Tere emang yang terbaik deh,, ayo tempat Siska mana?!" dengan gaya angkuhnya Sandra mengulurkan tangannya seperti rentenir yang menagih hutang.

"hemm iyaiya bentar" Siska pun hanya bisa pasrah melawan adu mulut dengan Sandra pun takkan ada habisnya.

Dengan gerakan kilatnya Sandra pergi untuk membayar makanan dan minumannya walaupun sebenarnya uang yang diberi Tere itu sudah lebih dari cukup untuk membayar keduanya.

"yaudh yuk kekelas bentar lagi bel" ajak Siska saat telah melihat Sandra yang berjalan kemeja yang mereka tempati.

mereka bertiga berjalan beriringan dikoridor dengan semua murid yang memperhatikan mereka  Tere dan Siska memang sedikit risi dengan pandangan mereka yang berbeda-beda namun tidak untuk Sandra dia lebih memanfaatkannya untuk memperlihatkan keangunannya dan berjalan berpose bagaikan model papan atas ya memang bentuk lekuk tubuh Sandra memang cocok untuk menjadi model tapi entah dia tidak berbakat dalam hal itu.

Saat ditengah perjalanan mereka tanpa sengaja menabrak kakak kelasnya yang sangat ditakuti oleh seluruh murid dan namanya juga cukup terkenal untuk kalangan remaja remaja sekarang.

"Heh hati hati dong kalo jalan tu pake mata dongg!"teriak Riska yang tanpa sengaja Tere tabrak ya yang menabrak adalah Tere dan betapa terkejutnya Tere saat yang ditabraknya adalah Riska kakak kelasnya yang terkenal ditakuti orang.

"Duh maaf kak aku ngk sengaja"ya Tere memang tidak sengaja setidaknya dia harus tetap meminta maaf kepadanya.

"Minta maaf doang ngk cukup kali"ucap Riska dengan gaya angkuhnya dan tangan yang ia lipat didepan dada.

"Maksudnya?"jawab Tere merasa kebingungan dengan kalimat yang diucapkan kakak kelasnya itu.

"Cih udah untung sini yang minta maaf" sela Siska yang memang memiliki sifat turun dari ibunya tidak akan mau direndahkan dan juga tidak akan mau mengaku salah jika itu bukan kesalahannya.

"Ngk ada yang nyuruh lo omong ya"tunjuk Riska dengan jari telunjuknya tepat dihadapan Siska.

"Kenapa emang lo pikir gue takut, NGAK!" teriak Siska diakhir kalimatnya dengan memandang Riska tajam.

"Dasar adik kelas gk punya etika" sarkas Riska sambil memandang Tere, Sandra dan Riska dengan  tatapan meremehkan.

Belum sempat Siska menjawab tangannya sudah ditarik oleh Tere agar menyudahinya dengan cepat Sandra menarik Siska dari sana meninggalkan Tere yang masih ingin mengucapkan maaf dan menyusul Siska dan Sandra.

"Ngk seharusnya tdi kita ngalah" dengan perasaan yang masih sedikit kesal Siska mengeluarkan suara saat sampai dikelas dan duduk ditempat dimana ia duduk.

"Ya tapi kalo dilanjut juga ngk bakal habis Siska" nasihat Tere sambil meredakan emosi Siska ia tau bagaimana sifat Siska sulit untuk menenangkannya tapi Tere juga bersyukur hanya Siska yang bisa berpikir dewasa ya walaupun kadang kadang Sandra memang berpikir dewasa namun hanya akan bertahan 5 menit fikiran itu.

"Terserah" jawab Siska cuek dengan melipat tangan diatas meja dan menenggelamkan kepalanya diantara tangannya.

______________

Bel sekolah telah berbunyi pertanda semua murid menyelesaikan tugas yang diberikan guru.

"Baik anak-anak pelajaran hari ini sampai sini dan bisa dilanjut besok,". ucap guru itu tegas kepada murid murid kelas IPS 2 dimana Akhtar memulai dan mengakhiri kegiatan KBM nya.

"baik buu!" jawab murid serempak tapi tdk semua yang mengucapkannya hanya sebagian murid yang lain sibuk dengan kegiatan memasukkan beberapa buku yang ada dimeja.

"Woi yang piket piket ya kalo ngk gue kasih tau bu Miya ni!" ancam ketua kelas dengan kaca mata yang selalu bertengger dihidungnya yang bisa dibilang sedikit pesek.

"Yah ngancem mulu" gumam murid murid yang malas untuk melaksanakan tugasnya itu .

"Eh ini jadwal kita kan ya?" tanya Lukman dengan jari telunjuk yang ditempelkan didagunya seperti orang berpikir.

"Iya" jawab Akhtar datar.

"Gue buru-buru kalian aja ya" mohon Bagas ketua piket mereka karna setiap regu piket memiliki 4 anggota dan selalu ada ketuanya untuk mengatur piket nya.

"Ye ngk bisa dong, lagian lo juga ketuanya masak malah kabur si"elak Lukman kepada Bagas yang ia tau pasti ingin kabur.

tapi berbeda pendapat dengan Akhtat yang meng-iyakan Bagas untuk pergi dan disambut tatapan bingung dari Lukman serta tatapan senang dari Bagas sedangkan Bastian hanya cuek menanggapinya.

"Yaudah gih pergi"tambah Bastian yang langsung ditatap oleh Lukman seketika bagaikan disambar petir Bagas segera lari keluar kelas.

"kok kalian bolehin si kan dia itu ketua piketnya harusnya malah dia yang tangung jawab bukan kita"gerutu Lukman pada kedua temannya itu yang membebaskan Bagas semudah itu.

"Tenang deh man mending skrng kita piket aja"jawab Akhtar santai dan pergi mengambil sapu dan disusul oleh Bastian .

"Huh mereka tolol apa tolol si"gerutu Lukman dan segera menyusul Akhtar dan Bastian yang sudah mulai menyapu dan membereskan meja ingin melawan pun ia sama saja memberikan nyawa kepada Akhtar.

AKHTAR Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang