Frank Shane Dhanubrata adalah anak bungsu dikeluarganya. Kepribadiannya yang tenang tanpa emosi membuat orang disekelilingnya sulit untuk mengenali keadaan dirinya. Dia bukan remaja pembuat onar disekolahnya. Namun, setiap orang yang akrab dengan dunia malam pasti akan mengenalnya. Karena dia bukanlah sosok yang mudah dikalahkan didunia balap liar.
Frank, sapaan akrabnya. Bukanlah, anak yang mudah mengeluh. Besar ditengah keluarga yang menjunjung nama baik mereka begitu luar biasa, membuatnya harus selalu tangguh dan cerdas mengendalikan situasi. Dia sudah kehilangan begitu banyak waktu kanak – kanak untuk belajar formal, alat musik khususnya gitar dan piano, bela diri dan hal lainnya yang dianggap telah menjadi bagian lumrah dalam budaya keluarga Dhanubrata. Hal ini semata – mata agar nama Dhanubrata tidak dilecehkan dalam bentuk apapun.
Mungkin nama keluarga Dhanubrata memang tidak sering terucap dikalangan publik. Atau hanya segelintir majalah ternama dunia yang memuat mereka. Namun, pengusaha manapun segan untuk menyebut nama keluarga itu. Karena semua orang tahu, bahwa para pejabat pemerintahan, politisi dan bankir ternama dunia ada dalam kekuasaan mereka.
Nama Dhanubrata yang begitu agung juga yang membuat Frank menjadi begitu rasional sampai hampir irrasional. Dengan doktrin tentang kemasyuran keluarga mereka, Frank menjadi begitu kaku dalam hal prinsip. Dunia dalam matanya hanya hitam dan putih, salah dan benar. Tidak ada warna atau hal lain yang mewarnainya. Sampai disatu titik, kakak yang begitu dia kasihi mendadak menghancurkan semua pemikiran hasil doktrin keluarganya di kepalanya. Kakak yang menjadi panutannya karena jiwa pemimpinnya yang kuat memaksanya untuk mengerti bahwa ada warna dan hal lain yang harus mengisi hidupnya dengan cara yang begitu mengerikan menurutnya.
Namun dunianya yang porak – poranda tak sampai disitu saja. Ketika dia merasa mampu untuk mulai menjejakkan kakinya setelah patah karena tersungkur. Dunia yang bahkan masih remang gelap itu kedatangan warna lain yang membuatnya kembali berantakan dan semakin kelam.
Frank kedatangan Drake. Si lugu manis yang begitu manja. Beserta hadiah lain yang dalam waktu dekat berwujud bayi yang akan nyata dalam timangannya.
Tidak. Ia bukannya menolak anak itu. Ia juga punya mimpi untuk memiliki keluarga yang normal dan penuh canda tawa. Namun, dunianya yang terlalu hitam, membuatnya takut. Ia takut menjadikan anak itu sebagai versi lain yang lebih berantakan darinya. Ia takut jika anak itu akan mengalami tekanan yang luar biasa lebih berat dari yang ia alami. Lebih dari itu, ia juga takut menyakiti si manis manja. Ia takut kehilangan senyum malu – malu dan binar jenaka dari mata itu. Karena sekalipun ia memliki sedikit ketertarikan terhadap fisik Drake. Untuk mencintainya bukanlah hal mudah. Saat ia masih terjebak dalam bayang masa lalu dan rantai masa kini yang begitu menyakitkan.
tbc !
KAMU SEDANG MEMBACA
𝑺𝒐𝒎𝒆𝒐𝒏𝒆 𝑻𝒐 𝑯𝒐𝒍𝒅
Fanfiction𝐹𝑟𝑎𝑛𝑘 𝑡𝑖𝑑𝑎𝑘 𝑝𝑒𝑟𝑛𝑎ℎ 𝑚𝑒𝑛𝑦𝑎𝑛𝑔𝑘𝑎 𝑘𝑎𝑙𝑎𝑢 𝑘𝑒𝑐𝑒𝑟𝑜𝑏𝑜ℎ𝑎𝑛 𝑠𝑎𝑡𝑢 𝑚𝑎𝑙𝑎𝑚𝑛𝑦𝑎 𝑎𝑘𝑎𝑛 𝑚𝑒𝑛𝑗𝑎𝑑𝑖𝑘𝑎𝑛𝑛𝑦𝑎 𝑠𝑒𝑜𝑟𝑎𝑛𝑔 𝑎𝑦𝑎ℎ 𝑑𝑖 𝑢𝑠𝑖𝑎 16 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛. 𝐷𝑖𝑡𝑎𝑚𝑏𝑎ℎ 𝑠𝑜𝑠𝑜𝑘 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑢𝑟𝑢𝑡 𝑡�...