Prolog

228 26 0
                                    

"Aku tau sekarang alasan kita bertemu. Bukan hanya karena takdir, tapi juga karena kita berjodoh."

-Layla Nazhiva Az-Zahra-


***

"Hey, tunggu!!" Layla sedikit meninggikan suaranya untuk menahan langkah pria bertubuh jangkung itu. Sebab, sejak tadi mengejar, dia selalu ketinggalan karena langkahnya tak seimbang dengan langkah lebar lelaki itu.

Lantas, pria yang merasa bahwa ada yang memanggilnya di belakang seketika memutar tubuhnya untuk agar mengetahui siapa yang sedari tadi memanggilnya.

Lelaki itu mengangkat salah satu alisnya seolah-olah bertanya "kenapa?"

Layla yang mengerti langsung mendekatkan langkahnya kearah lelaki itu dengan nafas ngos-ngosan lelah mengejarnya

"Ini. Buku anda? saya rasa buku ini penting. Mangkanya saya kejar supaya bisa kembaliin buku ini." Ucapnya sedikit terbata-bata karena masih merasa lelah sebab lari-larian sedari tadi.

Lelaki itu menatap buku agenda yang memang benar miliknya  di tangan wanita itu, lalu mengambilnya
"Terimakasih. Permisi. Assalamu'alaykum."

Singkat, jelas, dan padat.
Bahkan Layla sekarang tampak cengo melihat aksi si lelaki tadi.

"Gitu doang? langsung pergi? dingin banget sih, nyebelin, udah capek-capek gini lari-larian.. pas udah dapet malah ditinggal gitu aja..heuh."

Tentu saja Layla kesal, sebab saat ini dia sudah seperti mandi keringat karena lari-larian hanya demi mengejar lelaki dingin itu untuk memberikan bukunya yang tertinggal.

"Awas aja kalo sampe ketemu lagi.. aku siram pake air panas biar nggak dingin lagi." Ucap Layla geram.

follow ig:
@riznyamaliaazahra




Hafidz Al-Arkhan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang