🌈01. Dua

4.3K 133 0
                                    

"Kegiatan lo hari ini apa?" Tanya Andre. "Danni ngajak pergi," Jawab Virgo sambil memasukan bukunya ke dalam tas.

"Terus kita kapan hang out?" Tanya Lola, sedikit cemberut.

"Kapan - kapan. Gue duluan ya" Kata Virgo lalu pergi begitu saja.

Teman - teman Virgo sudah biasa diperlakukan seperti itu olehnya. Ia memang terkesan sedikit dingin, tetapi ceria.

"Um.. Kak Virgo ya?" Tanya salah satu adik kelas Virgo di koridor sekolah. "Iya, ada apa ya?" Tanya Virgo sambil mengangkat sebelah alisnya.

"Kak.. Bisa buatin aku gambar nggak..? Hehe" Tanya adik kelas tersebut.

Virgo memang sudah biasa dimintai gambar oleh teman - temannya, kakak kelas, maupun adik kelas.

"Oh iya, kasih ke aku aja gambarnya. Kamu dari kelas berapa? Besok biar aku anter ke kelas kamu" Virgo mengiyakan.

"Namaku Zea kak, dari kelas 10A" Kata Zea sambil memberikan Virgo satu lembar foto. "Ah, Zea ya. Yaudah, besok aku anter ke kelas kamu," Balas Virgo sambil mengambil kertas tersebut.

"Makasih kak," Setelah Zea mengatakan itu, Virgo tersenyum kearahnya lalu pergi keluar dari gedung sekolah.




















Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.






























Ia menemui Danni di depan pintu gerbang. "Mau kemana?" Tanya Virgo sambil memasukan foto pemberian Zea ke dalam tas nya. "Itu apa?" Tanya Danni.

"Oh, ini. Ada yang minta gue gambarin lagi" Jawab Virgo. "Nggak capek apa? Sesekali nolak gapapa kali," Kata Danni sambil berjalan ke arah tempat parkir.

Virgo mengikutinya dari belakang. "Yaudah terus kita kau kemana?" Tanya Virgo lagi.

"Udah sih, ikut aja" Danni menyambar kunci motornya lalu menaiki motornya, disusul Virgo.

Mereka pun pergi menggunakan motor Danni. Sesampainya di tempat tujuan, mereka turun dari motor. "Cafe?" Virgo memastikan. Danni mengangguk.

Mereka masuk ke dalam Cafe tersebut. Setelah memesan, mereka sedikit berbincang - bincang.

"Hahh.. Gue capek, pulang ke rumah harus gambar lagi, belajar," Eluh Virgo. "Lagian sih, boleh kali, nolak orang yang minta gambarin. Mereka juga nggak bayar kan?" Tanya Danni sambil melipat kedua tangan di depan dada.

"Ya ga gitu, gue juga suka kok, kalau orang pada mintain gue gambar. Lagian itu juga memang hobi gue," Balas Virgo. Danni mengangguk.

Makanan maupun minuman yang mereka pesan pun datang. Virgo menyantap makanannya dengan sangat lahap.

"Pelan - pelan aja kenapa" Kata Danni, heran pacarnya itu belum makan 3 hari. Virgo mengangguk. "Terus, lo jadinya pilih siapa? Lo harus pilih salah satu. Gue atau kak Zen? Gabisa kayak begini," Lanjut Danni masih menyantap makanannya.

"Uhuk uhukk" Virgo terbatuk. Danni segera memberikan Virgo air minum.

"Gue... Gatau lah ya. Semenjak ditinggal teman masa kecil gue dan ditinggal ibu gue, gue merasa.. Hidup gue hambar. Kurang kebahagiaan, ngerti nggak?" Kata Virgo panjang lebar. "Gue pengen bahagia. Gue ingin mencari kebahagiaan gue" Lanjut Virgo sambil menaruh sendok dan garpunya.

"Gue tau keputusan gue salah. Tapi gue mencoba untuk mencari, apa yang bakalan bikin gue bahagia. Gue tau gue egois. Gue bener - bener pengen bahagia, Dan" Virgo menatap Danni lekat - lekat.

Danni mengangguk. "Tapi suatu saat nanti, lo harus memilih" Kata Danni sambil melanjutkan makan. Virgo mengangguk.

Setelah mereka selesai makan, Danni mengantar Virgo pulang ke rumahnya.

🌈🌈🌈

"Udah sampe," Kata Danni sambil memberhentikan motornya di depan rumah Virgo.

"Makasih untuk hari ini," Virgo melepaskan helm lalu segera turun dari motor Danni. "Iya, sama - sama" Balas Danni sambil tersenyum.

"Yaudah, gue masuk! Hehe. Hati - hati Danni!!" Seru Virgo sambil melambaikan tangan ke arah Danni. Danni hanya tersenyum, lalu segera pergi dari rumah Virgo.

Virgo segera masuk ke dalam rumahnya. "Vi, kok kamu baru pulang? Udah makan malam?" Tanya ayah Virgo.

"Udah makan malam yah. Virgo ke kamar ya, selamat malam ayah!" Seru Virgo, mengecup pipi ayahnya sekilas lalu segera menuju kamarnya.

Ayah Virgo memang baik, tapi terkadang ayahnya memperlakukan Virgo dengan kasar. Terkadang Virgo suka dimarahi ayahnya habis - habisan, padahal itu sama sekali bukan salah Virgo. Tidak ada hubungannya dengan Virgo. Ayahnya hanya melampiaskan amarahnya kepada Virgo.

Sesampai di kamarnya, Virgo langsung membasuh dirinya lalu mengerjakan tugas sekolahnya.

Setelah itu, ia mengambil foto yang tadi diberikan Zea. Virgo terkejut setelah melihat foto yang diberikan Zea. Zen? Kenapa harus Zen? Tanya Virgo dalam hati. "Gatau dah gambar aja" Virgo mulai melukis wajah Zen sedikit demi sedikit.

Setelah selesai, ia langsung merebahkan dirinya di kasur lalu terlelap.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Bersambung

Baby Boy ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang