Switzerland

9 2 0
                                    


Hembusan angin pagi nan dingin menerpa kulit wajah seorang gadis dengan surai coklat panjangnya, suhu di Switzerland memang begitu dingin jika bulan desember, gadis itu mneunggu dengan gusar diteras rumahnya sembari mneggoyang-goyangkkan kakinya guna menghasilkan kehangatan ditubuhnya yang sudah berbalut coat tebal dan syal, terus menerus melirik arloginya membuat gadis it uterus dirundung kegelisahan yang sangat membuncah, ramalan cuaca tadi mengabarkan jika pagi ini akan ada badai salju disana dan ia sangat khawatir pada dua orang yang masih belum menampakan wujudnya sama sekali, gadis itu terus melirik kesetiap sisi jalan didepan rumahnya, mengingat rumahnya berada dipedesaan yang begitu indah jika musim semi tiba, kegelisahan itu akhirnya berubah menjadi senyum bahagia tatkala melihat orang yang ia tunggu tiba didepan rumah dengan mobil sedan hitamnya, gadis itu menghampiri keduanya dan membantu membawa beberapa bawaan yang tak begitu berat

"lama banget sih Kak, takut tau kalo kalian kejebak badai di kota" gadis itu berjalan beriringan dengan pria dengan Coat Coklat panjangnya

"Nih Kakak sulungmu mampir ke Toko perkakas segala"ucap Pria dengan rambut brunetnya

" Yakan ini sekalian buat benerin lantai rumah yang jebol karna adik bungsu tersayang" pria dengan Coat coklat dan rambut hitam legamnya itu melirik gadis mungil yang berjalan disisi kanannya

"Yakan Ara juga gak sengaja Kak" Gadis mungil itu mencebikan bibirnya, sang Kakak tentu saja haya bercanda saat mengatakan hal itu

"udah ayo masuk, Kakak mau langsung masukin mobil ke garasi" Ketiga manusia beda Gender itu bergegas memasuki Rumah dengan Nuansa Farm house itu,gadis mungil itu segera membuka coat yang sedari tadi ia gunakan dan membantu sang Kakak kedua yang sedang membereskan barangnya dan belanjaan sang Kakak pertama tadi

"Kak Tian gak Capek?" gadis itu melihat sang Kakak kedua dengan Raut khawatirnya, pasalnya sang Kakak baru saja tiba di Switzerland saat dini hari tadi dan sempat mengalami kendala di Turki saat penerbangan tadi

"Gak Ara sayang, Liat Ara aja capek Kakak langsung Hilang" gadis itu tersenyum manis pada Kakaknya itu yang dibalas belaian lembut disurai panjangnya

"Ooooh Ara gitu ya, kalo ada Tian Kak Rion terlupakan" sang Kakak sulung yang muncul setelah memasukan mobilnya ke garasi rumah pun ikut bergabung dengan kedua adiknya

"Iiih Kak Rion apaan sih, Ara itu sayaaaaaaag sama semua Kakak Ara tauuuu" gadis itu memeluk kedua kakaknya secara bergantian

"tapi Kak, Kakak gak bakal pergi-pergi lagikan?" Gadis itu memandang sang Kakak kedua dengan Sendu, menyiratkan akan rasa rindu yang sangat besar pada Kakak keduanya yang memang selalu pergi dalam kurun waktu yang sangat Lama akibat dari pekerjaanya

"Kaka usahakan Ara sayang, Kak Tian juga kan gak tau, yang mnentukan itu perusahaan" raut gadis itu berubah lesu mendengar hal itu, Setelah menetap di Negara asing yang penuh dengan perbedaan dengan adat saat di Indonesia, membuat Arabella Arsan Bakrie harus terus belajar penyesuaian dinegara asing itu, setelah kedua orang tuanya meninggal saat usianya masih 12 tahun itu ia hidup bersama kedua Kakaknya dirumah peninggalan Ayah dan Ibunya, Namun takdir memang kejam, Pamannya sendiri yang selalu dianggap Baik olehnya ternyata menusuknya dari belakang, Ia menjual Rumah yang ditempati Ara dan kedua Kakanya itu tanpa sepertujuan mereka dan mereka harus mengungsi kerumah saudara yang lain sampai sang Kakak sulung selesai mnegerjakan skripsinya sambil bekerja, jika mengingat Hal itu membuat hati Ara sangat sakit Keluarga yang paling Ia percaya ternyata menghianatinya dan Kakak-kakaknya namun kedua Kakaknya itu selalu mengajarkan Ara untuk selalu memaafkan setiap orang yang menyakitinya, karna mereka yakin didalam badai pasti ada musim semi yang menunggu

"Jangan cemberut gitu dong, Kakak Tau Ara khawatir sama Kakak, tapi Insya Allah kakak bisa jaga diri" Sang Kakak member tahu adik kecilnya itu dengan sangat hati-hati , mereka tau Ara adalah gadis dengan hati yang begitu rapuh dan gadis paling tulus yang mereka kenal, gadis yang selalu menampilkan senyum cerahnya pada setiap orang

Winter RoseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang