Setelah siangnya tadi mereka berempat janjian di dekat persimpangan kota, akhirnya mereka berkumpul dan menuju kesana bersama, bersyukurlah rumah mereka tak begitu jauh dari taman kota, untungnya Ara dan Julia membawa sepeda yang mereka titip didepan rumah Merry jarak rumah keduanya lumayan jauh jika berjalan kaki maka butuh watu 45 menit untuk sampai, dan disinilah mereka berempat mengagumi hiasan Festival yang sangat indah dan penuh lampu tentunya, Ara merasa ini mirip seperti pasar malam karna banyak yang menjajakan makanan dan juga berbagai pernak pernik, Ara sudah ijin Kakaknya terlebih dahulu dan tentu saja kedua Kakaknya mengijinkan namun harus ada drama dulu sebelum Ara berangkat
"Iiihh Kak Tian udah dong peluknya" Tian enggan untuk sekedar melobggarkan pelukanya pada adik semata wayangnya itu
"tapi nanti kamu pulang malem banget pasti" Ara mendelik malas pada Kakak keduanya itu
"Ya namanya juga ke festival Kak, besok juga libur kok sekolahnya"
"Jangan malem-malem Ara, nanti kalo ada yang nyulik gimana?" beginilah Tian jika dikantor tegas tapi kalau di rumah berubah meloy kearah alay
"Kan ada Julia Kak, rumah Juli kan di sebelah kita" rion yang melihat kelakuan kedua adinya itu merasa jengah sendiri
"Tian kamu jangan terlalu ah sama adikmu"
"Tapi Kak"
"udah biarin Ara pergi sama temen-temennya lagian jarang-jarang dia ikut festival" dengan berat hati Tian melepas pelukannya pada Ara dan Ara segera pergi keluar rumah Krana Julia sudah emnunggu Ara sedari tadi
Itulah drama yang terjadi sehingga membuat Arad an Julia harus mnegayuh sepeda mereka dengan lebih cepat agar sampai tepat waktu,Ara sangat menikmati Festival ini biasanya ia akan datang besama dengan Kakaknya tapi untuk saat ini dia pergi bersama ketiga temannya
"Ed do you want it?" Merry melihat Ed memegang sebuah jam pasir di salah satu gerai yang menjual oleh-oleh
"Not Rose, I just See it" tapi berbeda dengan yang Merry tangkap Justru dari pandangan Merry jika Edgard sangat menyukai jam pasir itu
Ketika sedang berjalan-jalan Ara tak sengaja menabrak seseorang yang membuatnya meringis karna bahunya tertabrak sangat keras dengan badan si pria
"I'm Sorry Sir, Are you Ok?"
"Not I'm ok, you Ok?"
"Ya I'm Ok" Ara menatap manic pria itu terlihat jika warna mata pria itu berwarna amber keemasan warna mata yang jarang sekali dimiliki
"Wow beautiful" gumam Ara saat melihat mata pria yang ia tabrak tadi
"yes?"
"ah not Sir, I really sorry"
"Not, don't think about it again lady"
"Lady? Me?"
"yes you"
"haha Not sir" saat sedang beada di suasan canggung tiba-tiba Julia memanggil Ara karna Ara tiba-tiba menghilang
"Bella" Arad an si pria sama-sama menoleh kearah suara
"Bella, I think you lose"
"I'm fine Juli, aku hanya tak sengaja menabrak tuan ini tadi"
"oh hai Sir"
"Hai"
"oh kalau begitu Sir maafkan saya sekali lagi"
"tak usah dipikirkan lagi"
"baiklah kalau begitu terima kasih" ucap Ara seraya pergi mneingglakn pria yang masih menatap punggungnya sampai keberadaan gadis itu tak bisa ia lihat lagi, dan kini pandangannya menatap pada jam yang baru saja bergerak saat ada gadis itu di dekatnya
KAMU SEDANG MEMBACA
Winter Rose
Fantasysetiap manusia percaya mereka di ciptakan dengan memiliki tujuan tertentu,begitu pula dengan cinta yang datang tanpa mengenal situasi dan waktu