Dengan langkah cepat laki laki dengan baju yang tak lagi rapi dan dasi yang sudah di longgarkan itu berjalan memasuki ruang kelas yang sedang KBM (Kegiatan Belajar Mengajar). Guru yang dikejutkan dengan kedatangannya tanpa mengucap salam lantas menatap tajam. Laki laki itu masih berdiri dipintu sambil tersenyum seolah tidak melakukan kesalahan."Kamu dari kelas mana? Bukannya ini masih jam pelajaran? Kenapa keluyuran?" kata ibu guru itu yang ditangannya masih ada spidol berwarna hitam. Para murid yang berada dikelas itu hanya diam sambil menahan tawa.
"Maaf ya Bu Neneng yang cantik istrinya Pak Somat, jam di dinding udah menunjukan waktu istirahat, tadi mungkin bel istirahat ga kedengeran, karna ibu fokus menjelaskan." Ucap laki laki tadi sambil menunjuk jam di atas papan tulis itu, siswa siswi yang tadi hanya diam takut untuk memprotes ibu guru killler itu diam diam mereka mengucap syukur karena laki laki tadi.
Ibu Neneng melihat jam ditangannya dan ternyata benar sudah waktunya istirahat, lantas guru itupun berjalan kemeja guru dan membereskan buku bukunya lalu berkata,
"Maaf ya, istirahat kalian kepotong sedikit, materinya sampai disini. Wasallamualikum"
"Jangan diulangi lagi ya Bu, soalnya waktu saya sama pacar saya juga ikut kepotong," ucap laki laki tadi yang masih setia berdiri dipintu kelas XI MIPA 2. Ibu guru tadi hanya geleng geleng kepala menghadapi siswanya yang satu ini, yang terkenal dengan kejailannya. Setelah Bu Neneng keluar kelas, laki laki itupun lantas berjalan kearah meja kekasihnya yang terletak di baris ke 2 dari pintu dan deret ketiga dari depan.
"Jangan diulangi lagi Vano, gimana nanti kalo kamu dilaporin ke BK?" ucap perempuan dengan bandana berwarna merah muda dikepalanya, perempuan itu masih sibuk memasukkan peralatan tulisnya kedalam kotak pensil dan merapikan bukunya untuk diletakkan diatas meja, laki laki yang tadi menghampiri perempuan itu sudah duduk manis dibangku samping perempuan itu.
"Ya mau gimana lagi, tadi aku udah nunggu dikantin sekitar 5 menitan tapi kamu juga belum datang," jawab laki laki yang memiliki nama panggilan Vano tadi. Mereka berdua sudah berdiri untuk berjalan menuju kantin.
"Lagian juga udah waktunya istirahat kenapa kelas kamu ga ada yang berani bilang sih?" lanjutnya sambil merangkul pundak perempuan yang memilik predikat sebagai kekasihnya itu, berjalan dikoridor kelas untuk sampai ketempat tujuan yaitu kantin. Banyak yang memandang mereka dengan pandangan iri, tidak suka, sinis dan masih banyak lagi. Tapi banyak juga yang mendukung hubungan mereka. Ditambah si cewek yang terkenal ramah sama siapa saja dan si cowok yang mau berteman dengan semua orang tanpa memandang fisik maupun materi.
"Vano, tadi itu ya! Bu Neneng marah besar dikelasku gara gara si Dodi ga ngerjain PR, kasian si Dodi tadi diceramahin eh ga taunnya kita sekelas juga kena semprot deh, mana satu jam cuma buat ceramah lagi," jelas sang cewek sambil membenarkan bandananya.
"Seriusan!!! Marah marah ngedumel gitu? Kok bisa satu kelas jadi kena omel juga?" Tanya Vano.
"Gatau ah tiba tiba aja gitu bikin laper aja hahaha" jawab Alsya.
"Yaudah sekarang mau makan apa biar aku yang pesen," ujar Vano.
"Ga usah biar aku aja yang pesen kamu gabung aja sama yang lain nanti aku nyusul," tolak perempuan tadi dengan halus.
"Udah gapapa tadi aku udah makan juga kok, sekarang kamu mau makan apa? Mie ayam?."
"Beneran ga apa? Mie ayam aja deh kalo gitu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Ambivalent.
Teen FictionMenuangkannya dalam sebuah kata kata yang akan berakhir menjadi sebuah cerita. Ini merupakan sebuah kisah dari seorang gadis remaja yang entah akan berakhir bahagia atau malah sebaliknya. Kisah dengan angan angan yang begitu indah dan berharap menja...