Masa Lalu

92 4 2
                                    

"Aku pulang..." Seru Alice sambil menebarkan pandangan ketiap sudut rumah. Ia mencari sosok ibunya. Namun nihil. Mungkin sedang beristirahat,pikirnya. Padahal di siang hari, biasanya Grace tak pernah tidur tetapi menonton tv.

"Ibu...ibu...i." Alice terkejut melihat pemandangan didepannya. Grace terbaring lemah dengan wajah pucat.

"Ibu,apa yang terjadi? Bibi Collie,apa yang terjadi?" tanya Alice dengan perasaan cemas.

"Aku menemukannya pingsan di dapur,dan segera memanggil dokter untuk memeriksa. Dokter bilang ia hanya kelelahan. Jangan khawatir." Collie berusaha menenangkan Alice meski sebenarnya itu percuma. Alice sangat khawatir. Grace adalah satu satunya orangtua yang ia miliki.

Mata Grace yang tadinya tertutup rapat kini membuka perlahan. Namun seketika wajah yang terlihat lemah dan pucat itu berubah ketika melihat buku ditangan Alice.

"Alice,mengapa kau mengambil buku ini? Bukankah aku sudah katakan,jangan pernah menyentuh buku ini,kenapa kau mencurinya dariku?" teriak Grace pada Alice yang hanya menatap bingung dan sedikit takut melihat perubahan ekspresi ibunya yang menurutnya cukup berlebihan hanya karena sebuah buku sambil merampas buku tanpa judul dengan sampul kulit dari tangan Alice.

"Ibu aku tidak mencurinya darimu,aku hanya ingin membacakan cerita ini untuk anak panti dan.."

"Cukup, keluar. Jangan pernah lagi kau menyentuh buku ini. Kau tidak boleh menyentuhnya."

"Maafkan aku ibu" Alice sedikit sedih karena telah membuat ibunya marah. Dulu,Grace memang selalu melarang Alice menyentuh buku ini,hanya Grace yang boleh menyentuh dan membacakannya untuk Alice. Namun ia tidak tahu Galen akan semarah tadi.

Sesudah itu Alice langsung menuju ke kamarnya yang berada dilantai 2 dan mengganti pakaiannya.

Alice berusaha untuk menenangkan diri dan berpikir positif tentang ibunya. Tapi begitu banyak pertanyaan muncul dipikirannya. Kenapa ekspresi Grace sangat berlebihan tentang buku itu? Apa yang spesial dari buku usang itu? Apakah ada yang disembunyikan atau dirahasiakan oleh Grace? Mengapa bibi Collie tidak tampak terkejut dengan sikap ibu? Mengapa dan mengapa?

Tiba-tiba suasana hening pecah oleh nada dering handphone milik Alice. Seseorang meneleponnya.

"Halo..." Sapa Alice dengan malas.

"Hai Alice,apa kau sedang sibuk?" Seru wanita dari seberang telepon.

"Langsung saja! Kau ingin bicara apa? Aku sedang tidak mood untuk shopping ke mall,oke?" kata Alice dengan nada suara malas-malasan.

"Ayolah,ini bukan soal shopping darling. Ini tentang hal yang lebih menarik. Kau mau ikut?"

"Apanya?"

"Festival makanan gratis yang di sponsori oleh Alby Alben.Semua orang yang menjual makanan akan mendirikan stand food mereka di sepanjang jalan kampus kita. Seharian penuh, semuanya gratis. Ayolah darl." Seru gadis diseberang telepon dengan penuh antusias.

"Alby Alben lagi dan lagi. Apa istimewanya sih laki-laki itu? Aku tidak mau. Pasti akan sangat ramai. Lagipula aku tidak ada kelas besok. Jadi tak perlu ke kampus." Alice memang jarang mengikuti kegiatan yang menimbulkan keramaian.

"Huhh.tentu saja tidak ada kelas. Besok kan semua mahasiswa diliburkan untuk bisa mengikuti festival makan gratis besar-besaran ini. Kau benaran tak mau ikut? Apa kau tega melihat sahabatmu ini datang sendiri ke festival? Lalu bagaimana jika ada laki-laki yang menggangu? Dan aku pasti tidak bisa bertemu idolaku,Alby Alben,si pengusaha muda yang sangat tampan."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 01, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The VampWolf and The WitchTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang