END

1.4K 68 3
                                    

Saat ini Bian, evalina dan dua keluarga mereka telah bertemu satu sama lain. mereka berkumpul di ruang keluarga kediaman dedy key yang bukan lain adalah ayah kandung evalina key kekasih dari bian stevano bianata. Bian dan evalina tidak menyangka kedatangan mereka ke kediaman orang tua evalina akan mempertemukan mereka juga dengan kedua orang tua bian yang sudah ada terlebih dahulu disana.

Suasana di ruangan itu terasa sangat canggung dan kaku. hanya ada tatapan rindu dari ayi key terhadap anak semata wayangnya yang tidak pernah terlihat lagi selama hampir satu tahun lebih itu dikediamannya "Eva.. kamu tidak merindukan mamah nak?" Ucap ayi terlihat terharu melihat anaknya yang tengah mengusap perut buncit nya dengan tatapan rindu.

Evalina menjatuhkan airmatanya, ia melihat kearah bian dan bian pun menganggukan kepalanya sembari mengelus rambut eva dengan penuh kasih. eva pun bangkit dari duduknya dan berjalan mengampiri ibunya. ia bersimpuh di kedua kaki orang yang sudah melahirkannya dengan perasaan bersalah yang teramat dalam. "Maafkan eva ayah, maafkan eva mah. eva bukan anak yang baik untuk ayah dan mamah."

Dedy dan ayi terharu akan tindakan anaknya. mereka pun memaksa dengan lembut eva untuk bangun dan duduk di atas sofa tapi eva menggelengkan kepalanya. ia tetap memegang erat kedua kaki orang yang sudah ia kecewakan dalam hidupnya itu. "Tidak mah, yah. eva tidak pantas lagi jadi anak mamah dan ayah. eva sudah mempermalukan nama baik keluarga kita."

"Tidak sayang. kata siapa kamu mempermalukan keluarga kita! kamu dan bian sudah lama berhubungan dan bertunangan, wajar saja jika kalian melewati batasan kalian dalam berhubungan. selama bian mencintai kamu dan bertanggung jawab terhadap kesalahan kalian, kamu sama sekali tidak mempermalukan keluarga kita. kamu anak terbaik untuk ayah dan mamah dan ayah sangat.. bangga sama kamu.."

Eva terisak dengan lirih. ia memeluk ayahnya dengan erat. "Maafkan eva ayah.." Dedy tersenyum haru dan mengangguk. ia mengusap rambut anak nya dengan lembut sembari menghapus air mata yang keluar dari matanya.

"Tidak perlu kamu meminta maaf ayah memang sudah memaafkan kamu sayang." Eva mengangguk penuh rasa syukur dan bergumam Terima kasih ayah kemudian evalina memeluk tubuh mamah nya dengan sama eratnya.

"Maafkan eva mah." Ayi menghapus air matanya dan mengusap punggung eva dengan lembut.

"Mamah tidak pernah membenci kamu sayang. jadi mamah selalu memaafkan kamu. bangunlah nak. kasihan anak kamu dia pasti sesak jika kamu berlutut seperti ini." Ucap ayi melepaskan pelukan anaknya dan membantu evalina untuk duduk di tengah-tengah mereka.

"Baiklah. karena kita semua sudah berkumpul disini. jadi mari kita luruskan saja masalah yang selama ini sudah di alami oleh bian dan juga evalina anak saya." Dedy berucap setelah ia memastikan anak nya tenang dan tak lagi menangis dengan lirih. Stevano mengangguk dan mulai menceritakan semuanya dari awal kepada mereka . kadang ia bergantian cerita dengan dedy dan juga ibu dari masing masing anak ketika bian dan juga evalina menanyakan sesuatu kepada mereka.

"Begitu lah bian. papah tidak ada maksud apa-apa terhadap hubungan kalian. papah hanya ingin kamu sadar, bahwa hidup itu bukan hanya tentang lurus dan tenang saja. ada saat nya dimana kamu harus berkendara dan menemui jalan berbelok, ada juga jalan menanjak dan menurun yang curam bagaikan jurang. papah hanya mau kamu lebih memiliki kesadaran terhadap hidup kamu. papah tidak selamanya bisa hidup sehat, siapa tau besok papah kecelakaan dan meninggal di tempat, lalu kamu tidak peduli akan perusahaan dan memilih acuh begitu saja. bukan kah sama saja kamu menyia nyiakan apa yang sudah papah bangun dari nol bersama mamah kamu itu akan menjadi sia-sia. sama hal nya terhadap perasaan kamu yang terlalu tidak pedulian. kamu bisa saja menghancurkan kehidupan kamu sendiri suatu saat nanti."

Bian memijat kening nya yang sedikit pening dengan gerakan lambat. ia menarik nafasnya dalam-dalam sebelum menganggukan kepala.
" Baiklah aku paham sekarang. " ia menatap ayahnya dengan pandangan berjuta makna disana.

Tiba tiba saja bian memeluk tubuh ayah nya yang jarang sekali ia lakukan selama hidupnya, hal itupun membuat stevano tertegun dan membalas pelukan anaknya dengan senyuman merekah dibibirnya."Terima kasih pah. maaf jika selama ini aku selalu membenci kamu karena kesalah pahaman ini."

Stevano menepuk pundak anak nya dua kali sebelum ia melepaskan pelukan itu. "Tidak masalah nak. papah sangat mengerti dengan sikap kamu saat itu. papah pun akan melakukan hal yang sama persis seperti yang kamu lakukan saat ini jika ada seseorang yang berniat menyakiti mamah kamu." Stevano berucap dengan kedua mata yang menyala. Bian menaikan sudut bibirnya dan mengangguk.

Ayi dan rianti saling bertukar senyum simpul mereka. akhirnya sudah tidak ada sandiwara yang harus mereka perankan lagi disini.

"Karna permasalahan kita sudah selesai. jadi bagaimana kalo kita mulai membicarakan acara pernikahan mereka. di tambah lagi bukan kah eva akan segera melahirkan bulan depan. ?" Ucap rianti yang langsung di angguki oleh ayi.

"Betul. nah eva bagaimana kalo ......... " Eva hanya tersenyum mendengar antusiasme kedua orang tua di hadapannya. ia pun hanya bisa mengangguk dan tersenyum saat mamah nya dan mamah rianti merencanakan acara pernikahan ala desain mereka berdua dengan gembira.

Bian Merasa hati nya sangat hangat saat melihat senyuman tulus dari eva. dia bahkan ikut tersenyum dengan lebar saat melihat eva yang tertawa lebar dengan kedua wanita cantik yang sedang merencanakan acara pernikahan mereka.

Stevano dan juga dedy juga tidak mampu menyembunyikan kebahagiaan mereka saat melihat bian yang tersenyum dengan penuh perasaan menatap evalina. stevano yang merasa bangga terhadap putranya yang akhirnya bisa berubah. dedy yang merasa beruntung bahwa putri semata wayangnya begitu di cintai oleh laki-laki setia dan juga sangat penyanyang seperti bian.

********************

Eva tengah menatap foto dimana dirinya baru saja di tembak oleh Bian empat tahun yang lalu. di sana memang terlihat sangat jelas bahwa bian tidak memiliki perasaan apapun padanya. jika bukan karena perjodohan antara ayahnya dan juga papah vano, mungkin evalina hanya masih bisa menatap wajah tampan Bian stevano  dalam jarak jauh.

"Kamu sedang apa?" Tanya bian menyandarkan dagunya di pundak eva. sedangkan tangannya ia eluskan diatas perut buncit kekasihnya.

"Melihat foto pertama kita sebagai pasangan kekasih." Jawab eva melihatkan foto pertama dirinya dengan bian yang hanya menatap datar kearah kamera tanpa ekspresi.

Bian memandang tidak suka pada foto itu. "Hapus saja. kenapa masih disimpan.." Ucap bian terdengar tidak suka.

Eva terkekeh. "Kenapa harus dibuang!. ini kan foto pertama hari jadi kita. " Ucap eva memandang lagi foto itu dengan pandangan cinta.

Bian menarik wajah eva kesamping dan mengecup bibirnya sekilas. "Aku tidak suka sayang. disana aku benar-benar cuek sama kamu karena saat itu aku memang belum memiliki perasaan apapun terhadap kamu." Bisik bian menyesal.

Eva membalikan tubuhnya dan memeluk tubuh bian dengan erat. "Karena dari itu aku menyimpan fotonya baik-baik. foto ini akan menjadi bukti dan kenangan bagaimana mula hubungan kita. dan kamu juga harus selalu ingat bahwa akulah yang pertama kali mencintai kamu dari dulu. bukan, sangat mencintai...... kamu dari dulu."

Bian terkekeh dan mengangguk. ia mengecup lama dan dalam pucuk kepala eva dengan sayang. "Tapi sekarang. akulah yang sangat mencintai kamu melebihi kamu yang mencintai aku. " Eva mencubit perut bian dengan gemas dan membuat bian tertawa dengan lepas.





END.........






TERIMA KASIH UNTUK YANG SUDAH MEMBACA CERITA PENDEK INI. 😊😊😊

Short Story kali ini

CUKUP SAMPAI DISINI . Bye-Bye 😍  😉😉





enibahri.
6-6-20

True love (Bian) (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang