2%

10 7 0
                                    

Selamat Membaca💗

****

"Salsa Nal, Salsa kecelakaan!"

Detik itu jua, detak jantung Nala seakan tak berdenyut lagi. Rasanya ia tak memiliki tubuh, jiwanya melayang pergi.
__

"Dim, cepetan, gue mohon! Dim, gue takut Salsa kenapa-napa" Ucap Anala seraya memukul bahu Dimas berkali-kali.

Air mata Anala mengalir deras sedari tadi. Dia takut, sungguh takut.
Anala sangat takut jika Salsa pergi, dialah orang yang selalu ada buat Anala.

"Peluk, biar gak jatoh" Titah Dimas.

Anala terdiam sejenak, lalu menatap pemandangan belakangnya di spion milik Dimas.

Atma, Laki-laki itu berada di belakang mereka. Air mata Anala kembali menetes.

Dimas menggaskan motornya dengan tiba-tiba, untung saja Anala segera memeluk pinggangnya erat.

Tak lama kemudian, motot Dimas berhenti tepat di parkiran rumah sakit.

"Nal.." Panggil Dimas.

Anala masih memejamkan kedua matanya, ia masih memeluk erat pinggang Dimas. Dia takut, Dimas terlalu ngebut baginya.

Dimas menstandarkan motornya, lalu melepas helmnya. Dia lalu menengokan kepalanya pada Anala.

"Nal, kita udah sampe"

Anala langsung melepas pelukannya pada Dimas.

"Lo kok gak bilang sih kalo udah sampe" Sewot Anala setelah turun dari motor Dimas.

"Tadi gue udah bilang, barusan"

"Maksud gue kenapa bilangnya baru aja!?"

"Jadi...lo udah tau kalo kita udah sampe dari tadi?"

"Ya..yaa, ck lupain, Salsa ruang rawatnya dimana?"

"Bangau 2"

"Yaudah ayok!" Ucap Anala sambil menarik pergelangan tangan Dimas menuju ke pintu masuk rumah sakit.

Dimas tak dapat menahan senyumnya saat melihat lengannya di pegang oleh Anala.
__

Sesampainya di ruang bangau 2, langkah mereka terhenti tatkala Seorang dokter keluar dari ruangan tersebut.

"Dokter, gimana keadaan Salsa?"

Dokter itu menatap Anala sembari tersenyum.

"Sabar ya, teman kamu koma"

Dokter itu lalu pergi. Tiba-tiba saja Anala terjatuh, dia memegangi kepalanya yang tiba-tiba pusing.

"Nala" Panggil Dimas  dan langsung menggemgam telapak tangan kanan milik Anala.

"Gue harus gimana? Hiks hiks" Tangisan Anala pecah, dia tak kuat membendungnya.

Dimas mendekap Nala ke dalam pelukannya. Detik berikutnya, ia mengelus-elus bahu kanan milik Anala.

"Jangan di elus hiks hiks"

"Kenapa?"

"Lo nyentuh tali bra gue"

Dimas langsung melepas pelukannya pada Anala, dan bangkit dari jongkoknya. Dia mengalihkan pandangannya.

"Ma-maaf"

__

"Nal, lo gak di cariin orang tua lo?ini udah tengah malem Nal"

Anala mengangkat wajahnya, menatap Dimas.

MantanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang