~×~
Setelah mengantar Aca pulang. Eja juga pulang. Sejujurnya dia bimbang akan keputusannya. Apakah eja harus meminta maaf duluan atau menunggu orangtuanya sadar dengan kesalahannya?
Eja mengambil nafas dalam-dalam dan memejamkan matanya sejenak. Sungguh, ini baru pertama kali Eja bimbang akan keputusan.
Saat memasuki rumah, Eja di buat terkejut sekaligus bingung. Dia di suguhi pemandangan yang tidak biasa. Orangtuanya serta kakak laki-lakinya sedang berkumpul di ruang tamu.
Bagaimana bisa mereka menghabiskan waktu tanpa gue? Batin Eja.
Eja acuh dengan keadaan di sekitarnya. Memilih berjalan dengan tatapan lurus dan wajah dingin.
"Agreza. Papa mau bicara sama kamu" ucap papa Bagas dengan suara khas baritonnya.
Eja berhenti. Melirik sekilas ke arah orangtuanya.
Apa gue harus nurut sama papa?
Eja ingat dengan kata-kata Aca. Dia tidak mau merasa kesepian terus-menerus. Bagiamana pun caranya, Eja akan mengubah takdir hidupnya. Namun, apa benar manusia biasa bisa mengubah takdir yang sudah di gariskan oleh tuhan?
Siapa yang tau? Selama kita berusaha dan berdoa...nothing is impossible. Tuhan juga akan menimang-nimang usaha seseorang, pantas atau tidak untuk di kasih kepastian atau kepalsuan.
Eja nurut, berjalan ke arah papanya, masih dengan tatapan dingin seperti biasa.
"Mau ngomong apa?" Tanya Eja sedikit tidak sopan.
Kakak laki-lakinya hanya melirik kedua orangtuanya dan Eja secara bergantian. Menilai sikap Eja yang tidak sopan membuatnya geram. Tapi dia tau, Eja seperti ini juga karena orangtuanya.
"Duduk dulu sini" ucap papa Bagas sedikit lembut, menepuk sofa kosong di sampingnya.
Eja berjalan dan duduk di samping papanya. Dia bingung harus berbuat apa di saat keadaan canggung seperti ini.
"Maaf" ucap papa Bagas melemah. Menunduk dan meremat jari-jarinya.
Eja menoleh ke arah papanya. Menatap dengan pandangan yang tidak bisa di jelaskan. Terlalu bingung akan sikap papanya yang mudah berubah-ubah. Sejujurnya, Eja nggak terlalu tau sifat papanya. Karena jarang berkumpul, mereka juga jarang menyapa satu sama lain.
"Maaf selama ini papa nggak punya waktu buat berkumpul sama kalian. Terutama sama kamu" ucap papa Bagas.
Eja bingung. Entah ini betulan atau hanya alibi papanya agar Eja bisa merubah sikapnya yang buruk.
KAMU SEDANG MEMBACA
Synesthesia Syndrome
Teen Fiction[AKAN DI REVISI SETELAH END] "Promise me. Don't go again, Asalia" -Agreza Arsenio "I promise. I Will not go again Agreza" -Asalia Alexander. *** Potongan kisah yang menjadi satu membentuk rasa rindu. Kenangan masa lalu yang menghantui gadis di umur...