satu

673 58 3
                                    

"Kim Seungmoooo," panggil seorang tuan dengan pipi penuh bercak kecoklatan bernama Felix.

Yang dipanggil menoleh lalu memberikan senyuman pada orang memanggilnya, "Ada apa, Lix?"

Felix menyodorkan sebuah poster kepada Seungmin, "Mau ikut?"

Seungmin menatap lama poster itu kemudian menatap Felix dan poster itu bergantian, "Gak deh."

Felix menghela nafas begitu mendengarkan jawaban dari temannya itu. 

"Seung."

Seungmin membalas dengan sebuah dehaman kemudian ia menatap Felix jengah.

"Jangan lupa, ada dia loh di sana."

Seungmin menaikkan sebelah alisnya ketika mendengar kalimat itu. Dan dalam hati ia pun mulai berdebat dengan dirinya sendiri.

Haruskah ia ikut organisasi itu?

Felix tersenyum melihat temannya yang kini tampak memikirkan ajakannya, "Ya sudah deh. Kalau kamu gak mau ikut aku gak maksa kok."

Seungmin mengigit pipi dalamnya ketika melihat Felix berjalan menjauh.

Bisa dekat dengan orang yang ia sukai adalah sebuah khayalan yang hanya bisa ia imajinasikan saat malam sebelum tidur.

Seungmin mulai tidak bisa berkonsentrasi pada tugas yang sedari tadi ia kerjakan.

Setelah lama berdebat dengan dirinya sendiri, ia pun segera merapikan buku serta peralatan tulisnya.

Seungmin memutuskan untuk melanjutkan tugasnya di kelas saja. Perpustakaan yang hening hanya membuatnya semakin memikirkan perkataan Felix.

Begitu kakinya menapak di dalam kelasnya, ia melihat beberapa anak kelasnya terdiam.

"Seungminnnn."

"Hei, Kim."

Seungmin menghela nafas ketika beberapa anak kelasnya berjalan sembari membawa buku mereka mendekatinya.

Pasti mau meminta jawaban, batin Seungmin.

"Lo gak ikut organisasi itu?"

Seungmin sontak menoleh ke teman sekelasnya yang barusan bertanya itu.

"Lo tau dari mana organisasi itu buka pendaftaran?" tanya Seungmin kemudian mengerutkan keningnya.

Salah satu teman sekelasnya membawakan sebuah poster kemudian meletakkan poster itu di atas meja Seungmin.

"Tadi ketuanya yang alumni sekolah ini datang untuk menyebarkan poster," ucap temannya itu.

Seungmin membolakan matanya kemudian segera berlari menuju balkon sekolahnya yang menghadap langsung ke gerbang sekolah.

Kakinya berhenti ketika matanya menangkap tiga orang tuan berdiri di bawah pohon dekat gerbang sekolah.

Seungmin merogoh saku celananya dan mengeluarkan gawainya dan langsung menelepon seseorang.

"Kok gak bilang?" tanya Seungmin ketika telepon itu tersambung.

Yang berada di seberang telepon menghela nafas, "Adek ini kebiasaan ya. Sapa dulu gitu baru main cerocos."

Seungmin merotasikan bola matanya ketika mendengar omelan Kakaknya itu, "Bang Wonpil, jelasin kenapa Abang ke sekolahan."

TO BE CONTINUE

abangchan ( CHANMIN )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang