Chapter 9

126 57 8
                                    

Jika aku tahu cinta membuat orang menjadi buta, maka lebih baik aku tak mengenal cinta
-Devano Alatas

Author tepuk jidat🤦

Pengakuan Desta dan Nela dalam waktu yang bersamaan membuat Devan muak dengan segalanya. Hari ini Devan tidak ingin keluar kamarnya.

Macam cewek pms

Tok tok tok

"Devan... Keluar nak. Kamu nggak ke sekolah?"

Hening

Rahma dibuat bingung olehnya. Ada apa dengan anaknya ini.

Tok tok tok

Sekali lagi. Rahma mencoba mengetuk pintu kamar puteranya. Lagi. Tak ada jawaban.

Ceklek

Terkunci.

Rahma tak putus asa. Ia mencoba lagi.

Tok...

Ceklek

"Ada apa, Buk?" Devan keluar dengan muka bantalnya.

"Kamu nggak ke sekolah?"

"Aku nggak enak badan, Buk."

Rahma menempelkan punggung tangannya di dahi Devan, tidak panas. Di leher, tidak juga.

Setelahnya Devan masuk ke kamarnya. Rahma dibuat bingung lagi oleh puteranya itu.

Apa yang terjadi? Apa ada sesuatu yang disembunyikan oleh Devan? Atau, jangan-jangan... Ini ada sangkut pautnya sama Desta, batinnya.

Rahma memutuskan kembali ke dapur melanjutkan acara memasaknya. Ia harus tahu apa yang terjadi.

Toko?

"Bagaimana dengan toko kue? Aku akan buka setengah hari."

..........

Saat ini Rahma sedang berada di toko kuenya. Raganya ada di sana tapi pikirannya ada di tempat lain.

Ia terus saja memikirkan anaknya. Apa yang terjadi? Apa yang sedang dihadapi oleh anaknya.

Ting

Suara lonceng pertanda ada pelanggan membuyarkan lamunan Rahma.

Rahma menghampirinya.

Tunggu.

Sepertinya, ia mengenal perempuan itu.

"Nela," sapanya tak yakin.

"Eh, hai, buk," sapa Nela balik, kikuk.

"Kamu bolos?" Tanya Rahma karena Ia melihat Nela menggunakan seragam lengkap.

"I-iya."

SAD BOY(Slow Update)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang