「2」

4K 591 225
                                    

Malam ini, pantai yang di kunjungi yuta beberapa hari yang lalu akan mengadakan pesta.

Tentu saja itu menarik perhatian yuta ketika mendengarnya. Ia berniat mengajak mark untuk menemaninya di pesta itu.

"Aku akan pergi ke pantai nanti malam, mereka akan mengadakan pesta" ucap yuta sambil mendudukkan dirinya disamping ibunya.

Irene—sang ibu menatap yuta tajam. Ia memang sensitif dengan kata 'pesta'. Ia takut jika putranya berbuat macam macam ditengah pesta.

"Untuk apa? Kau ingin mabuk mabukan seperti mantan ayahmu huh?!" Nada irene terdengar tinggi, wanita itu masih menatap nyalang putranya.

Yuta menghela nafas, ia bergelayut manja di lengan ibunya sembari merengek agar wanita itu mengizinkannya pergi.

"Ibuu... Aku akan pergi bersama mark"

Tatapan irene pada putranya luluh ketika mendengar nama mark keluar melalui mulut yuta. Ia percaya pada pemuda bule itu, selama yuta bersama mark, maka putranya tidak akan berani berbuat macam macam.

"Baiklah, tapi berjanjilah kalau kau tidak akan mabuk mabukan hm?" Irene tersenyum, lalu mengusap surai milik yuta.

Layaknya anak kecil, yuta mengangguk semangat. Ia mengarahkan jari kelingkingnya pada irene, irene terkekeh, lalu menautkan jari kelingkingnya dengan milik putranya.

"Aku janji" yuta memeluk irene erat, dan mendaratkan ciuman kecil di pipi sang ibu.

Setelah memberikan ciumannya pada sang ibu, yuta pamit untuk pergi menemui mark. Jarak rumahnya dan mark berhadapan, ia melangkahkan kakinya menuju rumah bercat hijau tersebut, lalu mengetuk pintunya cukup keras.

TOK! TOK! TOK!

"Mark! Ini aku!" Teriak yuta kepada si pemilik rumah.

CEKLEK

Munculah mark dengan rambutnya yang acak acakan. Pemuda bule itu menguap, sepertinya ia tengah tidur siang, dan terbangun dari tidurnya akibat yuta mengetuk pintu rumahnya cukup kencang.

"Ya?! Kenapa kau mencariku di siang bolong begini?" Ucap mark dengan wajah kesalnya pada yuta.

"Pantai yang kita datangi hari itu akan mengadakan pesta, aku ingin kau menemaniku di pesta itu" balas yuta tanpa rasa bersalah dengan perbuatannya tadi.

Mark kembali menguap, hampir saja ia tertidur dengan posisi berdiri kalau saja yuta tidak menjitak dahinya cukup keras.

"Kau dengar tidak?!" Bentaknya pada mark.

"Ya ya! Aku mendengarnya. Jam tujuh kau harus menjemputku" 

"Baiklah, sampai jumpa nanti malam" yuta tersenyum lebar sambil memberi mark acungan jempol, lalu kembali menuju rumahnya.

---

Yuta terlihat tidak menikmati pestanya. Berbeda dengan mark, pemuda itu tengah asik memakan semangkanya ditemani bubur acar disampingnya.

Musik yang dimainkan oleh sang dj pun tidak membuat yuta bersemangat. Ia menghela nafas, beranjak dari duduknya, hendak menenangkan dirinya dari kerumunan orang yang tengah menikmati pesta.

"Aku pergi sebentar" ucapnya pada mark.

Mark hanya mengangguk, pandangannya tidak lepas dari semangka yang ada ditangannya, sementara mulutnya terus mengunyah.

Dermaga adalah tujuan yuta saat ini. Ia mendudukkan dirinya dipinggir susunan kayu itu, sambil mencelupkan kakinya di air laut yang dingin.

"Ya tuhan!" Yuta menarik kakinya ketika melihat sesuatu yang melintas didalam air. 

Jantungnya berdegup kencang, yuta memberanikan dirinya untuk melihat kearah air, matanya membulat ketika melihat sesosok mahkluk yang berenang ke permukaan.

"Demi kolor mark! Siapa kau?!" Yuta hampir terjengkang ketika sosok itu memperlihatkan wujudnya.

Sosok itu tersenyum, ia berenang mendekat, tangan putihnya menyentuh dermaga, mencoba mengajak yuta berbicara dengannya.

"Mendekatlah, aku tidak menggigit" ucapnya lembut kepada yuta.

Perlahan yuta mendekat kearah mahkluk itu, ia menundukkan wajahnya, guna menatap mahkluk itu.

"K-kau... Siapa?" Tanya yuta gugup, takut jika mahkluk ini akan berubah wujud seperti di film bajak laut yang pernah ia tonton.

"Aku adalah merman yang kau lihat di tumpukan karang hari itu" jelas mahkluk itu pada yuta.

"Ahahahaha... Jangan bercanda, kau pasti salah satu dari pengunjung pantai kan? Kau hanya berpura pura menjadi duyung" Yuta terkekeh ketika mendengar pengakuan mahkluk itu, tentu saja ia tidak mudah percaya.

Namun tawa yuta terhenti ketika mahkluk itu memperlihatkan wujudnya lebih jelas lagi. Tubuhnya telanjang dari dada hingga pinggang, sementara dibagian bawah terlihat ekornya yang begitu jelas dari cahaya bulan yang mengenai air laut.

Bohong jika yuta tidak terpesona dengan penampilan mahkluk itu. Wajah cantik disertai tubuh putih yang tidak tertutupi kain itu terlihat indah dimata yuta.

"Bagaimana? Sudah percaya?"

Yuta mengangguk, rasa takutnya hilang begitu saja.

"Kau... Tidak takut ditangkap oleh manusia?" Tanya yuta seraya mendudukkan dirinya lagi dipinggir dermaga.

"Aku memang takut dengan manusia, tapi aku tidak takut untuk mendekati manusia tampan sepertimu" godanya sambil mengedipkan sebelah matanya.

Oh! Yuta merasa jantungnya berdetak kencang. Inikah rasanya ketika dirayu oleh bangsa duyung?

"Namaku dong sicheng" mahkluk itu mengulurkan tangannya pada yuta.

Dengan ragu yuta membalas uluran tangan tersebut. Dingin, itulah yang yuta rasakan ketika menyentuh tangan mahkluk itu.

"Namaku nakamoto yuta, senang bisa bertemu denganmu sicheng" balas yuta disertai senyumannya, tanpa aba aba ia mengecup tangan dingin milik sicheng.

"Yutaa! Kau dimana?!"

Samar samar yuta mendengar suara mark yang meneriakkan namanya. Hal itu membuat sicheng panik, segera ia menarik tangannya dari yuta dan menenggelamkan dirinya ke dalam air.

"Hey!"

Yuta menoleh ketika sicheng memanggilnya, mahkluk itu memunculkan dirinya kembali ke permukaan.

"Simpan rahasia ini, jangan beritau temanmu" ucap sicheng, lalu hilang dibalik birunya air laut.

"Jangan khawatir manis, aku akan menyimpannya dengan baik" gumamnya sambil tersenyum menatap air laut.

.

.

.

TBC

Under The Sea •yuwin•Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang